Beginilah Pengakuan Eks Cakrabirawa Saat Jemput AH Nasuition Hingga Letkol Untung Temui Soeharto

"Jadi kami selaku prajurit diperintahkan oleh atasan, doktrinnya tidak ada seorang prajurit yang diperintahkan atasannya bilang tidak..."

SCREENSHOOT YOUTUBE/KOLASE TRIBUNWOW.COM
Dari kiri ke kanan, Iskak, Sulemi dan Masruri. Ketiganya adalah mantan tahananpolitik, eks prajurit Cakrabirawa yang bertugas menjemput para jenderal. Sulemi misalnya ia bertuga menjemput Jenderal AH Nasution. Simak pengakuannya. 

"Bukan salah dari pasukan Cakrabirawa mestinya para jenderal tahu bahwa seorang prajurit mendapat tugas harus dihadapi tapi setelah diketuk pintu justru dikunci lebih kuat," imbuhnya.

"Akhirnya oleh teman saya yang sekarang sudah dieksekusi, dihukum mati, itu pintunya ditembak."

Baca: Astagfirullah! Akhlak Pelajar Saat Ini, Pelajar Peragakan Adegan Mesum Terhadap Guru Perempuan

"Penembakan pintu itu barangkali menurut perhitungan logika kita peluru ini nyasar anaknya
jadi bukan semata-mata anaknya ditembak, itu gendeng apa."

"Sampai di Lubang Buaya tak ada Cakrabirawa memegang semua di tangan Angkatan Udara," jelas Sulemi.

Sulemi juga cerita bagaimana ia disiksa hingga banyak tulang yang patah.

Baca: BEJAT! Istri Banting Tulang di Luar Negeri, Suami Malah Tidur dengan Selingkuhan Lalu Upload ke FB

Ia cerita semua hal apapun tentang yang dilakukan terkait tugasnya saat penjemputan, tapi Sulemi kukuh tak mau mengaku kalau terlibat komunis.

Ia bahkan menyatakan sampai mati tak akan maumengaku karena memang tak tahu soal komunis ia hanya menjalankan perintah.

Baca: Terungkap, IPW Bongkar Nama Importir Ribuan Dugaan Senjata Ilegal untuk Brimob

Cerita tentang Soeharto
Sementara itu Iskak cerita tentang bagaimana ia dijemput Letkol Untung yang saat itu akan menemui Soeharto dan bagaimana kesetiaannya pada Sukarno.

"Saya loyal dengan Sukarno pemimpin besar revolusi, itu tugas kita ya tugas untuk Sukarno."

Baca: Inilah 5 Tempat Jadi Saksi Kekejaman G30S/PKI, No 4 Ternyata Paling Menyayat Hati!

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani (TRIBUNNEWS.COM / Fransiskus Adhiyuda)

Baca: Sebelum G30S Meletus, Soeharto Sudah Ingatkan Soal Bahaya PKI, Jawaban Soekarno Mengejutkan

"Tahu-tahu di asrama saya diambil oleh Untung (Letkol Untung) jam 10 malem. Saya supaya membawa senjata dua pistol jung satu," kata Iskak.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved