Karnaval HUT RI

Kreatif, Botol Bekas Disulap Jadi Tank Perang

Dengan dicat warna hijau loreng-loreng yang dilengkapi moncong senapan mesinnya, replika mobil dari bekas ini mirip mobil perang.

Bangka Pos/ Deddy Marjaya
CANTIK SEKALIGUS GAGAH--Salah satu siswi SD tampak cantik sekaligus gagah mengenakan seragam marinir diatas miniatur tank terbuat daru bahan bekas berupa botol saat karnaval dan kendaraan hias HUT RI ke 70 Kabupaten Bangka Rabu (19/8/2015) di Jl Batin Tikal Sungailiat. 

SUNGAILIAT, BANGKA POS - Konsep daur ulang dengan memanfaatkan berbagai barang bekas diusung dari oleh sejumlah peserta karnaval indah memperingati Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh SDN 1 Sungailiat yang menyulap botol bekas minuman menjadi mobil tank perang.

Dengan dicat warna hijau loreng-loreng yang dilengkapi moncong senapan mesinnya, replika mobil dari bekas ini mirip mobil perang. Peserta dari SDN 1 Sungailiat yang dipimpin Kepala SDN 1 Sungailiat Lindawati ini juga menampilkan kreativitas baju pengantin dan kasual dari plastik bekas.

Tidak kalah kreatifnya dengan SDN 1 Sungailiat, SDN 3 Sungailiat juga menampilkan kreativitas dari barang-barang bekas. Bungkusan plastik, karung plastik dan barang bekas lainnya disulap menjadi baju yang indah dan keren. SDN 3 yang berhasil meraih sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat Nasional ini juga menampilkan piala Adipura.

Mereka mengusung gerakan cinta lingkungan dengan melakukan pemanfaatan sampah (3R), penanaman sejuta pohon dan melakukan pembinaan dalam beberapa sekolah binaan guna meningkatkan karakter siswa sejak dini yang peduli lingkungan.

Para peserta karnaval juga mengambil tema Program Pemkab Bangka yang sedang mengalakkan penanaman singkong kasesa menjadi sektor unggulan dan alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangka diusung oleh peserta karnaval.

Seperti yang ditampilkan SDN 1 Air Ruai ini membuat replika pabrik tapioka lengkap dengan foto Bupati Bangka H Tarmizi Saat.

"Wah ni pabrik tapioka punye bupati ade foto bupatinya," kata penonton di sekitar panggung.

Namun Ketua Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 70 Arman Agus mengatakan, bukan pabrik tapioka milik bupati tetapi bupati mengalakan penanaman singkong kasesa untuk mengangkat ekonomi daerah.

"Pabrik tapioka ini bukan milik bupati. Bupati mengajak masyarakat menanam ubi kasesa," jelas Arman.

Selain SDN 1 Air Ruai beberapa peserta karnaval juga mengangkat singkong kasesa seperti sepeda hias SDN 1 Sungailiat, SDN 15 Sungailiat, Mobil Hias Pemkab Bangka juga ikut mengusung singkong kasesa.
Untuk penilaian pawai indah dan karnaval ini, Pemkab Bangka meminta bantuan dari pihak TNI/Polri sebagai dewan juri.

"Juri kita minta bantuan dari TNI AD, polisi, Lanal Babel dan Satpol PP tidak ada lagi guru," jelas Arman.

Menurutnya para kepala sekolah hanya dilibatkan untuk mengatur peserta karnaval digaris start agar teratur.

"Sekarang untuk juri tidak lagi melibatkan kepala sekolah langsung dari TNI/polri, lanal dan satpol pp untuk menghindari kecurangan karena kemarin ada masyarakat yang protes juri dari guru," jelas Arman.

Kegiatan karnaval ini diikuti tingkat SD/MI sebanyak 23 tegu, SMP/MTs sebanyak 15 regu, SMA/SMK/MA sebanyak 12 regu, dan umum sebanyak 24 dengan total 74 regu.

Peserta sepeda hias, tingkat SD/MI sebanyak 10 regu, SMP/MTs sebanyak tiga regu, SMA/SMK/MA kosong dan umum 24 regu dengan total 37regu. Sedangkan mobil hias dari umum sebanyak 40 regu.

Mobil klasik dari kayu

Dari peserta umum, kreasi yang dibuat H Romli (73), warga Simpang Lumut Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, cukup menarik perhatian. Dia terlihat semangat dan asyik mengelap (membersihkan) mobil klasik miliknya yang bersiap-siap akan berpartisipasi mengikuti karnaval HUT ke-70 Kemerdekaan RI Kabupaten Bangka di halaman ruko depan kantor Kades Air Ruay Kecamatan Pemali, Rabu (19/8).

Keunikan mobil klasik H Romli membuat banyak peserta karnaval dan masyarakat yang menumpang untuk berfoto. Mobil klasik ini sebenarnya bukan mobil klasik asli, namun sebuah sepeda motor yang dimodif menjadi berbentuk seperti mobil klasik.

H Romli mengaku senang bisa berpartisipasi mengikuti karnaval budaya Kabupaten Bangka ini.

"Senang pak bisa ikut karnaval ini, saya datang sendiri kesini diminta pak Camat Riausilip untuk mewakil Kecamatan Riausilip," kata H Romli, Rabu (19/8).

H Romli mengungkapkan mobil klasik ini hasil kreasinya sendiri terbuat dari bahan kayu dengan rangka besi.

"Untuk rangkanya dari besi, saya minta tolong orang mengelasnya, namun untuk bodi mobil ini saya buat sendiri dari berbagai jenis kayu, seperti mendaru, nyatoh, cempedak, rengas, dan kayu petai," kata H Romli.

Dilanjutkannya untuk membuat mobil ini dibutuhkan dana sekitar Rp 8 juta, sudah termasuk membeli sepeda motor dan lainnya.

"Mobil ini dibuat sekitar 4 bulan dan sudah dioperasikan sekitar bulan Maret 2015 lalu. Mobil ini bisa dinaiki 3 orang penumpang dan jarak tempuh paling jauh sekitar 100 km lebih yakni pernah ke Jebus Bangka Barat," jelas H Romli. (chy/Edw)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved