Fakta Baru Kematian Levi Dosen Untag Semarang di Hotel yang Seret AKBP Basuki :Ditemukan Obat-obatan

Fakta baru kasus kematian Levi Dosen Untag Semarang yang menyeret polisi bernama AKBP Basuki ini adalah ditemukannya obat-obatan di TKP.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kolase Tribun Jateng/dokumentasi DLL
HUBUNGAN TANPA STATUS - AKBP Basuki dan Dwinanda Linchia Levi (DLL) dosen Untag Semarang. DLL ditemukan meninggal tanpa busana di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/11/2025). Terungkap keduanya sudah menjalin hubungan tanpa ikatan perkawinan selama lima tahun. 

BANGKAPOS.COM - Ada fakta baru dalam kasus kemarian Dwinanda Linchia Levi alias DLL (35), dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang yang ditemukan meninggal di hotel pada Sabtu (22/11/2025) lalu.

Fakta baru kasus kematian Levi Dosen Untag Semarang yang menyeret polisi bernama AKBP Basuki ini adalah ditemukannya obat-obatan di TKP.

Ya, dalam olah TKP pada Sabtu (22/11/2025) kemarin, Ditreskrimum Polda Jateng mengambil sejumlah obat-obatan.

Obat-obatan tersebut bakal diperiksa tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng.

Demikian yang disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio.

"Iya kami temukan ada obat-obatan dan barang lainnya, tim Labfor (Laboratorium Forensik) akan cek secara forensik bagaimana isi zatnya," ujarnya.

Mengutip TribunJateng.com, Dwi Subagio masih belum memberikan detail obat apa yang diperiksa.

 Dwi menambahkan, TKP lanjutan pada Sabtu kemarin ini merupakan tindakan untuk mendapatkan fakta kejadian secara forensik.

Pada olah TKP kemarin, Polda Jateng melibatkan Tim Labfor.

Ia menuturkan, semua barang bukti sudah diambil untuk diperiksa.

Baca juga: Beda dengan Keluarga, Rekan Dosen Untag Semarang Tahu Levi Jalin Hubungan dengan AKBP Basuki

"Semua barang bukti di dalam yang terkait dengan kejadian semua sudah diambil," lanjut Dwi.

Pihaknya juga tengah memeriksa komunikasi antara korban dan AKBP Basuki yang terekam di ponsel keduanya, terutama komunikasi sebelum korban ditemukan meninggal dunia.

"Jadi penyelidikan masih berproses, kami juga sedang menunggu hasil (autopsi) dari kedokteran forensik, pemeriksaan saksi, dan barang bukti lainnya," terang Dwi.

Selain itu, Dwi menyebut, pihaknya masih belum bisa memastikan apakah kasus ini ada tindak pidana atau tidak.

 "Kami belum bisa memastikan kasus ini ada tindak pidana atau tidak, kami nanti akan memastikannya melalui penyelidikan ini," katanya.

Keluarga ungkap Hasil Autopsi

Dalam kasus ini, korban diketahui pertama kali ditemukan oleh AKBP Basuki (56).

Jenazah DL pun diautopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

Kerabat korban, Tiwi pun membeberkan hasil autopsi yang diperoleh keluarga secara lisan oleh pihak rumah sakit.

Mengutip TribunJateng.com, tak ada tanda-tanda kekerasan yang dialami oleh korban.

Namun, jantung korban pecah karena diduga melakukan aktivitas berlebihan sebelum meninggal dunia.

"Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek," ujar Tiwi, Rabu (19/11/2025).

Ia menuturkan, pihak keluarga tak mengetahui apa aktivitas berlebihan tersebut sehingga membuat DL meninggal dunia.

"Kami tidak tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas," lanjut Tiwi.

Ia juga mendapat informasi bahwa polisi yang bersama korban di lokasi sempat mengantarkan DL ke rumah sakit sebelum meninggal dunia.

Dari informasi tersebut, Tiwi menyebutkan bahwa tekanan darah korban tinggi dan gula darah DL juga tinggi.

Dokter, lanjutnya, juga mengimbau DL untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan setelah mengetahui kondisi korban.

"Korban ketika periksa di rumah sakit itu tensi darah tinggi, gula darah tinggi, dilarang aktivitas berlebihan."

"Namun, kenapa DL bisa melakukan aktivitas berlebihan, adanya polisi di lokasi kejadian sebelum korban meninggal perlu diselidiki," katanya.

Tiwi pun mencurigasi AKBP Basuki karena anggota polisi tersebut dengan mudah memasukkan identitas korban ke dalam Kartu Keluarga (KK).

 "Korban masih tercatat sebagai warga di Purwokerto. Tapi kok bisa masuk ke KK polisi itu berarti ini ada permainan. Karena itu (identitas dobel) itu tidak boleh," kata dia.

Terpisah, perwakilan mahasiswa Untag, Antonius Fransiskus Polu juga mendapatkan informasi serupa.

Ia menaruh curiga lantaran korban ditemukan tergeletak di lantai dengan keadaan tanpa busana.

"Hasil autopsi yang kita dapat secara lisan di RSUP Kariadi adalah ada aktivitas lebih ekstra yang menyebabkan jantungnya pecah,"

"Tapi yang menjadi kejanggalan posisi korban tergeletak di lantai dan tubuhnya bugil," bebernya kepada TribunJateng.com.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena menuturkan akan mengumumkan hasil resmi autopsi.

"Hasil resminya belum keluar jadi belum bisa kami sampaikan," terangnya.

(Tribunnews/ Bangkapos.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved