Kasus Penusukan

Camat Bukit Intan Tegaskan Aturan Tamu Wajib Lapor dan Pemilik Indekos Data Penghuninya

Regulasi tersebut akan dimulai pada Kamis (26/12/2019) sehingga pemilik indekos juga diberi sosialisasi terhadap aturan tamu wajib lapor

Editor: nurhayati
Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah
Massa Penuhi Kantor Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan. 

Camat Bukit Intan Tegaskan Aturan Tamu Wajib Lapor dan Pemilik Indekos Data Penghuninya

BANGKAPOS.COM,BANGKA-- Pihak Kecamatan Bukit Intan akan melakukan pendataan terhadap seluruh rumah indekos maupun warga pendatang di wilayah tersebut.

Hal ini menindaklanjuti provokasi yang menyebutkan warga Kelurahan Air itam, Temberan dan Sinar Bulan menolak adanya warga pendatang di kampung mereka.

"Bentuk penguatan koordinasi aspek sosial masyarakat akan kami tuang dalan regulasi dengan memanggil seluruh pemilik kos dan mendata warga pendatang," jelas Camat Bukit Intan, Efran, saat konferensi pers di kantornya, Selasa (24/12/2019).

Dia mengatakan, regulasi tersebut akan dimulai pada Kamis (26/12/2019) sehingga pemilik indekos juga diberi sosialisasi terhadap aturan tamu wajib lapor pada ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

Begitu pun dengan RT/RW agar aktif terhadap pendataan warga di wilayahnya. Efran membantah keras adanya penolakan warga terhadap pendatang setelah ramai isu penikamam di Desa Batu Belubang, Bangka tengah yang sempat menggemparkan karena pelaku diduga berasal dari Selapan, Sumatera Selatan.

"Terlepas pendatang dari mana saja, kami jamin warga Kecamatan Bukit Intan ramah dan terbuka dengan keberagaman. Kami mengedepankan persatuan dan kedamaian. Jadi hoaks kalau dibilang warga menolak pendatang,"  tegas Efran

Menjaga situasi tetap kondusif, pihak kecamatan juga menggandeng TNI-Polri dalam penguatan ketertiban umum. Efran menyebut, siapa saja diperbolehkan tinggal dan menetap di Kecamatan Bukit intan, namun harus tunduk dan patuh terhadap aturan-aturan maupun nilai yang berlaku di daerah tersebut.

Diakuinya, tamu wajib lapor sebetulnya telah diterapkan pada aturan wilayah. Hanya saja perlu diperkuat dan terus diawasi sehingga tidak menimbulkan kelalaian dikemudian hari.

Sebelumnya, ratusan warga Air itam pada Senin (23/12/2019) malam, berkumpul di kantor kelurahan setempat usai dihebohkan dengan informasi penolakan warga pendatang.

Faktanya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Air itam hanya melakukan musyawarah untuk penguatan struktural RT/RW dalam pendataan terhadap warga pendatang.

Situasi ini kemudian dimanfaatkan oleh provokator untuk memancing emosi warga dan membuat perpecahan.

Pihak kepolisian langsung mengambil sikap dengan membubarkan massa yang mengerumuni kantor lurah. Hingga pernyataan resmi dari Camat Bukit Intan, Efran yang menyatakan, kejadian tadi malam dan emosi penolakan warga merupakan hoaks yang ditunggangi kepentingan oknum tertentu.

Massa saat berkumpul di Kantor Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan
Massa saat berkumpul di Kantor Kelurahan Air Itam, Kecamatan Bukit Intan (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Hoaks

Diberitakan sebelumnya, Camat Bukit Intan, Efran, menegaskan kejadian di kelurahan Air itam tadi malam, Senin (23/12/2019), yang menyebutkan ratusan warga menolak pendatang dari Selapan, Sumatera Selatan, merupakan hoaks yang disebarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Efran memang membenarkan tiga kelurahan baik itu Kelurahan Sinar Bulan, Air Itam dan Temberan mengadakan musyawarah di Kantor Kelurahan Air Itam untuk membahas penguatan koodinasi sosial masyarakat dan ingin melakukan pendataan terhadap rumah kos, maupun orang yang bukan termasuk warga tiga kelurahan tersebut.

