Guru Besar UI Profesor Sulis Dipecat Karena Disebut-sebut Berani Melawan Atasan dan Kritis

Guru besar Antropologi dan Ketua Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Sulistyowati Irianto diberhentikan dari almamaternya.

Editor: fitriadi
Facebook/Sulistyowati Irianto
Guru besar Antropologi dan Ketua Program Pascasarjana Universitas Indonesia Prof Dr Sulistyowati Irianto. 

Kemudian disahut Husein Muhammad, "Sama2 mbak, saya beruntung bisa kenal mbak Sulis, sy banyak belajar kejujuran dan keberanian sampaikan kebenaran. Alhamdulillah."

Yosafati Waruwu, menulis " Bu Prof. Apa yg ibu lakukan menegakkan yang seharusnya adalah darma bakti yang berharga. Saya yakin selalu ada yang terbaik dibalik setiap hal yg kita anggap masalah. Berlian tetaplah ia berlian dimanapun ia ditaruh. Be strong Bu and keep spirit. Gbu"

Lalu Sulis menanggapi, " Kan ada survey ya mas, yang mengatakan bahwa universitas di tanah air kita tak ubahnya seperti DPR, penuh politik."

Cendekiawan Perempuan Berprestasi

Ketokohan Prof Dr Sulistyowati Irianto, selaku guru besar Antropologi UI sudah lama diakui. Tahun 2014, ia bersama sejumlah tokoh, yakni yaitu guru besar arsitektur dan perkotaan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro-Semarang Prof Dr Eko Budiharjo, Mantan Ketua Umum PB HMI/Koordinator Gerakan Jalan Lurus Sulastomo Sulastomo, budayaan/rohaniwan Franz Magnis Suseno, dan sastrawan Radhar Panca Dahana, menerima penghargaan Cendekiawan Berprestasi tahun 2014 dari Harian Umum Kompas.

Dikutip www.TribunKaltim.co dari harian Kompas, edisi Kamis 26 Juni 2014, cendekiawan yang biasa dipanggil Bu Sulis merupakan satu-satunya perempuan peraih penghargaan tersebut. Bu Sulis juga adalah anggota Dewan Redaksi Jurnal Perempuan. Sulis pun duduk sebagai Dewan Penasihat Pusat Kajian Wanita dan Gender (PKWG) UI.

Sesuai dengan misi Harian Kompas, pemberian penghargaan ini ditujukan untuk menghargai para pemikir, penulis, dan ilmuwan yang melakukan pemenuhan darma bakti kepakaran tertentu untuk kepentingan masyarakat lebih luas, bukan kepentingan kelompok tertentu.

Peran ilmuwan untuk mendidik masyarakat melalui media massa sangatlah penting. Mereka menjadi teman seiring media untuk ikut mencerdaskan dan mencerahkan kehidupan masyarakat bangsanya.

Sulistyowati menyadari bahwa upaya meyakinkan kaum cerdik pandai akan pentingnya ilmu-ilmu multidispliner seperti meniti jalan terjal.

Seperti juga perjuangan kemandirian universitas sebagai rumah ilmu pengetahuan yang terbuka terhadap perkembangan teori dan metodologi.

Masalah kekinian harus dijawab dengan teori dan metodologi yang tidak dapat ditampung hanya dengan ilmu-ilmu monodisiplin.

Kompleksitas kehidupan berjalan seiring pergerakan zaman. Itu sebabnya pada ilmuwan harus mempelajari dan meminjam ilmu lain untuk mencapai penjelasan yang mendekati kebenaran.

Misalnya, ahli kesehatan masyarakat mendalami politik kebijakan di bidang kesehatan masyarakat. Atau astronom mendalami filsafat untuk menjelaskan karena banyak hal tidak cukup terjelaskan oleh keilmuan empiris.

Demikian juga dengan bidang lain seperti hukum yang membutuhkan pembekalan para mahasiswa dengan filsafat logika, filsafat etika dan ilmu-ilmu lain supaya bisa berpikir tentang bangunan ilmu hukum.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved