Ada Kisah Mata-mata Jepang Tertinggal di Kerkhof Pangkalpinang, Ini Kisahnya
Dari sekian banyak nisan bernama Belanda, yang menarik adalah keberadaan 10 makam perempuan Jepang
Beberapa di antaranya ada yang datang ke sini untuk melihat makam leluhur mereka," kata Akhmad, yang menulis buku berjudul "Kampoeng di Bangka".

Dari 10 makam wanita Jepang yang sudah diidentifikasi, hanya delapan yang bisa diketahui namanya.
Mereka yakni, Horie Kata, Matsumoto Sikino, Nagase Tanayo, Miyazaki Chiku, Kaminikoni Mizue, Hamazaki Hana, Miyazaki Sei, dan Y Yagura.
Sisa dua makam belum diketahui namanya karena kondisi tulisan yang tidak bisa lagi dibaca.
Tempat buang sampah
Sebagai warisan sejarah, makam kerkhof Pangkal Pinang mulai dibenahi pertengahan 2016 lalu. Kompleks pemakaman itu ditanami rumput dan dilengkapi jalan setapak.
Kerkhof sebelumnya sempat terabaikan, tidak tertata, bahkan dijadikan lokasi pembuangan sampah oleh warga sekitar dan pedagang kaki lima. Pemerintah daerah sempat beralasan tidak memiliki anggaran untuk melakukan perawatan.
Kondisi tersebut mengundang keprihatinan banyak pihak. Kalangan sejarawan dan penggiat wisata angkat suara. Akhirnya, mereka berhasil meyakinkan pemerintah untuk memperhatikan kelestarian makam.
Secara bertahap mulai dilakukan perbaikan, hingga saat ini kondisi makam menjadi taman yang nyaman untuk dikunjungi.
Dua petugas makam yang dibiayai Pemkot Pangkal Pinang dan Balai Pelestarian Cagar Budaya, bergantian untuk menjaga dan membersihkan makam.
"Sekarang sudah mulai terawat. Dulu memang semrawut. Bahkan bekas pembalut wanita pernah dibuang ke sini," ujar petugas makam, Heri.
Penulis: Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur