Ada Pilot Ketiga dalam Pesawat Lion Air JT 043, Pesawat Yang Sama Dengan Pesawat Lion Air JT 610

Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) mengakui adanya pilot ketiga dalam penerbangan pesawat Lion Air Boeing 737 MAX 8

Editor: Evan Saputra
Tribunnews.com
Ilustrasi kecelakaan Lion Air PK-LQP. Ada Pilot Ketiga dalam Pesawat Lion Air JT 043, Pesawat Yang Sama Dengan Pesawat Lion Air JT 610 

Petugas pertama tidak merinci masalah tersebut, tetapi satu sumber mengatakan kecepatan udara disebutkan pada rekaman suara kokpit, dan sumber kedua mengatakan indikator menunjukkan ada masalah pada layar kapten pilot, dan bukannya pada layar petugas pertama.

Kapten pesawat meminta petugas pertama untuk memeriksa buku panduan referensi cepat, yang berisi daftar periksa untuk peristiwa abnormal, kata sumber pertama.

Selama sembilan menit berikutnya, pesawat itu memperingatkan pilot bahwa pesawat tengah berada di keadaan macet atau stall dan mendorong hidung ke bawah sebagai responsnya, menurut laporan itu.

Posisi macet/stall adalah kondisi ketika aliran udara di atas sayap pesawat terlalu lemah untuk menghasilkan daya angkat dan sulit membuatnya tetap terbang.

Pilot pesawat itu berusaha keras untuk menaikkan ketinggian, tetapi komputer yang masih salah mencerna informasi tentang keadaan macet, terus mendorong hidungnya menggunakan sistem trim pesawat.

Biasanya, trim menyesuaikan permukaan kontrol pesawat untuk memastikannya terbang lurus dan datar.

"Mereka tampaknya tidak tahu trim bergerak turun," kata sumber Reuters.

"Mereka hanya memikirkan kecepatan udara dan ketinggian. Itulah satu-satunya hal yang mereka bicarakan," tambahnya.

Basarnas  evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang Jabar, Senin (29/10/2018).
Basarnas evakuasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang Jabar, Senin (29/10/2018). (Dok Humas Basarnas Jateng)

Boeing menolak berkomentar karena penyelidikan sedang berlangsung.

Pabrikan asal Amerika Serikat (AS) itu mengatakan ada prosedur terdokumentasi untuk menangani situasi tersebut.

Kru yang berbeda di pesawat yang sama di malam sebelumnya mengalami masalah yang sama (Bali-Jakarta), tetapi berhasil menanganinya setelah menjalankan tiga daftar periksa buku panduan, menurut laporan November.

Tetapi mereka tidak menyampaikan semua informasi tentang masalah yang mereka temui kepada awak di penerbangan berikutnya, kata laporan itu.

"Pilot JT 610 tetap tenang untuk sebagian besar penerbangan," kata sumber Reuters itu.

Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh, Lion Air Stop 10 Pesawat Boeing 737 Max 8.
Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh, Lion Air Stop 10 Pesawat Boeing 737 Max 8. (foto/ Daily Express)

Agen investigasi kecelakaan udara Prancis, BEA, pada Selasa mengatakan rekaman data penerbangan dalam kecelakaan Ethiopia yang menewaskan 157 orang "memiliki kesamaan yang jelas" dengan bencana Lion Air.

Sejak kecelakaan Lion Air, Boeing telah mengupayakan peningkatan perangkat lunak untuk mengubah seberapa banyak wewenang yang dapat diberikan kepada Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver atau MCAS.

Sistem MCAS merupakan sistem anti macet (anti-stall) baru yang dikembangkan untuk 737 Max.

Penyebab kecelakaan Lion Air belum ditentukan, tetapi laporan awal menyebutkan sistem Boeing yang salah, sensor yang baru saja diganti, dan kurangnya pemeliharaan serta pelatihan maskapai merupakan beberapa penyebab kecelakaan tersebut.

Pada pesawat yang sama malam sebelum kecelakaan, seorang kapten di maskapai penerbangan rekanan Lion Air, Batik Air, ikut penerbangan di dalam kokpit dan memecahkan masalah kontrol penerbangan yang sama, kata sumber reuters itu lagi. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul TERUNGKAP Percakapan Pilot dan Kopilot Lion Air JT 610 PK-LQP Sebelum Jatuh di Perairan Karawang

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teka-teki Pilot Ketiga dalam Pesawat Lion Air JT 043", https://money.kompas.com/read/2019/03/22/071032226/teka-teki-pilot-ketiga-dalam-pesawat-lion-air-jt-043. Penulis : Akhdi Martin Pratama Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved