Balita Hilang di Makassar Ditemukan di Jambi, Terungkap Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam

Polisi tangkap dua pelaku penculikan Bilqis di Jambi. Balita asal Makassar dijual Rp80 juta ke Suku Anak Dalam, kini berhasil diselamatkan

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Tribun Jambi/ Heru Pitra
PELAKU PENCULIK BILQIS - Kasus penculikan anak yang sempat menggemparkan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akhirnya terungkap setelah operasi lintas provinsi dilakukan oleh aparat kepolisian. 

Polisi menduga ada rantai panjang sindikat perdagangan anak di balik kasus ini.

Polisi Dalami Dugaan Jaringan Perdagangan Anak

Pihak Polrestabes Makassar menegaskan bahwa semua pelaku akan dibawa ke Makassar untuk menjalani proses hukum.

Penyidik juga tengah mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain yang berperan sebagai perantara atau pembeli.

“Kami akan menelusuri sejauh mana keterlibatan para pelaku, termasuk pihak yang membeli maupun memperdagangkan anak korban,” ujar seorang penyidik Polrestabes Makassar.

Pihak kepolisian juga bekerja sama dengan Bareskrim Polri dan Kementerian Sosial untuk mengurai jaringan ini, termasuk kemungkinan hubungan dengan kasus serupa di daerah lain.

Kasus ini mendapat perhatian luas dari masyarakat. Di media sosial, tagar #JusticeForBilqis sempat menjadi trending, menuntut agar para pelaku dihukum seberat-beratnya.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyatakan keprihatinannya dan meminta aparat menindak tegas semua pihak yang terlibat dalam eksploitasi anak.

Meningkatnya Kasus Perdagangan Anak di Indonesia

Data dari Kementerian Sosial menunjukkan bahwa sepanjang 2024–2025, tercatat lebih dari 280 kasus perdagangan anak di Indonesia.

Data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIGA) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mencatat 220 anak sebagai korban perdagangan manusia untuk tahun 2024 (data diakses hingga Mei 2024).

Kasus pada 2025: Laporan lain menyebutkan 189 kasus TPPO di 2025, dengan mayoritas korban adalah anak dan perempuan

Motif ekonomi masih menjadi alasan utama, diikuti oleh eksploitasi tenaga kerja dan adopsi ilegal.

Lembaga pemerhati anak menilai bahwa lemahnya pengawasan di tingkat masyarakat serta maraknya penggunaan media sosial untuk mencari korban menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus serupa.

Anak bisa hilang dalam hitungan menit. Orang tua harus selalu waspada, dan masyarakat harus aktif melapor jika melihat kejadian mencurigakan

Hingga berita ini ditulis, pihak Polrestabes Makassar bersama Polda Jambi masih melakukan pengembangan untuk mengungkap siapa pembeli terakhir dan bagaimana rantai perdagangan ini beroperasi.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved