Bahaya, Anggur Program Makan Bergizi Gratis di Sukoharjo Ditemukan Mengandung Sianida

Anggur dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) Sukoharjo terdeteksi mengandung sianida. Dinas Pangan telusuri penyebab dan tarik seluruh distribusi

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Tribunnews.com
ANGGUR SIANIDA - Ilustrasi tumpukan nampan program Makan Bergizi Gratis. Terbaru viral kabar ada menu MBG yang anggurnya mengandung sianida. 

Pemprov juga membuka posko pengaduan MBG agar masyarakat dapat melapor jika menemukan menu atau bahan pangan yang diduga berbahaya.

Aduan dapat disampaikan melalui hotline 0811-2622-000 atau Call Center JNN di 150945.

Kasus Ini Jadi Peringatan Nasional Soal Keamanan Pangan Sekolah

Kasus anggur beracun di Sukoharjo kini menjadi peringatan bagi seluruh daerah pelaksana program MBG di Indonesia.

Pemerhati pangan menilai, insiden ini menunjukkan masih lemahnya rantai pengawasan dari hulu ke hilir, terutama dalam pengadaan bahan pangan impor.

Ahli keamanan pangan dari BRIN, Dr. Nurhadi Wibowo, menilai bahwa kandungan sianida pada buah bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari pestisida, penyimpanan tidak higienis, hingga proses pencucian yang tidak tepat.

“Sianida dalam jumlah kecil bisa saja muncul secara alami pada beberapa jenis buah, namun jika kadar mencapai 30 miligram, itu sudah menunjukkan adanya kontaminasi kimia dari luar. Pemerintah perlu memperketat uji mutu sebelum distribusi,” ujarnya saat dihubungi, Sabtu (8/11/2025).

Pemprov Jateng Perkuat Edukasi Gizi Aman dan Program B2SA

Selain pengawasan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga gencar melakukan edukasi gizi B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) kepada sekolah dan masyarakat.

Program ini berjalan beriringan dengan kampanye “Stop Boros Pangan” serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemantauan kualitas makanan.

“Kami ingin masyarakat, terutama orang tua, ikut mengawasi dan memberi masukan terhadap pelaksanaan MBG. Ini bukan hanya program pemerintah, tapi program bersama untuk generasi sehat dan cerdas,” ujar Luthfi.

Antara Niat Baik dan Tantangan Lapangan

Program Makan Bergizi Gratis sejatinya dirancang untuk melawan masalah gizi buruk dan menekan angka stunting di Indonesia.

Namun, kasus di Sukoharjo menjadi pengingat bahwa niat baik saja tidak cukup tanpa pengawasan ketat dan transparansi penuh.

Dinas Pangan Sukoharjo memastikan hasil laboratorium akan segera diumumkan dalam waktu dekat.

Sementara itu, seluruh stok buah anggur dari pemasok yang sama telah ditarik dari peredaran untuk mencegah risiko serupa.

“Kami ingin memastikan setiap menu MBG benar-benar aman sebelum sampai ke tangan anak-anak,” tegas Endang Tien menutup keterangannya.

 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved