Sosok Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Bungkam Usai Terjaring OTT, Dulu Viral Beli Lahan Makam
Sugiri Sancoko lahir 26 Februari 1971, ia adalah Bupati Ponorogo yang menjabat pada periode periode 2021–2024.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Sugiri terjaring operasi tangkap tangan (OTT), ia tiba di gedung KPK pada Sabtu (8/11/2025) pagi sekitar pukul 08.10 WIB
- Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan adanya operasi tangkap tangan tersebut.
- Hingga kini, KPK belum mengumumkan secara resmi barang bukti yang disita maupun status hukum Sugiri Sancoko dan pihak lainnya.
BANGKAPOS.COM -- Sosok Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko bungkam usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT).
Sugiri tiba di gedung KPK pada Sabtu (8/11/2025) pagi sekitar pukul 08.10 WIB, dengan pengawalan ketat dari petugas KPK dan kepolisian.
Mengenakan pakaian serba hitam dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, Sugiri berjalan cepat melewati kerumunan wartawan tanpa menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan.
Baca juga: Isu Perselingkuhan Hamish Daud dan Sabrina Alatas, Ini Klarifikasi Lengkap Sang Suami Raisa
Ia hanya terlihat mengatupkan kedua tangan dan menunduk, sebelum masuk ke ruang pemeriksaan lantai dua untuk menjalani pemeriksaan lanjutan.
Sugiri tidak datang sendirian. Ia tiba bersama enam orang lainnya yang juga diamankan dalam operasi senyap di wilayah Ponorogo, Jawa Timur, pada Jumat malam (7/11/2025).
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan adanya operasi tangkap tangan tersebut.
“Dalam kegiatan tangkap tangan di wilayah Ponorogo, hingga Jumat malam, tim berhasil mengamankan 13 orang,” kata Budi kepada wartawan, Sabtu (8/11/2025).
Namun, Budi menjelaskan, tidak semua yang diamankan dibawa ke Jakarta.
“Tujuh orang di antaranya pagi ini dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan,” ujarnya.
Dugaan sementara, operasi tangkap tangan ini berkaitan dengan praktik suap dalam mutasi dan promosi jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
Hingga kini, KPK belum mengumumkan secara resmi barang bukti yang disita maupun status hukum Sugiri Sancoko dan pihak lainnya.
Sesuai ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), KPK memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan dalam operasi tersebut.
Sosok Sugiri Sancoko
Mengutip dari Tribunnews, Sugiri Sancoko lahir 26 Februari 1971, ia adalah Bupati Ponorogo yang menjabat pada periode periode 2021–2024.
Pasangan Sugiri Sancoko – Lisdyarita yang diusung PDIP, PAN, PPP, dan Hanura memenangkan Pemilihan umum Bupati Ponorogo tahun 2020 dengan perolehan suara sebanyak 352.047 suara atau 61,7 persen.
Sugiri menginisiasi pembangunan mega proyek Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) yang bertempat di Gunung Gamping, Sampung, Ponorogo yang dimulai di tahun 2022 serta dicanangkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sugiri populer karena figurnya sebagai Bupati Merakyat.
Hal ini dibuktikan dengan simbol Semut Ireng yang banyak digunakan partisipan ketika kampanye 2020 yang menggambarkan bahwa Sugiri diusung rakyat banyak.
Dalam bertugas, seringkali Sugiri turun langsung ke lapangan dan menemui warganya secara langsung.
Ia juga memiliki panggilan unik kepada rakyatnya, yaitu "Frenn/prenn" (dalam bahasa Inggris: Friend) yang berarti teman.
Sugiri lahir di Dusun Darat, Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung, Ponorogo.
Sugiri berasal dari keluarga petani dan dibesarkan oleh pasangan (alm) Bapak Sinto dan (almh) Ibu Situn.
Putra ke-6 dari ke-7 bersaudara tersebut lahir di Ponorogo, 26 Februari 1971.
Di tahun 2000, Sugiri menikah dengan Susilowati dan dikaruniai tiga orang anak (Jian Ayune Sundul Langit, Lintang Panuntun Qolbu, dan Gibran Cahyaning Pangeran).
Ketiga nama anak Sugiri terbilang cukup unik lantaran ia menggunakan pendekatan idiosinkratis dalam penamaannya.
Putri sulungnya, Jian Ayune Sundul Langit, pernah menjadi sorotan warganet lantaran namanya yang tak biasa.
Tokoh Ponorogo ini memiliki panggilan akrab “Kang Giri”. Ia meniti karir sebagai wartawan dan pengusaha reklame.
Di tahun 2009-2014 menjadi anggota DPRD Jatim dan diperpanjang lagi di tahun 2014-2015.
Di periode keduanya, Sugiri tidak menuntaskan jabatan dewan karena didorong maju ke Pilkada Ponorogo 2015, namun tidak memenangkan pemilihan.
Selama tidak menjabat, Sugiri pergi ke Aceh.
Di sana, ia bertani jagung bersama beberapa rekan dari Jawa Timur. Berhenti dari bertani jagung, muncul tawaran untuk menetap di Sumatera.
Sugiri sempat dipinang untuk menjadi calon Wakil Bupati Banyuasin di Sumatera Selatan yang banyak dihuni transmigran asal Ponorogo.
Viral beli lahan makam
Sugiri atau Kang Giri merogoh kocek pribadi usai viral warganya di Desa Wates Kecamatan Slahung gotong jenazah melewati sungai.
Padahal secara infrastruktur tidak ada kerusakan.
Sugiro dengan keikhlasannya memakai uang demi membeli lahan makam untuk warganya.
Pantauan di lokasi, penyerahan dilakukan oleh Kang Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo.
Kang Giri memilih untuk merogoh dana pribadi dan saweran kepada orang terdekatnya.
“Kalau menggunakan APBD lama. Akhirnya saweran mawon (saweran saja). Pakai APBD kesuwen (kelamaan),” ungkap Kang Giri, dikutip dari Tribun Jatim, Rabu (23/4/2025).
Lahan yang dibeli seluas 868 meter per segi. Lahan tersebut merupakan lahan milik Lukas Kamsari warga Dukuh Bukul, Desa Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
“Kemarin memang sempat viral ya nduk. Namun kita tidak bisa menjawab begitu viral terus hari itu ada solusi,” kata Kang Giri ketika dikonfirmasi di lokasi.
Sehingga, jelas dia, dilakukan rembukan bersama Camat, kepala Desa, dan tokoh masyarakat. Sempat terbersit ide dibangun jembatan dari Desa Wates ke Desa Tugurejo dimana lokasi makam.
“Tetapi tentu masih butuh waktu, perencanaan dan lain-lain. Alternatifnya biar juga independen saudara-saudara saya di bukul punya makam sendiri maka kita lakukan cari tanah yang ikhlas dapat punyanya pak Lukas Kamsari,” tegasnya.
Hingga, dilakukan saweran. Menurutnya jika menunggu APBD prosesnya sulit dan lama.
“Waktu itu, ayo urunan waktunya pendek. Tidak sekedar menjawab viral memang kebutuhan masyarakat butuh makam,” tegasnya.
“Untuk luas lahan ada 800 meter per segi lebih. Yang penting cukup. Dan makam ini dinamakan astana bukul,” pungkasnya.
(Tribunnews/Kompas.com/Bangkapos.com)
| Harga Bensin di Jepang Turun, Pemerintah Hapus Pajak Sementara Mulai Akhir 2025 |
|
|---|
| Dua Pemuda Hilang Saat Demo di Jakarta Ditemukan Tinggal Kerangka di Gedung ACC Kwitang |
|
|---|
| Daftar Aset Sandra Dewi dan Harvey yang Dilelang Terkait Kasus Korupsi Timah, Siapa Berminat? |
|
|---|
| Sosok Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di-OTT KPK Terkait Kasus Promosi Jabatan, Hartanya Rp6 M Lebih |
|
|---|
| Contoh 20 Prompt Gemini AI Foto Olahraga Sepeda, Padel, Lari, Sepak Bola dan Renang, Tinggal Copas! |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251107-Bupati-Ponorogo-Sugiri-Sancoko.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.