Arti Ya Adzim Ya Halim dalam Asmaul Husna, Amalkan untuk Kehidupan Sehari-hari

Arti Ya Adzim adalah Yang Maha Agung. Sementara Ya Halim artinya adalah Yang Maha Santun.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Fitri Wahyuni
Tribunnews
ARTI -- Arti Ya Adzim Ya Halim dalam Asmaul Husna, Amalkan untuk Kehidupan Sehari-hari 

Demikianlah perintah Allah. Barangsiapa mengagungkan syi´ar-syi´ar agama dan hukum Allah yaitu petunjuk, cara berhaji, masjid-masjid dan ibadah, maka sesungguhnya itu adalah rasa takut kepada Allah yang timbul dari ketakwaan hati, yang dilakukan orang-orang yang bertakwa. (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah)

Adapun hikmah mengimani sifat Allah Swt. Al-Azim adalah sebagai beirkut:

  • Kita akan menyadari bahwa kita sangat kecil, rendah, dan hina bila dibandingkan dengan keagungan -Allah Swt.
  • Menjauhkan diri dari sifat sombong, takabur, ujub, tinggi hati, karena sehebat apapun kita di dunia ini tidak akan menyaingi kehebatan Allah Swt.
  • Menyadari bahwa Allah Swt. satu-satunya tuhan yang pantas di sembah dan menjauhkan diri dari kesyirikan.

Contoh Pengamalan (Perilaku) Al-Azim

Adapun contoh perilaku yang mencerminkan asmaul husna Al-Azim di adalah sebagai berikut:

  • Bersikap rendah hati dan tidak sombong kepada teman-teman walaupun kita lebih pintar dan lebih berada dibanding mereka.
  • Menghormati orang lain, terutama orang yang lebih tua seperti guru dan kakak kelas.
  • Tidak bersikap arogan.

Dalil Al Halim

Hal itu berdasarkan firman-Nya,

قَوۡلٌ مَّعۡرُوفٌ وَمَغۡفِرَةٌ خَيۡرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتۡبَعُهَآ أَذًىۗ وَٱللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

Artinya :

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun.” (al-Baqarah: 263)

إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٍ مِّنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Fathir: 41)

Adapun dalil dari hadits, diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma,

أَنَّ نَبِىَّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  كَانَ يَقُولُ عِنْدَ الْكَرْبِ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

Saat ada bencana, Nabi Allah shallallahu alaihi wa sallam mengucapkan (yang artinya), “Tiada sembahan yang benar kecuali Allah Yang Mahaagung dan Yang Maha Penyantun. Tiada sembahan yang benar kecuali Allah Rabb Arsy yang agung. Tidak ada sembahan yang benar selain Allah, Rabb sekalian langit-langit dan Rabb bumi serta Rabb Arsy yang mulia.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Wallahu a'lam bishawab...

(Bangkapos.com/TribunSumsel.com)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved