Purbaya Tanggapi Fenomena Dana Mengendap di Banyak Daerah: Habisin Duit Itu, Tapi dengan Benar

Bagi Purbaya, anggaran bukan hanya deretan angka di atas kertas, melainkan wujud tanggung jawab moral dan keberanian politik.

Tribunnews/Nitis
BEKINGAN MENKEU PURBAYA -- Purbaya Yudhi Sadewa saat jadi Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengaku belum bisa berpendapat, menyoal usulan dua nama calon wakil ketua LPS yang sudah diserahkan Presiden RI Prabowo Subianto kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 
Ringkasan Berita:
  • Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa angkat bicara di hadapan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senin (3/11/2025)
  • Ia turut membahas soal dana mengendap
  • Bagi Purbaya, anggaran bukan hanya deretan angka di atas kertas, melainkan wujud tanggung jawab moral dan keberanian politik.

 

BANGKAPOS.COM -- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa angkat bicara di hadapan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Senin (3/11/2025).

Ia mengatakan kebijakannya memangkas anggaran sejumlah kementerian dan pemerintah daerah sempat menimbulkan ketersinggungan.

Hal itu disampaikannya di hadapan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam suasana ruang rapat di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (3/11/2025).

Baca juga: Sosok & Kronologi Arjuna Tewas Dianiaya di Masjid Agung Sibolga, Dituduh Curi Kotak Infaq

Purbaya mengakui bahwa keputusan tersebut memang sempat menimbulkan rasa tersinggung di beberapa pihak, baik di tingkat kementerian maupun di daerah.

Ia memahami bahwa pemangkasan anggaran kerap dipersepsikan sebagai bentuk ketidakpercayaan pemerintah pusat terhadap lembaga atau daerah tertentu.

Namun, menurutnya, langkah itu bukan semata penghematan, melainkan dorongan agar setiap institusi benar-benar bekerja secara efektif dan bertanggung jawab dalam menggunakan uang rakyat.

“Jadi kalau ada daerah yang tersinggung, saya mohon maaf,” ujar Purbaya dengan nada lugas namun tenang.
“Tapi ya kerja yang benar lah. Habisin itu duit. Kita manfaatkan, maksimalkan uang yang ada.”
Safari Anggaran dan Tuduhan Intervensi

Dalam penjelasannya, Purbaya juga menyinggung aktivitasnya selama beberapa bulan terakhir yang ia sebut sebagai “safari anggaran” serangkaian kunjungan ke berbagai kementerian untuk memantau langsung serapan belanja negara.

Namun, niat baik itu justru sempat disalahartikan oleh sebagian pihak.

“Ada yang bilang saya intervensi kebijakan kementerian lain,” ucapnya sembari tersenyum tipis.
“Padahal saya cuma datang, tanya: program Anda apa? Habisin uangnya. Apa yang bisa saya bantu?”

Menurut Purbaya, kedatangannya bukan untuk mengatur teknis kerja kementerian lain, melainkan memastikan bahwa dana publik yang sudah disetujui benar-benar digunakan.

Ia menekankan, setiap rupiah dari APBN harus kembali ke masyarakat dalam bentuk pembangunan nyata, bukan sekadar angka yang diam di rekening pemerintah.

“Kalau uangnya nganggur, satu, saya tetap bayar bunga untuk uang yang enggak dipakai,” jelasnya dengan nada kecewa.

“Kedua, ekonomi lagi susah, enggak kedorong. Jadi sama saja kita nyusahin diri sendiri.”

Purbaya mengakui, pendekatan tegasnya membuat sebagian kalangan di kementerian merasa tidak nyaman.

“Habis itu, kayaknya di beberapa kementerian sudah mulai sebel sama saya,” ujarnya sambil tersenyum kecil, menandakan bahwa ia tak terlalu ambil pusing dengan cibiran tersebut.

“Biar saja. Tugas saya kan memang itu memastikan uang rakyat dipakai dengan benar.”

Sikapnya yang blak-blakan itu menggambarkan gaya kepemimpinannya yang transparan dan result-oriented. Ia ingin para pengelola anggaran berhenti bermain aman dan mulai fokus pada hasil nyata, bukan hanya laporan administratif.

Dana Mengendap di Daerah

Selain kementerian, Purbaya juga menyoroti fenomena dana mengendap di pemerintah daerah. 

Berdasarkan hasil pemantauan Kementerian Keuangan, masih terdapat banyak anggaran daerah yang menumpuk di kas, padahal dana tersebut seharusnya sudah berputar di masyarakat melalui program pembangunan dan pemberdayaan ekonomi lokal.

“Habis saya lihat, daerah juga sepertinya masih banyak uang yang bisa dimanfaatkan di sana,” ujarnya.
“Saya bukannya sentimen sama daerah. Justru saya ingin mereka belanjakan lebih cepat supaya ekonominya jalan, sinkron dengan kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah pusat.”

Bagi Purbaya, anggaran bukan hanya deretan angka di atas kertas, melainkan wujud tanggung jawab moral dan keberanian politik.

Setiap dana yang tidak digunakan, katanya, sama saja dengan kesempatan yang hilang untuk menyejahterakan rakyat.

Menutup pernyataannya di hadapan para anggota DPD, Purbaya tampak tenang namun tegas. Sorot matanya tajam, seolah ingin menegaskan kembali filosofi yang selama ini ia pegang sebagai menteri pengelola keuangan negara.

“Habisin itu duit, tapi dengan benar. Karena yang kita kelola ini bukan uang saya, bukan uang Anda, tapi uang rakyat. Dan uang rakyat itu harus bekerja,” pungkasnya.

(Bangkapos.com/Tribun Trends/Tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved