LIPUTAN KHUSUS
Ivon Tak Tertular Meski Sempat Minum Lewat Pipet Bekas Penderita Covid-19
Mikron memastikan, dari kasus Pendeta Daniel ini semuanya sudah clear. Semua pihak yang pernah kontak juga sudah dinyatakan clear.
Tidak tertular
Sebelum Daniel Antonius meninggal, keluarga tak pernah tahu jika Daniel terpapar virus corona. Untuk itu, seluruh keluarga berinteraksi dengan wajar yang bisa dibilang cukup erat. Pada saat Daniel mengeluh demam ringan, enam cucu Daniel dan keluarga besarnya juga berkumpul di ranjang tempat Daniel beristirahat.
Foto saat Daniel dikerumuni cucu-cucunya saat dirawat di rumah ini sebelumnya juga sempat beredar di sosial media beberapa haris setelah Daniel meninggal dunia dan dinyatakan positif terpapar corona. Bangka Pos kemudian meminta izin pihak keluarga untuk menggunakan foto tersebut untuk dipasang di koran.
Terkait dengan interaksi erat di keluarga Daniel Antonius ini, Trivera Ivon Antonius (42), anak pertama Daniel Antonius bahkan mengaku tanpa sengaja sempat menyeruput minuman milik Daniel. Itu terjadi saat Daniel mengeluh demam dan kemudian minta minum air hangat.
“Papa minta air hangat. Saat saya berikan dengan gelas dan pipet, ia menyeruputnya namun kemudian melepaskannya. Papa waktu itu bilang jika airnya terlalu panas. Karena saya tahu memang tidak panas, saya tunjukkan ke Papa bahwa saya menyeruputnya sambil mengatakan memang tidak panas,” kata Ivon didampingi Heri Tendean (44), suaminya.
Moses menambahkan, layaknya merawat orangtua yang sakit, ia membenarkan bahwa ketika Daniel sakit, keluarga besar itu sering berkumpul. “Ya wajarlah kami berkumpul di tempat papa dirawat di rumah bersama anak-anak dan juga cucu. Kami berkumpul semua dan memang saat itu kami mengira papa sakit demam biasa dan anak cucunya memberikan penghiburan,” imbuh Moses.
Saat Daniel dirawat di Pusyandik Toboali antara 20 Maret sampai 23 April, Moses dan dua kakak iparnya juga yang selalu merawat Daniel tanpa perlengkapan khusus. “Kami mengganti pakaian termasuk celana dalam papa bergantian, mengelap dan sebagainya dengan tangan telanjang,” imbuh Moses.
“Winda, istri saya bahkan juga mengelap liur ayah saya dan meskipun menggunakan tissue, ia mengakui juga mengenai tangannya. Puji Tuhan semuanya tidaka ada yang terpapar virus,” imbuh Moses.
Kronologi
Moses kemudian menceritakan kronologi sejak kedua orangtunya pergi ke Jakarta untuk menghadiri sebuah acara reuni sekolah pendeta hingga akhirnya meninggal dunia pada 27 Maret 2020 di RS Siloam dengan dioagnosa terpapar covid-19.
Menurut Moses, Daniel dan Ribkah berangkat ke Jakarta pada 8 Maret 2019 untuk mengikuti sebuah acara reuni sekolah pendeta. Acara tersebut dilaksanakan pada 10-13 Maret 2020. “Sebelum menghadiri acara, papa dan mama singgah dan menginap di rumahs alah satu temannya di Jakarta sampai dengan hadir di acara,” kata Moses.
Setelah mengikuti acara tersebut, Daniel dan istrinya tak langsung kembali ke Bangka, keduanya singgah di rumah salah satu anaknya yang ada di Jakarta selama sekitar 5 hari. Keduanya baru pulang ke Bangka pada Rabu (18/3). “Saat pulang, kondisi Papa masih sehat bugar, hanya saat kami menengok ke rumah, papa mengeluh demam ringan,” kata Moses.
Karena hanya mengeluh demam, saat itu Daniel sempat dikerok. Menurut Moses, ibunya juga tampak tak sehat dengan menurunnya nafsu makan.“Papa saat itu mengeluh demam dan mama seperti tak nafsu makan. Tapi kami menganggapnya wajar karena kecapekan habis dari acara di Jakarta,” lanjut Moses.
Pada tanggal 20 Maret 2020, keluarga memutuskan untuk membawa Daniel ke Pusyandik Toboali karena kondisinya yang terus menurun. Kepada petugas Posyandik, Moses menjelaskan riwayat perjalanan ayahnya sehingga pihak Pusyandik memutuskan merawat Daniel di ruang khusus.
Empat hari dirawat, kondisi Daniel berangsur membaik dan akhirnya diizinkan rawat jalan pada 23 Maret 2020. Hari kedua di rumah, kondisi Daniel kembali memburuk. Oleh dokter yang pernah merawatnya di Pusyandik, keluarga disarankan untuk melakukan rongent paru. Saat itu saran dari Pusyandik adalah dibawa ke RS Siloam
“Kami tidak pernah berpikir yang papa alami adalah covid-19. Kami hanya mengikuti saran untuk rongent paru di Siloam dan kami bawa pada 26 Maret pagi,” kata Moses.
Moses menjelaskan, sata itu yang membawa ke Siloam adalah dia, dan dua kakak iparnya masing-masing adalah Heri Tendean dan Roland. Kondisi Daniel sudah lemah namun masih bisa dibawa menggunakan mobil milik keluarga.
“Pukul 07.00 pagi kira-kira kami sudah sampai di RS Siloam dan langsung masuk ek IGD. Karena saya yang berstatus sebagai anak, saya juga yang menandatangani persetujuan untuk dilakukan CT-scan,” kata Moses.
Setelah hasil CT-Scan keluar, dokter yang menangani Daniel dengan nada serius mengatakan bahwa 90% diagnosa dari Daniel Antonisu adalah paparan virus corona. Moses ingat betul saat diberitahu dokter bahwa kondisi paru-paru ayahnya sudha nyaris penuh dengan cairan.