Covid 19 Di Bangka Belitung
Menelisik Penularan Corona Pertama di Bangka, Ivon Seruput Minuman dari Pipet Bekas Daniel
Sesuai dengan data awal, kasus covid-19 di Bangka Belitung ini dialami oleh Daniel Antonius (72), seorang pendeta di Toboali, Bangka Selatan.
Moses turut mengakui jika dirinya sangat terharu ketika ada beberapa masyarakat yang tidak hanya dari kalangan jemaat gereja yang bersimpati terhadapnya seperti misalnya teman-teman muslim yang turut mensupport dirinya hingga memberikan bahan makanan.
"Selain pengucilan saya juga merasakan simpati yang luar biasa dari teman-teman muslim yang mengantarkan bahan-bahan untuk membuat Sup seperti Ayam, Kentang, Wortel dan sebagainya hampir setiap hari," kata Moses.
Bahkan Moses mengakui dirinya diperhatikan dan disupport dengan diberikan vitamin dan bahan-bahan herbal seperti Jahe, Madu dan lain sebagainya.
Namun karena kondisi saat itu, Moses mengakui dirinya sempat mengalami stres, kesulitan tidur dan bahkan suhu tubuhnya mencapai 39° C.
"Karena stres dan sulit tidur saya sempat Demam hingga dua kali sehingga saya mendapatakn obat dan disertai masker pengganti alat kompres panas disertai minum obat yang teratur hingga suhu tubuhnya turun normal kembali," ungkapnya.
Moses turut menyatakan untuk memastikan dirinya, anak dan istrinya bebas dari Infeksi Covid-19 serta pernah mengalami demam, terpaksa pihaknya melakuan swab, rontgen dan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada infeksi.
Moses mengakui dirinya melakukan swab sebanyak dua kali yakni pada Senin, (6/4/2020) dan Selasa, (7/4/2020) dan hasilnya keluar pada Senin, (13/4/2020) dengan hasil Negatif Covid-19.
"Puji Tuhan, hasil kami bertiga negatif dan tetap mengonsumsi vitamin dan sokongan support dari teman-teman dan masyarakat luas," katanya.
Bahkan Moses sangat berterimakasih kepada siapapun yang telah mensupport dirinya dan keluarganya meskipun dirinya mengetahui jiak orang-orang yang telah mendukung dan membantunya mendapatkan perlakuan kurang baik di masyarakat luas karena telah membantu keluarga yang terinfeksi Covid-19.
"Saya sangat menghargai apresiasi dan support teman-teman dan masyarakat luas yang turut membantu kami untuk terus berjuang melawan Covid-19," ujarnya.
Sosok satu ayah ini juga merasakan kemenangan yang sangat besar setelah dirinya mengetahui jika dirinya tidak positif terinfeksi Covid-19 karena sangat ketakutan.
Moses juga menyuarakan jangan menakuti Covid-19 karena Covid-19 tidak dapat membunuh namun pikiran yang terlalu ketakutan akan membuat semua orang terkekang, ketakutan hingga melemah dan sakit.
"Ketika kita selalu berupaya berfikir positif disertai menjaga kesehatan maka imunitas tubuh akan terus menangkal virus dan tetap menjaga tubuh tetap sehat dan bugar," tukasnya.
Pengakuan Pegawai
Seorang pegawai Moses Printing yang diketahui bernama Armita akui dirinya turut menerima perlakuan tidak menyenangkan saat permasalahan Covid-19 menghinggapi keluarga Moses.
Diwawancarai pada Minggu, (7/6/2020) Armita yang merupakan warga Pulau Besar namun berdomisili di Toboali dan bekerja di perusahaan yang dimiliki oleh Moses mengakui mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan bahkan dituduh yang tidak benar.
Menurut pengakuannya, keluarganya yang berada di Pulau Besar dianggap pernah mengunjungi Pdt. Daniel (melayat) saat jenazah Pdt. Daniel akan dikebumikan padahal kelaurganya saja tidak mengenal sosok Pdt. Daniel.
"Bahkan ayah saya juga pernah diisukan kabur setelah berkomunikasi dengan kelaurga Pak Moses, padahal ayah saya tidak pernah bertemu dengannya dan sedang berada di kebun," ujar Armita.
Parahnya lagi, Armita menceritakan jika bibinya yang bernama Jumiatun yang merupakan seorang pedagang di Pasar Desa Nyelanding juga pernah merasakan pengucilan di tengah masyarakat karena keponakannya bekerja pada keluarga yang sempat terpapar Covid-19.
"Bibi saya bahkan diminta oleh pedagang yang berada di Pasar Nyelanding agar tidak berjualan di pasar karena ditakutkan menyebarkan Covid-19," tuturnya.
Tingkatkan Imunitas Tubuh
News Analysis
dr Adi Rosadi SpP
Ketua Tim Penanggulangan Covid-19 RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang
Masyarakat yang terkonfirmasi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 sebesar 80 persen dengan gejala ringan (uncomplicated illness), 15 persen mengalami sakit berat yang ditandai dengan pneumonia dan hanya 5 persen kasus yang sakit kritis.
Pasien yang sakit berat dan sakit kritis umumnya berusia di atas 60 tahun dan atau ada penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, penyakit jantung, ginjal dan paru kronik (PPOK), stroke atau kanker.
Mengenai pasien yang meninggal, hasil autopsi terhadap jenazah yang meninggal karena Covid-19 umumnya ditemukan kerusakan paru hebat dan luas akibat Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS).
Virus SARS-CoV-2 ini sebenarnya sangat mudah menular melalui droplet dan kontak dengan pasien positif.
Sampai saat ini setiap hari, kasus konfirmasi Covid-19 terus bertambah di atas 200 orang di Indonesia dan angka kematian rata-rata sekitar 5 orang.
Yang patut disyukuri adalah sebagian besar kasus Covid-19 tidak bergejala alias sehat (OTG).
Angka kejadian OTG positif Covid-19 tetap naik akan didapatkan Herd Immunity yaitu terjadinya kekebalan pada sekelompok masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Kalau Herd Immunity sudah mencapai terget minimal sesuai dengan derajat penularan Covid-19 di masyarakat (R0) maka berangsur-angsur kasus positif Covid-19 akan menurun dan kurvanya menjadi menurun.
Apalagi apabila sudah dilakukan vaksinasi terhadap masyarakat dan kurva eskalasi kasus Covid-19 ini sudah menurun barulah siap dilakukan New Normal jadi masyarakat sudah diperbolehkan menjalani aktivitas sehari hari tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan.
Melihat eskalasi kasus Covid-19 yang sebagian besar OTG dan yang sakit pun sebagian besar bergejala ringan memang membuat kita menjadi optimis bahwa penyakit ini tidak terlalu mengkhawatirkan dan dapat dikendalikan.
Pengendalian penyakit ini dengan meningkatkan imunitas tubuh dengan pola hidup bersih dan sehat PHBS) dan tetap menjaga jarak (physical distancing) dan memakai masker.
Nanti ada saatnya bila eskalasi kasus semakin menurun, tidak ada lagi yang dirawat karena Covid-19, Herd Immunity sudah mencapai target dan vaksinasi sudah tersedia maka kita tidak perlu lagi malakukan physical distancing dan memakai masker atau dikatakan Pandemi Covid-19 berakhir. (S2/r6/r3)