Ledakan di Lebanon

Asal Usul dan Perusahaan Pemesan Amonium Nitrat yang Meledak di Pelabuhan Beirut Angkat Bicara

Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM), mengaku sebagai pembeli atau pemesan amonium nitrat yang meledak di pelabuhan Beirut

Editor: Teddy Malaka
Anwar AMRO / AFP
Sebuah pandangan menunjukkan setelah ledakan kemarin di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 5 Agustus 2020. Tim penyelamat bekerja sepanjang malam setelah dua ledakan besar merobek pelabuhan Beirut, menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan orang, ketika mereka menghancurkan bangunan di seberang ibukota Libanon. 

Juru bicara mengungkapkan bahwa perusahaan Mozambik hanya mengetahui keterlibatan mereka dalam laporan berita pada hari Rabu yang menyebut tujuan kapal ke Mozambik.

"Pada hari Rabu ada beberapa berita yang mengatakan kapal kargo ini awalnya dimaksudkan untuk pergi ke Mozambik. Jadi, ketika itu terjadi, kami  tahu itu mungkin buat kami," kata juru bicara itu.

"Ini sangat besar dan menghancurkan ketika melihat semua itu (peristiwa di Beirut). Dan  dengan kesedihan besar, kami melihatnya."

"Dan sayangnya, kami melihat ada nama kami dikaitkan, meskipun kami sama sekali tidak memiliki bagian di dalamnya. "

16 Orang Ditahan

Ototitas Lebanon telah menangkap 16 orang terkait ledakan besar di gudang pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020).

Demikian kantor berita negara National News Agency (NNA) mengutip keterangan hakim Fadi Akiki, perwakilan pemerintah di pengadilan militer, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/8/2020).

Sumber peradilan dan media lokal mengatakan Manajer Umum Pelabuhan di antara mereka yang ditahan.

Fadi Akiki mengatakan sejauh ini  lebih dari 18 orang mulai dari pejabat pelabuhan, Bea Cukai dan pihak terkait yang terlibat dalam pekerjaan pemeliharaan di gudang.

"Enam belas orang telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan," ujar Akiki.

Dia mengatakan penyelidikan masih terus berlanjut.

Sebuah sumber yudisial dan dua penyiar lokal mengatakan Manager Umum Hassan Koraytem di antara mereka yang ditahan.

Sebelumnya, bank sentral mengatakan telah membekukan rekening tujuh orang termasuk Koraytem.

Total Kerugian Mencapai Rp216 Triliun

Gubernur Beirut Marwan Abboud memperkirakan kerugian akibat ledakan Selasa (4/8/2020) mencapai 10 hingga 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp144 triliun-Rp216 triliun.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved