Ledakan di Lebanon

Asal Usul dan Perusahaan Pemesan Amonium Nitrat yang Meledak di Pelabuhan Beirut Angkat Bicara

Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM), mengaku sebagai pembeli atau pemesan amonium nitrat yang meledak di pelabuhan Beirut

Editor: Teddy Malaka
Anwar AMRO / AFP
Sebuah pandangan menunjukkan setelah ledakan kemarin di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 5 Agustus 2020. Tim penyelamat bekerja sepanjang malam setelah dua ledakan besar merobek pelabuhan Beirut, menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan orang, ketika mereka menghancurkan bangunan di seberang ibukota Libanon. 

Perusahaan Pemesan Amonium Nitrat yang Meledak di Pelabuhan Beirut Angkat Bicara, Bahan Peledak Rencannya Digunakan Untuk Pertambangan

BANGKAPOS.COM-- Masih ingat dibenak semua pihak tentang bagaimana ledekan di Bairut, Lebanon beberapa waktu lalu.

Puluhan orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka hingga kerugian mencapai milyaran akibat kejadian ini.

Melansir Tribunjabar.com, sebuah perusahaan manufaktur bahan peledak Mozambik, Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM), mengaku sebagai pembeli atau pemesan amonium nitrat yang meledak di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).

Dalam wawancara dengan CNN, FEM mengatakan amonium nitrat yang dibeli rencananya akan digunakan untuk kegiatan pertambangan.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ya, kami memesannya," juru bicara FEM kepada CNN saat memberikam keterangan terkait ledakan di Beirut, Sabtu (8/8/2020).

"Amonium nitrat dimaksudkan untuk pembuatan bahan peledak untuk perusahaan tambang di Mozambik," kata Juru Bicara FEM.

Namun Amonium nitrat yang dipesan itu tidak pernah sampai ke Mozambik, kata juru bicara tersebut.

Sebaliknya kata dia, amonium nitrat disimpan dalam gudang di pelabuhan Beirut selama lebih dari enam tahun sebelum meledak awal pekan ini. 

Ledakan itu telah mengakibatkan ibu kota Lebanon luluhlantak dan  setidaknya 158 orang tewas.

"Biasanya, ketika Anda melakukan pemesanan untuk apa pun yang Anda beli, itu tidak lazim jika Anda tidak mendapatkan barangnya. Apalagi ini diangkut kapal, itu tak seperti surat, itu kuantitasnya besar."

Juru bicara FEM  ini telah bekerja di perusahaan sejak 2008 dan mengatakan tidak ada kasus kehilangan pengiriman amonium nitrat sejak saat itu.

CNN setuju untuk tidak mempublikasikan nama juru bicara karena keprihatinan privasi karyawan di tengah berita internasional yang sensitif.

Pengiriman amonium nitrat pada September 2013,  dimulai di Georgia, tempat bahan kimia ini diproduksi.

Kemudian diangkut di kapal Rusia, Rhosus, yang berlabuh di Beirut, tempat bahan kimia itu telah disimpan di gudang selama lebih dari enam tahun.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved