Pelaku Penganiaya Guru Itu Ternyata Dijuluki Pendekar oleh Teman-teman Sekolahnya
Setelah pemakaman, kemarin sore seluruh guru honorer di Sumenep yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Sumenep (FHK-2 Sumenep)...
Hasil dianogsa, korban mengalami mati batang otak.
Semua organ dalam tubuh sudah tidak berfungsi, sehingga mobil ambulans yang mengantar diminta jangan keburu kembali.
Sekitar pukul 21.40 WIB, korban sudah dinyatakan meninggal.
Baca: Gara-gara Shah Rukh Khan, Amitabh Bachchan Ingin Tinggalkan Twitter, Ternyata Penyebabnya Karena Ini
Lalu guru yang mendampingi korban menghubungi Kadindik Sampang, Jufri Riady, jika korban sudah meninggal.
Sementara istri korban yang mengetahui suaminya dinyatakan meninggal syok dan menangis.
Siswa Bandel
Kepala SMATor Sampang, Mohammad Amat, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, selama ini pelaku dikenal dan bandel serta berprilaku kurang baik di sekolah.
Baca: Mau Dijadikan Hiasan di Gedung Putih, Donald Trump Minta Lukisan Malah Ditawarkan Closet Emas Ini
Hampir dengan semua guru pengajar, memiliki catatan merah atas kelakuan pelaku.

Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Hery Kusmanto, yang dimintai konfirmasinya mengatakan, siswa yang diduga menganiaya korban hingga meninggal itu masih menjalani proses pemeriksaan di Polres Sampang.
Baca: Mau Dijadikan Hiasan di Gedung Putih, Donald Trump Minta Lukisan Malah Ditawarkan Closet Emas Ini
Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, menegaskan penyidik Polres Sampang masih mendalami pemeriksaan MHL, yang memukul gurunya, hingga meninggal dunia.
"Kapolres sudah bekerja untuk mengkondusifkan wilayahnya. Kalau kurang kondusif pasti kita tarik," tandas Irjen Machfud Arifin, Jumat.
Mantan Kadiv TI Mabes Polri, menjelaskan tersangka sudah diamankan dan masih dalam pemeriksaan.
Baca: Postingan Gabe, Peserta Audisi Indonesian Idol Paling Kocak Ini Bikin Kaum Adam Cemburu, Lihat Ini
Ketika kejadian, korban tidak langsung meninggal dunia tapi meninggalnya dalam perawatan di RSUD Dr Soetomo.
Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Agung Yudha Wibowo, mengungkapkan penanganan MHL yang masih di bawah umur akan mendapat perlakuan khusus saat penanganan perkara.
Baca: Tak Harus Mahal, Begini Cara Perbaiki Kuali atau Panci yang Berlubang Gunakan Kulit Pisang
Mulai dari tempat pemeriksaan dan saat pemeriksaan didampingi psikolog dan wali atau orangtuanya.
"Perlakuannya khusus dan untuk mengamankan di Balai Pemasyarakatan (Bapas). Begitu pula saat sidang juga di ruang khusus," ujar Kombes Agung.
Baca: Netizen Dibikin Geram, Pria Ini Pindah Agama Demi Nikahi Pelakor, Tapi Istri Ungkap Hal Mengejutkan
Penghargaan Pahlawan Pendidikan
Dinas Pendidikan Jatim akan memberikan penghargaan khusus kepada Ahmad Budi Cahyono, guru seni SMAN 1 Torjun, Sampang.
Guru yang jadi idola murid-murid karena jago musik dan lukis ini tewas di tangan muridnya sendiri, Kamis (1/2/2018).
"Kami berencana memberikan penghargaan khusus kepada almarhum Pak Budi sebagai Pahlawan Pendidikan. Saat Hari Pendidikan nanti akan kami kukuhkan," kata Kepala Dindik Jatim Saiful Rachman kepada media, Jumat (2/2/2018).
Baca: Ternyata Foto Inilah yang Diunggah Adik Ahok saat Memergoki Veronica bersama JT di Singapura
Namun semua masih dikonsultasikan kepada Gubernur Jatim Soekarwo.
Tidak hanya itu, anak dari guru multi talenta ini juga diusulkan mendapat beasiswa.
Baca: Tiba-Tiba Pria Bule Ini Masuk Masjid Pakai Celana Pendek, Jawaban Si Bule Malah Bikin Hati Bergetar
Saat ini, almarhum meninggalkan istri yang sedang hamil 4 bulan.
"Kami akan usulkan semua ke Bapak Gubernur. Saya berharap dan berdoa semoga ini yang terakhir terjadi di dunia pendidikan kita," kata Saiful.
Baca: Ketika Netter Berkomentar Soal Zumi Zola Jadi Tersangka KPK, Ada Karma Ayu Dewi dan Doa Sang Perawat

Dalam status GTT, Budi memiliki etos kerja tinggi. Dia memilik banyak talenta seni yang selalu diajarkan kepada siswa.
Saat insiden, siswa diajak melukis di luar kelas.
Baca: Kesaksiannya Viral, Wanita di Jambi Ini Ngaku Lahirkan Bayi Kembar, Manusia dan Buaya Betina
Kepala Dindik yang membawahi semua pendidikan SMA dan SMK di Jatim ini ikut melayat ke rumah duka.
Dia juga menemui istri Budi yang hamil muda. Keluarga sudah ikhlas.
Baik Kemendikbud maupun Dindik sendiri memberikan santunan. Para guru juga empati melayat ke rumah duka.
Baca: Jadi 2 Menit, Begini Penjelasan Polri Terkait Video Pidato Jenderal Tito Soal Ormas Islam yang Viral
Saiful meminta agar terus menjaga suasana kondusif di Sampang.
Sejak kemarin pagi, banyak polisi dan TNI menjaga sekolah. Begitu juga di rumah duka.
Bahkan Bupati Sampang juga memberi perhatian khusus kepada peristiwa berdarah di dunia pendidikan itu.
"PGRI kami minta tetap menjaga situasi tetap kondusif. Jangan memusuhi siswa. Saat ini siswa tengah diproses hukum di kepolisian," kata Saiful.
Baca: Kepergok Adik Ahok, Inilah Fakta-fakta Menggemaskan Good Friends Veronica Tan
Saiful Rahman yang ikut melayat ke rumah duka menyebutkan bahwa status Budi saat ini masih GTT.
Guru seni ini menerima gaji jauh di bawah UMK. Setiap bulan, guru yang dikenal tulus ini menerima gaji Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu.
"Semua berduka dan semua sangat kehilangan. Tadi banyak guru ikut melayat di rumah duka. Nanti kami akan menyampaikan keterangan resmi tekait tragedi di dunia pendidikan ini," kata Saiful.
Baca: Nih Buktinya, Gagal Nikahi Janda Kaya, Farhat Abbas Kini Pacari Anak SMA
Pendekar
Pelaku penganiaya gurunya sendiri hingga meninggal dunia, HI (17) dikenal sebagai pendekar oleh teman-temannya.
Siswa SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang, Jawa Timur ini memiliki ilmu bela diri sejak duduk di kelas X.
AM, salah satu teman sekelas pelaku mengatakan, pelaku belajar ilmu bela diri sejak masih duduk di bangku SMP.
Baca: Cara Mudah Atasi Nasi Tidak Cepat Basi, Tanpa Harus Ganti Beras, Tapi Cukup Dengan Rempah Ini
Bahkan pelajaran ilmu bela diri tersebut didalami sampai sekarang.
"Anaknya memang pendekar dan sudah lama belajarnya," kata AM seperti dikutip dari Kompas.com, saat ditemui di depan kantor Polres Sampang, Jumat (2/2/2018).
Sehari-hari, kata AM, pelaku ketika diledeki teman-temannya selalu mengeluarkan jurus-jurus bela diri.
Baca: Tips Kulit Muka Lebih Lembut dan Glowing, Begini Cara Mudah Membuat Hydrating Mask
Entah itu dilakukan secara reflek atau karena memang pengaruh ilmu bela diri yang dimiliki pelaku.
"Kalau disentuh sedikit badannya, biasanya reflek seperti orang mau pencak silat," imbuh AM.
Sementara itu, Kapolres Sampang, Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Wardiman mengaku tidak tahu jika pelaku memiliki ilmu bela diri.
Baca: Astaga, Farhat Abbas Ngaku Geram, Mantan Pacarnya Dipeluk-peluk Hotman Paris, Netizen Bilang Ini
Bisa saja foto-foto yang beredar karena aksi iseng. Budi sendiri belum melihat foto-foto aksi korban dalam ilmu bela diri.
"Kalau pelaku punya ilmu bela diri tentunya dibuktikan dengan tropi-tropi atau piagam penghargaan dalam sebuah kejuaraan," tuturnya.
Kakak kandung pelaku, Su'ud juga menepis tudingan bahwa adik bungsunya punya ilmu bela diri.
Jika ada aksi dalam foto-foto yang sudah tersebar melalui media sosial, mungkin adiknya hanya senang mengoleksi kostum pencak silat.
Baca: Disepelekan Teller Bank, Jawaban Nenek Ini Langsung Bikin Teller Malu dan Kikuk, Ini Ceritanya
"Setahu saya adik saya tak punya ilmu bela diri. Dia hanya senang olahraga futsal," ujar Su'ud. (sin/mif/fai)