Kisah Miris Pemuda Diperlakukan Tak Manusiawi, Hidup Membusuk di Gubuk Reot Ditengah Hutan
Dia bertahan tiga hari dengan kondisi leher berada di atas botol, sementara seluruh badannya digenangi air.
Menurut dia, Udin sempat dibawa ke pengobatan aternatif patah tulang, namun tak diteruskan karena faktor biaya. Ia mengaku sebagai buruh serabutan, tidak memiliki biaya untuk mengobati anaknya.
Kondisi itu juga yang membuat udin tak dibawa ke rumah sakit.
“Kan kalau dibawa ke rumah sakit, biaya harus memenuhi. Bikin BPJS, nama (administratifnya) bukan saya, akhirnya enggak jadi. Begini saja sampai sekarang,” kata dia pasrah.
Setelah beberapa bulan, kata Ruspin, keluarga merasa tak kuat dengan bau busuk luka Udin. Tak hanya itu, Ruspin tak kuat menahan omongan masyarakat sekitar.
Baca: Kisah Cinta Gadis Korban Ledakan Bom Kehilangan Kaki ini Mengarukan, Penolongnya Kini Jadi Suaminya
Sementara Kepala Desa Cikulak, Saefudin Zuhri, mengaku sudah berusaha maksimal untuk membantu Udin.
Zuhri sempat membuatkan seluruh persyaratan administratif pengobatan Ruspin dan Udin untuk mendapatkan pengobatan.
Namun, saat hendak dibawa dan dirawat ke rumah sakit, Ruspin tidak menyangggupi karena tidak memiliki biaya.
Baca: Diimingi Uang Rp 2 Ribu, Duda Tega Setubuhi Bocah 6 Tahun di Kebun Karet
“Sebelumnya sudah kami tangani, namun kesanggupan dari orang tuanya untuk nungguin di rumah sakit, enggak sanggup ya sudah. Bahkan kami, saya pribadi, siap untuk digilir nunggu Udin. Intinya dia tidak memiliki biaya,” sebut Zuhri.
Pertolongan
Adalah Bayu, Agung, dan Alex, tiga pemuda Karang Taruna Desa Cikulak yang membangkitkan kepedulian terhadap Udin.
Baca: PNS Babel Banyak Hutang, Pemerintah Keluarkan Rp 280 Miliar dari APBD Buat TPP
Berbekal informasi dari Adang, tokoh desa setempat, mereka menemukan Udin dengan kondisi sangat memprihatinkan. Bahkan saat banjir, Udin nyaris meninggal dunia karena tenggelam.
Dia bertahan tiga hari dengan kondisi leher berada di atas botol, sementara seluruh badannya digenangi air.