Mana yang Lebih Baik untuk Obat Demam, Paracetamol atau Ibuprofen?
Demam adalah salah satu mekanisme tubuh ketika bereaksi terhadap sesuatu yang dianggap tidak normal, misalnya infeksi virus atau bakteri
Ada kalanya anak baru berusia 2 tahun tetapi tubuhnya bongsor dan berat badannya seperti anak umur 4 tahun.
Begitu juga sebaliknya, ada kalanya ditemukan anak dengan usia 4 tahun tetapi badannya kecil seperti anak baru umur 2 tahun.
Ibuprofein jadi pilihan kedua
Jika paracetamol sudah tidak mempan dalam mengobati demam, ibuprofen barulah bisa digunakan.
Perlu diperhatikan, pemakaian ibuprofen jangan digabung dengan paracetamol.
Gunakan salah satu obat demam saja.
Jika keduanya dikonsumsi dalam waktu bersamaan atau berdekatan, berisiko menimbulkan overdosis.
Dibanding paracetamol, ibuprofen memang memiliki kemampuan menurunkan panas lebih kuat.
Tetapi, obat ini memiliki kelemahan karena punya efek samping yang lebih banyak.
Ibuprofen sebaiknya tidak digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan atau pada kondisi demam yang disertai muntah dan dehidrasi, serta pada demam berdarah (DBD).
Pada penderita DBD, ibuprofen justru akan meningkatkan risiko pendarahan.
Jika paracetamol dan ibuprofen tidak kunjung juga mempan dalam mengatasi demam, sebaiknya segera pergi ke dokter.
Kecuali atas resep dokter, sebaiknya jangan menggunakan aspirin (asetosal) karena obat ini punya efek samping yang lebih banyak, terlebih oleh anak-anak.
Melansir Buku Orangtua Cermat Anak Sehat (2012) oleh dr. Arifianto, Sp.A, jangan pernah memberikan aspirin pada anak yang demam karena memiliki efek samping seperti mual, muntah, perdarahan saluran cerna, dan yang terberat adalah sindom Reye. (Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Paracetamol atau Ibuprofen, Mana yang Lebih Baik untuk Obat Demam?