"Informasi tadi malam yang mengatakan Warga Air itam menolak pendatang, itu hoaks. Hanya simpang siur yang ditunggangi oleh oknum untuk memanas-manasi suasana yang kondusif. Air itam masih damai dan aman," ungkap Efran saat konferensi pers di Kantor Camat Bukit Intan, Selasa (24/12/2019).

Dia menyatakan, warga Air itam bahkan seluruh wilayah Kecamatan Bukit Intan terbuka dengan adanya pendatang. Masyarakat dapat hidup berdampingan tanpa memandang suku maupun golongan.

Efran menyayangkan kejadian tadi malam yang sebetulnya dilatarbelakangi karena kekhawatiran warga supaya tidak terjadi di wilayah tersebut, malah ditunggangi oleh provokator yang ingin memanaskan suasana.

"Sebetulnya warga memang ingin kompak menjaga wilayahnya, mengantisipasi perpecahan, apalagi ada kejadian di Batu Belubang kemarin. Wilayah yang dekat dengan kejadian kemarin ya tiga kelurahan itu, jadi ada kekhawatiran warga dan berupaya mengantisipasi. Bukan menolak. Sama sekali tidak ada penolakan. Dari LPM yang mengadakan juga menjamin itu," tegasnya.

Dia menyatakan, situasi Air itam saat ini kondusif dan provokasi tadi malam dengan cepat dibubarkan oleh aparat.

Efran berharap, kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi warga agar tidak mudah tersulut provokasi. Dia memastikan warganya cinta damai dan dapat rukun dalam keberagaman. Hoaks yang terjadi diharapkan dapat diredam dan diserahkan kepada aparat kepolisian untuk menuntaskannya.

Ketua LPM Air Itam, Hardiman, menyatakan, pihaknya kumpul untuk membahas penguatan struktural RT RW dalam melakukan pendataan untuk mengantisipasi kejadian di wilayah Batu Belubang tidak terulang kembali di wilayahnya.

Hanya saja, tiba-tiba muncul provokasi yang menyebutkan penolakan terhadap pendatang dari Selapan hingga menghebohkan warga.

Dia menuturkan, warga yang belum mengetahui kebenaran informasi langsung tersulut emosi dan menyatakan itu benar. Padahal musyawarah tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi pendataan bukan penolakan.

"Saya berharapnya warga Air itan tidak mudah termakan isu-isu murah yang dapat berujung perpecahan. Ciri khas budaya melayu ini kerukunan dan cinta damai. Saya yakin warga Air itam seperti itu, hanya saja terpancing provokasi," timpalnya.

Sementara itu, Kapolsek Bukit Intan, AKP Adi Putra, menyebut pihaknya akan berupaya menelusuri oknum provokator yang memanfaatkan situasi untuk membuat warga bertikai.

Sementara ini, pihaknya mengeluarkan peringatan secara persuasif dan mengawasi masyarakat kembali pada situasi kondusif.

"Kami berikan peringatan dan himbauan kepada provokator agar tidak memanfaatkan situasi ini untuk memecah belah persatuan yang selama ini dijaga. Kalau masih ngeyel, dengan berat hati akan kami lakukan upaya hukum yang tegas," ucap Adi Putra.

Dia meyakini warga Air Itam maupun Bangka Belitung dikenal ramah dan berbaur dengan keberagaman. Adi Putra berharap hoaks ini dapat diredam dan tidak disebarluaskan terutama disosial media yang begitu cepat pergerakannya.

"Bijak dan cerdas lah dalam bersosial media. Croscek dan konfirmasi langsung pada orang yang betul berkompeten dibidang itu. Kita buat situasi kembali kondusif dan beri edukasi ini kepada warga," imbau Adi Putra. (Bangkapos.com/Ira Kurniati)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved