Kemarahan Jenderal Ahmad Yani pada PKI: Asah Pisau Komandomu, Bersihkan Senjatamu!
Kilas Balik Pemberontakan PKI dan Kemarahan Jenderal Ahmad Yani Karena Anggota Dibunuh
Kemarahan Jenderal Ahmad Yani pada PKI: Asah Pisau Komandomu, Bersihkan Senjatamu!
BANGKAPOS.COM -- Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan satu noda kelam perjalanan sejarah Indonesia.
Trauma ideologi komunis sangat terasa akibat peristiwa itu.
Tak hanya itu, kekejaman PKI sempat membuat Jenderal TNI Ahmad Yani saat itu geram
Sebelum sang jenderal diculik, PKI sudah melakukan beberapa aksi yang cukup membahayakan kedaulatan negara
Dilansir dari Sosok.id dalam artikel 'Ketika Jenderal Ahmad Yani Siap Siagakan Kopassus untuk Melawan PKI : Asah Pisau Komandomu!', PKI pernah meminta kepada pemerintah agar mempersenjatai buruh dan tani demi kepentingan bela negara.
• Penyanyi Dangdut Xena Zenita Digerebek Bersama Pria Beristri, Kini Didakwa Berzina & Dihukum 3 Bulan
PKI menyebut jika buruh dan tani dipersenjatai akan menjadi Angkatan Kelima, diluar AD, AL, AU dan Kepolisian.
Bahkan Perdana Menteri China Chou En Lai ketika itu siap sedia menyuplai 100 ribu pucuk senjata untuk buruh dan tani Indonesia.
Mengutip Buku Sejarah TNI yang diterbitkan oleh Pusat Sejarah Mabes TNI tahun 2000, permintaan 'nyeleneh' PKI ini berhasil digagalkan TNI AD.
Sebab TNI AD menilai PKI berusaha menunggangi buruh dan tani untuk dijadikan unsur bersenjata mereka.
Salah satu contoh sudah terpampang dalam peristiwa Bandar Betsy di Simalungun, Sumatera Utara dimana buruh dan tani simpatisan PKI bergerak menyerobot tanah milik Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).
• Reaksi Ustaz Abdul Somad soal Film The Santri, 2 Hal ini yang Dikomentari, Cek Videonya di Sini

Bahkan seorang anggota TNI Pelda Soedjono yang sedang melaksanakan tugas untuk pengamanan, mati dicangkul simpatisan PKI saat peristiwa itu.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani marah mengetahui aksi barbar PKI itu.
"Bisa timbul anarki dalam negara kalau kasus ini dibiarkan!" ujar Ahmad Yani marah.
Saat menghadiri HUT Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD/Kopassus) tanggal 15 Juli 1965 di Jakarta, jenderal TNI itu masih dongkol dengan PKI.
Di depan hadapan para prajurit Korps Baret Merah, Yani berpesan agar Kopassus selalu siap siaga menghadapi PKI yang makin keterlaluan.
• Mewahnya Rumah Milik Tania Nadira, Dilengkapi Lift Berlapis Emas hingga Tempat Tidur Bak Ratu Arab
"RPKAD harus tetap memelihara kesiapsiagaan yang merupakan ciri khasnya dalam keadaan apapun, terutama dalam keadaan gawat ini. Asah pisau komandomu, bersihkan senjatamu," tegas Yani.
Tiga bulan usai Yani berpidato di HUT RPKAD, G30S/PKI meletus.
Ahmad Yani dijadikan target utama karena ia merupakan pemimpin tertinggi di lingkungan TNI AD saat itu.
Ahmad Yani Bersimbah Darah
Jenderal TNI Ahmad Yani sempat berdebat sengit saat rumahnya dikepung tentara yang ternyata antek PKI
Namun, perdebatan itu justru membuat sang jenderal bersimbah darah karena ditembak oleh para tentara tersebut.
• Terungkap Penyebab Soekarno Ditinggalkan Fatmawati, Sampai Tak Hadir di Pemakaman Sang Proklamator
Dilansir dari Sosok.grid.id dalam artikel 'Kala Anak Ahmad Yani Kisahkan Detik-detik Mendebarkan G30S/PKI, Irawan Sura Eddy: Pak Bangun Pak, Ada Tjakrabirawa Mencari Bapak', tragedi ini terjadi di Jalan Lembang, Jakarta pada Jumat (1/10/1965)

