Virus Corona di Bangka Belitung

7 Kasus Ditemukan Jejak Penularan, Diagnosa dan Alat Tes Covid-19 Perlu Jadi Kajian Serius

Dari 152 kasus yang terdata di seluruh Bangka Belitung, rata-rata tak memunculkan kasus baru alias tak menularkan.

Editor: fitriadi
Bangkapos.com/Deddy Marjaya
Anggota TNI ikut rapid test yang digelar oleh Polda Kepulauan Bangka Belitung di Alun Alun Taman Merdeka Pangkalpinang, Kamis (25/6/2020). (Bangkapos.com/Deddy Marjaya) 

“Terakhir adalah kasus tenaga medis berinisial K yang pulang dari luar kota yang dari hasil penelusuran berikutnya menularkan ke tiga kasus lain,” kata Mikron.

Dari pemetaan tersebut, Mikron menemukan beberapa kasus menularkan hingga ke level sekunder.

“Jika dilihat per kasus, memang rata-rata berhenti dan tidak menularkan lagi ke interaksi berikutnya,” imbuh Mikron.

Kajian medis

Terkait dengan hal tersebut, Mikron mengatakan bahwa faktor menularkan dan tidak menularkan memang perlu dikaji. Satu di antaranya, dengan melakukan karantina terhadap kasus positif dipastikan akan memutus mata rantai penularan.

“Soal anomali Toboali dan Temberan dan memang banyak kasus lain serupa yang ada di data kita memang menarik untuk dikaji. Butuh keterlibatan pakar medis untuk menjadikan case ini sebagai diskursus,” imbuh Mikron.

Begini Penjelasan Praktisi Epidemiologi Terhadap Kasus Covid-19 di Toboali dan Air Itam

Terpisah, Muhammad Putra Kusuma, SKM, M.Epid, praktisi epidemiologi memberikan analisa lain terkait kasus Temberan dan Toboali.

Menurutnya ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan terkait hal tersebut adalah tentang bagaimana sebuah transmisi virus itu terjadi dan di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya.

"Status kategori yang bersangkutan. Apakah masuk kategori OTG, ODP atau PDP. Informasi yang saya fahami bahwa klasifikasi dalam kategori OTG tingkat penularannya rendah. Tingkat imunitas orang yang berinteraksi terhadap yang bersangkutan. Bisa jadi imunitas orang yang berinteraksi dalam kondisi baik,"kata Putra.

Selain itu, tingkat virulensi transmisi dari orang positif covid ke orang lain itu rendah. Sehingga masih dapat di lawan oleh imunitas tubuh dari orang yang berinteraksi.

"Frekuensi dan intensitas paparan, Kuantitas dan kualitas virulensinya rendah dalam konteks paparan terhadap orang lain. Demikian mungkin beberapa faktor yg mempengaruhi transmisi penularan tsb. Jadi tidak hanya salah satu faktor lalu mendominasi potensi penularan,"ungkap Putra yang menjabat Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat ini.

15 Anggota Keluarga Pasien Positif Covid-19 yang Meninggal Dunia Akan Jalani Swab Kedua

Sementara sebelumnya, dokter spesialis Patologi Klinik RSUP Ir Soekarno Bangka Belitung, dr Nafiandi SpPK sempat angkat tangan saat diminta menjelaskan kasus Temberan dan Toboali dan bahkan ternyata banyak kasus serupa yang didata oleh Puskodalops GTPP Covid-19 Bangka Belitung.

"Ada satu yang positif, tapi keluarga tidak apa-apa. Pada kasus seperti itu memang susah dijelaskan, sebab penularan covid-19 ini masih terus berkembang ilmunya, virusnya baru. Para peneliti juga sedang meneliti akan hal-hal tersebut," kata dr Nafiandi.

Meski demikian, Nafiandi mengatakan bahwa secara medis, penularan virus ini masih diyakini melalui droplet dan airbone.

"Penularan itu dari droplet dan airbone. Perlu diketahui droplet itu percikan, saat kita ngomong terpercik air ludahnya Bila airbone lewat saluran pernapasan, kalau tak pakai masker bisa menyebar kemana-mana makanya dianjurkan juga jarak 1-1,5 meter," ujar dr Nafiandi. (Bangka Pos/t2/riu/ufi)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved