Sosok Victor Rachmat Hartono, Bos Djarum Terseret Kasus Korupsi Pajak, Kini Dicekal ke Luar Negeri
Victor Rachmat Hartono lahir pada 11 Februari 1972, ia adalah putra sulung dari pasangan Robert Budi Hartono dan Virginia Suryaatmadja.
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Dedy Qurniawan
Ringkasan Berita:
- Dirut PT Djarum Victor Rachmat Hartono dicekal ke luar negeri karena diduga terlibat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tax amnesty di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
- Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, membenarkan pencekalan tersebut.
- Victor merupakan generasi ke-9 dari keluarga besar Hartono dinasti bisnis yang menjadi pemilik Grup Djarum dan pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA).
BANGKAPOS.COM -- Bos Djarum, Victor Rachmat Hartono, bersama empat orang lainnya terseret kasus korupsi pajak di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Mereka kini dicekal ke luar negeri oleh Dirjen Imigrasi atas permintaan Kejaksaan Agung.
Adapun empat orang lainnya yang dicekal ke luar negeri yakni Ken Dwijugiasteadi selaku mantan Dirjen Pajak; Karl Layman selaku pemeriksa pajak pada Direktorat Jenderal Pajak; Heru Budijanto Prabowo selaku konsultan pajak; dan Bernadette Ning Dijah Prananingrum Kepala Kantor Pajak Pratama (KPP) Madya Semarang.
Victor Rachmat Hartono bersama empat orang tersebut diduga terlibat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tax amnesty di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Melansir Kompas Tv, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, membenarkan pencekalan tersebut.
“Benar, Kejaksaan Agung sudah meminta pencekalan terhadap beberapa pihak tersebut,” ujar Anang pada Kamis (20/11/2025).
Baca juga: Polisi Akui Hubungan Gelap AKBP Basuki dan Dosen Untag, Sempat Bantah Ternyata Kumpul Kebo 5 Tahun
Anang menjelaskan pencegahan itu dilakukan dalam rangka penyidikan dugaan tindak pidana korupsi berupa upaya memperkecil kewajiban pembayaran pajak perusahaan atau wajib pajak tahun 2016–2020.
Sosok Victor Rachmat Hartono
Victor Rachmat Hartono lahir pada 11 Februari 1972, ia adalah putra sulung dari pasangan Robert Budi Hartono dan Virginia Suryaatmadja.
Victor merupakan generasi ke-9 dari keluarga besar Hartono, dinasti bisnis yang menjadi pemilik Grup Djarum dan pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA).
Keluarga Hartono dikenal sebagai salah satu keluarga paling berpengaruh dalam sejarah bisnis Indonesia.
Nama ayahnya, Budi Hartono, berulang kali dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia dan Asia Tenggara.
Lingkungan keluarga yang penuh dengan kultur kerja keras, kontrol manajerial yang ketat, dan tradisi bisnis lintas generasi, membuat Victor tumbuh dalam atmosfer yang sepenuhnya tidak biasa.
Sejak kecil, ia diperkenalkan pada nilai kedisiplinan, kerahasiaan keluarga, dan prinsip bisnis jangka panjang budaya khas Grup Djarum.
Meskipun berada dalam lingkaran elite yang sangat tertutup, Victor dikenal tidak hidup menonjol di ruang publik.
Baca juga: Sosok Haji Sutar Crazy Rich OKU Tersangka TPPU Narkoba Rp52 Miliar, Rumah Mewahnya Disegel BNN
Kehidupannya jauh dari sorotan, ia jarang memberikan pernyataan langsung kepada media.
Pendidikan, Bekal Akademik Bertaraf Internasional
Victor menunjukkan perjalanan akademis yang tidak hanya prestisius, tetapi juga relevan dengan perannya saat ini.
Ia menempuh pendidikan di beberapa institusi bergengsi di Amerika Serikat:
- Santa Barbara City College (1989–1991)
- University of California, San Diego (1991–1994) — Bachelor of Science Teknik Mesin
- Northwestern University, Kellogg School of Management (1996–1998) — Master of Business Administration (MBA)
Kombinasi teknik mesin dan manajemen bisnis tingkat tinggi memberi Victor modal intelektual yang jarang dimiliki para pengusaha generasi kedua.
UC San Diego dan Kellogg MBA adalah dua nama besar dalam dunia akademik global, menempatkannya pada level kompetensi internasional.
Di masa kuliahnya, Victor banyak berinteraksi dengan jaringan bisnis global dan bertemu para pendiri perusahaan teknologi baru.
Lingkungan inilah yang kelak membentuk orientasinya pada modernisasi bisnis keluarga secara lebih progresif.
