Ledakan di Lebanon

Asal Usul dan Perusahaan Pemesan Amonium Nitrat yang Meledak di Pelabuhan Beirut Angkat Bicara

Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM), mengaku sebagai pembeli atau pemesan amonium nitrat yang meledak di pelabuhan Beirut

Editor: Teddy Malaka
Anwar AMRO / AFP
Sebuah pandangan menunjukkan setelah ledakan kemarin di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 5 Agustus 2020. Tim penyelamat bekerja sepanjang malam setelah dua ledakan besar merobek pelabuhan Beirut, menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan orang, ketika mereka menghancurkan bangunan di seberang ibukota Libanon. 

"Pengiriman tidak pernah dilakukan ke Mozambik," kata sumber itu.

FEM telah bekerja sama dengan perusahaan perdagangan luar untuk memfasilitasi mengiriman amonium nitrat itu dari Georgia ke Mozambik. 

Tapi beberapa bulan setelah amonium nitrat meninggalkan Georgia, juru bicara mengatakan, perusahaan perdagangan mengatakan FEM itu pesanan itu tidak akan pernah tiba.

"Kami baru saja diberitahu oleh perusahaan perdagangan: ada masalah dengan kapal, pesanan Anda tidak akan disampaikan, " kata juru bicara itu.  

"Jadi, kami tidak pernah membayarnya, karena kami tidak pernah menerimanya."

FEM kemudian membeli pesanan amonium nitrat lagi untuk menggantikan barang yang hilang dan yang sudah dikirim.

Juru bicara mengatakan mereka berencana membayar dengan "jumlah dana yang signifikan" untuk bahan kimia tersebut pada pesanan pertama. Tetapi pembayaran itu tidak pernah dilakukan.

"Sementara perusahaan menyadari, kapal itu telah ditahan di Beirut dan kemudian disita oleh pejabat Lebanon," ujar juru bicara.

"Itu sama sekali di luar kendali."

Juru bicara mengatakan kolega di perusahaan itu sangat  "terkejut " mengetahui berapa lama bahan kimia itu telah disimpan di pelabuhan karena  "bahan itu bukan bahan yang ingin dsimpan tanpa harus menggunakannya."

Dia menambahkan,  "ini adalah bahan yang sangat berbahaya dan Anda perlu untuk mengangkut dengan standar keamanan transportasi yang sangat ketat ."

Sumber menambahkan,  "itu adalah bahan berbahaya, itu adalah oksidator yang sangat kuat dan digunakan untuk memproduksi bahan peledak. Tapi itu tidak seperti mesiu yang hanya menyalakannya dengan korek api dan akan segera meledak seperti kembang api. Ini jauh lebih stabil.  "

Kuantitas-2750 metrik ton, menurut pengacara yang mewakili kru kapal--juga kecil dibandingkan dengan pengiriman komersial lainnya amonium nitrat, menurut juru bicara FEM.

"Itu kuantitasnya jauh lebih sedikit daripada  yang kami gunakan dalam sebulan konsumsi, " kata sumber. 

Dia menambahkan,  "ada beberapa negara di dunia dengan konsumsi tahunan lebih dari 1.000.000 ton. Ini hanya 2700 (ton)."

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved