Kisah Pemilik Pompong Nekat Bawa 16 Penumpang Berakhir Mengerikan
Tragedi laut yang menelan 15 nyawa di Kepri masih terus menjadi pembicaraan, termasuk di kalangan pemilik perahu pompong
Namun, dia dan kawan-kawan tidak mengincar perhiasan emas dan uang jutaan rupiah dalam tas yang ikut terapung di atas laut.
"Kalau ada yang bilang kita mencari kesempatan saat menolong, saya tabuh mulutnya. Semua perhiasan dan tas-tas korban, kami serahkan kepada polisi kok," tambah Zaidan.
"Setelah kami membantu, kami hanya meminta penjual tiket dan kawan-kawan penambang lain untuk memberikan dua trip sekaligus supaya kami bisa mendapat uang bensin," tambah Zaidan lagi.
Cerita tentang upaya penyelamatan para korban dari pompong yang naas itu menyiratkan kekompakan di antara para penambang. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Pompong Penyengat, Raja Imran Hanafi.
Raja Imran mengatakan bahwa ada sekitar 75 jumlah pompong yang melayani rute penyeberangan Tanjungpinang dan pulau Penyengat atau sebaliknya.
Para penambang pompong ini selalu bersatu dan tetap berada di bawah satu kendali.
"Saya kerahkan anggota untuk turun mencari korban dan banyak dari mereka turun ke laut," ungkap Raja Imran.
Menurut Raja Imran, tragedi laut yang menimpa pompong yang dikemudikan Amarol ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Dia mengakui bahwa sebelum menyeberangkan penumpang dengan pompongnya, Amarol sempat dihalangi oleh penjual tiket dan para penambang lainnya.
Namun, dia tetap saja tidak menghiraukan mereka.
"Maklumlah, hari masih pagi, mungkin dia butuh uang," komentar Raja Imran.
Selain itu, pompong yang dikemudikan Amarol juga berukuran sangat kecil. Ukuran pompong tersebut agak berbeda dengan ukuran kebanyakan pompong lainnya.
"Ukuran pompong itu kecil sekali, terbuat dari katu. Dia beli seken, bekas dari Pelantar II yang rutenya ke Kampung Bugis dengan jarak yang lebih pendek.
Dia beli seken, karena mungkin uangnya belum cukup untuk beli pompong baru berukuran besar. Ada sekitar 5 pompong yang berukuran kecil seperti itu," kata Raja Imran seraya menginformasikan bahwa pompong Amarol memuat penumpang melebihi kapasitas 15 orang.
Raja Imran mengaku berulang kali sudah mengusulkan perbaikan transportasi laut dari Tanjungpinang ke pulau Penyengat dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang), lewat Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tanjungpinang dan Provinsi Kepri serta Ombudsman. Namun, usulannya itu selalu saja tidak dikabulkan.