Rumah yang ditinggali oleh Panglima Angkatan Darat kala itu, Letnan Jenderal Ahmad Yani menjadi saksi bisu peristiwa berdarah yang pernah terjadi di Indonesia.
Putra Ahmad Yani, Irawan Sura Eddy kala itu berusia 7 tahun terbangun dan mendapati ia sendirian kemudian bergegas mencari ibundanya.
Tetapi sang ibunda tak ada, karena sedang berada du rumah lainnya di Jalan Taman Surapati.
Maka ia membangunkan Mbok Mirah, pembantu dirumah Ahmad Yani kala itu untuk menemaninya duduk di ruang keluarga belakang.
Eddy ingin menunggu sang ibu pulang kerumah agar bisa melanjutkan tidur malamnya.
• Pemuda Ini Pegang Kartu AS Pacar, Lalu Minta Dilayani Gadis 16 Tahun, Awalnya Kenalan di Facebook
Detik selanjutnya, terdengar suara gaduh dari tempat penjagaan rumah dinas Panglima Angkatan Darat tersebut.
Heningnya malam itu terpecah oleh kegaduhan tersebut oleh kedatangan sepasukan tentara tak dikenal dengan cepat masuk ke halaman rumah.
Dalam buku "Titik Silang Jalan Kekuasaan Tahun 1966", menuliskan bagaimana tentara yang berseragam Cakrabirawa dengan senjata lengkap tersebut datang ke rumah sang Jenderal.
Tentara yang dipimpin Pembantu Letnan Satu Mukidjan dan Sersan Raswad segera masuk ke dalam rumah melalui belakang.
Pintu belakang rumah sengaja tak dikunci sebab Nyoya Yayu Rullah Ahmad Yani belum pulang kerumah.
Sepasukan tentara tersebut segera bergerak mengepung rumah dari segala penjuru.
• Kronologi Mama Muda Salah Kirim Foto Tak Senonoh Dirinya ke Grup WhatsApp hingga Viral
Bertemulah anggota tentara tersebut dengan Eddy dan Mbok Milah yang kala itu sedang duduk di ruang belakang dan tak jauh dari pintu belakang rumah.

Mereka pun bertanya keberadaan ayah dari bocah berusia tujuh tahun tersebut.
"Bapak masih tidur", jawab Mbok Milah, dikutip dari buku "Titik Silang Jalan Kekuasaan Tahun 1966".
Dengan mengatasnamakan perintah presiden Soekarno untuk segera menjemput Ahmad Yani, mereka meminta agar sang jenderal segera dibangunkan.
Pembantu rumah tangga tersebut terdiam dan tak beranjak dari tempat duduknya.
Tentara-tentara itupun meminta Eddy untuk membangunkan sang ayah yang masih terlelap dalam tidurnya.
• Ifan Seventeen Ketakutan saat Live Video Tengah Malam, Lagi Bicara Tiba-tiba Ada Penampakan ini
Dengan menggoyangkan kaki ayahnya tersebut bocah laki-laki itu membangunkan ayahnya sembari berkata, "Pak bangun pak. Ada Tjakrabirawa mencari bapak. Bapak diminta datang ke Istana".
Ahmad Yani perlahan membuka mata dan bertanya ada apa sepagi ini ada tentara datang mengganggu istirahatnya.
Sang Jenderal melihat melalui jendela kaca yang menghubungkan ruang makan dengan ruang belakang.
Ternyata pasukan tersebut telah masuk kedalam rumah dan siap siaga membawa senjata yang mereka genggam.
Eddy dengan perasaan takut langsung berlari ke ruang belakang dan berdiri didekat kolam ikan.
Dari tempat ini ia bisa mendengar jelas percakapan antara Jenderal dengan prajurit-prajurit tersebut.
• Veronica Koman Jadi Tersangka Kerusuhan Papua, PBB Desak Indonesia Bebaskan Aktivis HAM Ini
Panglima Angkatan Darat itupun mendekati tentara-tentara yang telah memenuhi rumahnya.
Perdebatan sengit pun terjadi hingga kemarahan Ahmad Yani terdengar oleh Eddy
Beberapa saat kemudian tembakan pun terdengar, membuat Sang Jenderal tersungkur di lantai ruang makan kediamannya tersebut.
Sontak saudara-saudara Eddy terbangun dan keluar ke ruang makan, mereka mendapati ayahnya tengah diseret dan bersimpah darah.
Salah satu dari tentara tersebut membentak saudara-saudara Eddy untuk masuk kembali ke kamar masing-masing.
Mereka diancam akan ditembak kalau tak mengindahkan perintah tersebut.
Dini hari pukul 04.00 1 Oktober 1965 menjadi peristiwa yang tak dapat dilupakan oleh Irawan Sura Eddy atas meninggalnya ayahandanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Sosok.Id dengan judul Ketika Jenderal Ahmad Yani Siap Siagakan Kopassus untuk Melawan PKI : Asah Pisau Komandomu! dan juga telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kilas Balik Pemberontakan PKI dan Kemarahan Jenderal Ahmad Yani Karena Anggota Dibunuh
• Menikah 3 Tahun, Wanita Ini Bercerai Lewat WA, Curhatan di Instagram Viral: Sudah Lama Aku Dianiaya!
• Ruben Onsu Kesal Pasca Kemunculan Ibu Kandung Betrand Peto: Jangan Pernah Lu Senggol Keluarga Gue!
• Curhatan Fify Lety Adik Ahok soal Pasangan Hidup hingga Alasan Belum Menikah, Mohon Maaf
• Fenomena Baru di Pamekasan, Guru SD Ramai-ramai Ajukan Cerai Tiap Minggu, Alasannya Hanya Karena ini
• Ditinggal Kekasih Nikah, Wanita Ini Dapat Chat Menyentuh dari Sang Mantan, Isi Pesannya Viral
• Kisah Cinta Soekarno yang Ditolak Mentah-mentah oleh Pramugari, Presiden Marah saat Tahu Ia Nikah