Meniti Karier di Grup Djarum
Sekembalinya ke Indonesia, Victor tidak langsung tampil di permukaan.
Ia memulai peran dalam lingkaran internal perusahaan, mengelola beragam sektor operasional dan strategi bisnis.
Selama bertahun-tahun, ia berperan dalam berbagai unit usaha Grup Djarum sebelum akhirnya dipercaya menduduki posisi puncak sebagai Direktur Utama PT Djarum.
Peran Kunci dalam Diversifikasi Bisnis
Di bawah pengaruh dan arah pemikirannya, grup keluarga Hartono melakukan transformasi besar:
- Perbankan — Bank Central Asia (BCA)
Keterlibatan Grup Djarum sebagai pemegang saham mayoritas BCA menjadi langkah strategis yang menjadikan bank ini sebagai salah satu institusi keuangan paling stabil dan terbesar di Indonesia.
- Investasi Teknologi dan Startup
Victor mendorong keluarga Hartono masuk ke sektor teknologi.
Mereka berinvestasi di sejumlah startup dalam dan luar negeri, sebuah langkah yang jarang dilakukan konglomerasi besar pada awal 2000-an.
- Modernisasi Industri Rokok
Ia memperkenalkan pendekatan lebih sistematis, efisiensi produksi, dan penelitian produk untuk mempertahankan posisi Djarum di pasar global.
- Bisnis Properti, Ritel, dan Hiburan
Melalui berbagai perusahaan afiliasi, keluarga Hartono aktif dalam sektor bisnis lifestyle dan hospitality.
Transformasi besar tersebut membuat Grup Djarum tidak lagi dipandang hanya sebagai perusahaan rokok, tetapi sebagai holding multinasional yang merambah banyak industri strategis.
Baca juga: Nasib Yasika Anak Yasir Machmud Kuasai 41 Dapur MBG di Sulsel, Dasco Turun Tangan: Kita Tertibkan
Antara Konservatisme Keluarga dan Ambisi Modernitas
Sebagai sosok yang jarang tampil, gaya kepemimpinan Victor seperti “bekerja dalam senyap”.
Namun menurut berbagai sumber industri, ia dikenal sebagai figur dengan ciri:
- Perfeksionis dan detail-oriented
- Keputusan strategis jangka panjang
- Pendekatan konservatif namun adaptif
- Fokus pada ekspansi berskala internasional
Victor juga disebut-sebut sebagai tokoh yang mendorong perusahaan lebih ramah lingkungan.
Ia mendukung pengembangan produk dan teknologi yang lebih berkelanjutan, sejalan dengan tren global mengurangi jejak karbon.
Keterlibatan dalam Dunia Sosial dan Olahraga
Meski jarang muncul, Victor memiliki kontribusi besar dalam kegiatan sosial dan olahraga.
Di bawah kepemimpinannya, Djarum mendukung beberapa program pengembangan sepak bola wanita di Indonesia sebuah sektor olahraga yang lama kurang mendapat sorotan.
Sosok Keluarga yang Tertutup dari Publik
Victor menikah dengan Amelia Santoso, putri dari Benny Setiawan Santoso.
Pernikahan keduanya berlangsung dalam sebuah pesta mewah yang dihadiri tokoh penting dari industri, pemerintahan, hingga dunia keuangan.
Meski berasal dari keluarga konglomerat, Victor dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan menjunjung nilai kekeluargaan.
Ia jarang tampil dalam acara publik dan tidak aktif di media sosial, mengikuti tradisi keluarga besar Hartono yang mengutamakan privasi.
Victor Dicekal ke Luar Negeri
Dirut PT Djarum Victor Rachmat Hartono, satu dari lima pejabat dilarang keluar negeri.
Victor Rachmat Hartono dicekal bepergian ke luar negeri oleh Dirjen Imigrasi atas permintaan Kejaksaan Agung.
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa pun buka suara soal pencekalan lima orang tersebut.
Selain Victor Rachmat Hartono, empat orang lain juga dicekal yakni Ken Dwijugiasteadi, mantan Dirjen Pajak; Karl Layman selaku pemeriksa pajak pada Direktorat Jenderal Pajak Heru Budijanto Prabowo selaku konsultan pajak dan Bernadette Ning Dijah Prananingrum Kepala Kantor Pajak Pratama (KPP) Madya Semarang.
Kelimanya diduga terlibat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi tax amnesty di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Melansir Kompas Tv, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, membenarkan pencekalan tersebut.
“Benar, Kejaksaan Agung sudah meminta pencekalan terhadap beberapa pihak tersebut,” ujar Anang pada Kamis (20/11/2025).
Anang menjelaskan pencegahan itu dilakukan dalam rangka penyidikan dugaan tindak pidana korupsi berupa upaya memperkecil kewajiban pembayaran pajak perusahaan atau wajib pajak tahun 2016–2020.
“Dugaan tindak pidana korupsi memperkecil kewajiban pembayaran perpajakan perusahaan atau wajib pajak pada tahun 2016 sampai 2020 yang diduga dilakukan oknum atau pegawai pajak,” kata Anang.
Sebelum kasus ini dibuka ke publik, Kejagung lebih dulu melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi, termasuk rumah milik pejabat Pajak, Kementerian Keuangan.
Penggeledahan dilakukan karena ada dugaan pejabat pajak ikut bermufakat jahat untuk memperkecil pembayaran wajib pajak.
"Benar ada tindakan hukum berupa penggeledahan di beberapa tempat terkait dugaan tindak pidana korupsi memperkecil kewajiban pembayaran perpajakan tahun 2016-2020 oleh oknum pegawai pajak."
"Kalau ini kan maksudnya ada kesepakatan dan ada ini, ada pemberian itu. Suap lah, memperkecil dengan tujuan tertentu. Terus ada pemberian," kata Anang, Senin (17/11/2025) lalu.
Adapun penggeledahan dilakukan sekitar dua atau tiga hari lalu atau sejak Jumat (14/11/2025).
Baca juga: Ingat Yuda Prawira Kerangka Manusia dalam Pohon Aren, Polisi Ungkap Tidak Ada Tanda Kekerasan
Kata Menkeu Purbaya
Saat diwawancarai awak media di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (20/11/2025), Purbaya mengaku belum mendapatkan laporan dari Kejagung.
Namun, pihaknya memilih untuk menyerahkan seluruh proses pengungkapan kasus ini ke Kejagung.
"Saya belum dapat laporan dari Pak Jaksa Agung, tapi saya pikir biar saja proses hukum berjalan," ungkap Menkeu Purbaya.
Dalam pengungkapan kasus ini, Purbaya mengatakan dirinya tidak pernah dimintai keterangan pihak Kejagung.
Namun, beberapa pegawai di Kementerian Keuangan memang diminta mendatangi kantor Kejagung untuk memberikan keterangan.
"Saya sih nggak ada (dimintai laporan terkait kasus itu ke Kejagung), tapi yang pasti beberapa orang kita kemarin diminta ke sana (Kejagung) untuk memberikan beberapa pernyataan dan kesaksian apa yang terjadi pada waktu itu. Jadi biarkan proses hukum itu berjalan," ujar Purbaya.
Dijelaskan Purbaya, kasus tersebut terjadi bukan pada saat ia menjabat sebagai Menkeu.
Sehingga, dirinya belum tahu detail perkara tersebut hingga akhirnya tiga orang pegawai pajak dan mantan dirjennya dicekal ke luar negeri.
"Kasus itu (terjadi) di masa lalu, bukan di jaman sekarang dan saya tidak tahu seberapa kuat kasus itu, biarkan kejaksaan yang memprosesnya," jelas Purbaya.
Purbaya berharap, para pegawainya saat ini dapat terus disiplin dan serius dalam bekerja.
"Untuk temen-temen yang bekerja di pajak saya lebih serius saja, (pesan saya) sih itu," lanjut Purbaya.
Merespons spekulasi publik soal perannya dalam penindakan pajak, Purbaya menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan upaya pembersihan oknum.
"Nggak, saya nggak pernah bersih-bersih (oknum pelanggar pajak), mereka bersih-bersih sendiri," tegas Purbaya.
(Bangkapos.com/Tribunnews.com/Tribun-Timur.com)
| Isi Chat AKBP Basuki Usai Dosen Untag Tewas, Panik Minta Laptop dan HP Korban Ditolak Polisi |
|
|---|
| Kronologi Prajurit TNI Temukan 75.000 Ekstasi Usai Lakalantas Lampung, Lencana Polri di Kursi Sopir |
|
|---|
| Sosok Haji Sutar Crazy Rich OKU Tersangka TPPU Narkoba Rp52 Miliar, Rumah Mewahnya Disegel BNN |
|
|---|
| Polisi Akui Hubungan Gelap AKBP Basuki dan Dosen Untag, Sempat Bantah Ternyata Kumpul Kebo 5 Tahun |
|
|---|
| Harga HP Samsung A07 November 2025, Model Entry Level Paling Laris Saat Tingginya Minat Z Fold 7 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/Victor-Rachmat-Hartono-Bos-PT-Djarum.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.