Sederet Potret Orang-orang Bermata Biru dari Minangkabau, Begini Sejarahnya
Sederet Potret Orang-orang Bermata Biru dari Minangkabau, Begini Sejarahnya
Sederet Potret Orang-orang Bermata Biru dari Minangkabau, Begini Sejarahnya
BANGKAPOS.COM -- Di Indonesia, diketahui tidak ada suku asli yang memiliki mata biru, biasanya mereka yang bermata biru didapatkan dari keturunan bangsa luar negeri.
Namun di Sumatera Barat, orang-orang yang bersuku Minangkabau itu memiliki mata biru yang merupakan turunan dari keluarga mereka.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki sindrom Waardenburg, sindrom langka yang menyebabkan gangguan pendengaran, perubahan warna mata, kulit, rambut, dan bentuk wajah.
Orang dengan kondisi ini biasanya memiliki iris mata berwarna biru atau berbeda warna (Heterokromia iridium), seperti satu biru dan satu hitam atau coklat.
Nama sindrom ini diambil dari nama D.J. Waardenburg, dokter mata asal Belanda yang pertama kali mengidentifikasinnya pada tahun 1951.
Baca juga: Tujuh Film & Drama Korea Terbaru yang Siap Tayang di Netflix, The Call Hingga Lovestruck in the City
Baca juga: Satu Persatu Terungkap, Posisi TV di Video Syur Mirip Gisel Disorot Pakar, Abimanyu: Janggal Sih
Baca juga: Sudjiwo Tedjo Tanggapi TNI Cabut Baliho Rizieq: Sebaiknya Diturunkan juga Untuk Bereskan Korupsi
Dokter Alana Biggers, lulusan Universitas Illinois Chicago, Amerika Serikat mengatakan, Sindrom Waardenburg adalah kondisi genetik langka, yang hanya diderita oleh 1 dari 40.000 orang di dunia.
Orang dengan sindrom ini biasanya mengalami gangguan pendengaran di salah satu maupun di kedua telinganya.
Selain itu mereka juga tidak mampu melihat cahaya yang sangat terang, tapi bisa melihat benda meskipun dalam kondisi gelap.
Seperti yang dialami dua anak laki-laki di Jorong Kubang Rasau, Nagari Balai Panjang, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatera Barat. Fahri (9) dan Gofar (4), keduanya memiliki warna iris mata biru, dan sebelahnya berwarna cokelat.
Mata biru mereka indah seperti berlian, tapi mereka mengalami gangguan pendengaran sejak lahir.
Orangtua Fahri dan Gofar, Yulia Eliza (29), yang memiliki iris mata berwarna cokelat terang itu mengaku kondisi ekonomi keluarganya serba kekurangan sehingga tidak mampu untuk membeli alat pendengaran untuk anaknya.
Yulia mengaku, dokter pernah menyarankan kepadanya agar diberi alat pendengaran seharga Rp24 juta/ unit atau dioperasi dengan biaya Rp500 juta untuk kedua anaknya.
Baca juga: Aktris Cantik Bollywood Ini Tinggalkan Popularitas, Sana Khan Hijrah & Kini Dinikahi Ulama Terkenal
Namun akhirnya Yulia hanya bisa pasrah menolak kedua tawaran tersebut, karena dirinya tidak memiliki uang yang cukup untuk keperluan itu.
Hal serupa dialami oleh Dani (6,5) dan adiknya, Alika (2,5), warga Jorong Padang Data, Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Mereka berdua memiliki mata biru tapi mengalami gangguan pendengaran sejak lahir.
Orangtua dari kedua anak tersebut, Jainal (33) mengaku, menerima saran dokter agar menyekolahkan Dani setahun lagi di SLB.
Setelah itu, baru ditinjau kembali apakah sudah bisa menggunakan alat dengar atau belum.
Meski demikian, Jainal yang sehari-sehari bekerja sebagai petani tersebut ragu untuk bisa mendapatkan alat bantu pendengaran.
Sebab ia masih menunggak iuran BPJS kesehatan karena kesulitan di masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Windha Asyaqil, Sosok Wanita Bertato Skakmat Nikita Mirzani: Seenggaknya Elu Punya Peluang ke Surga
Memiliki iris mata berlainan warna, juga dialami seorang pelajar bernama Armila Putri (14), yang tinggal di Jorong Batu Lipai, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanah Datar.
Meskipun memiliki mata berlainan warna, tidak ada gangguan pendengaran yang dialami Armila, semuanya normal.
Armila memiliki iris mata sebelah kiri berwarna biru, dan sebelahnya lagi hitam, membuat dirinya diolok-olok sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Tapi sekarang, ia justru bangga dengan hal itu, karena mata yang berbeda warna yang dimilikinya membuat sejumlah fotografer lokal datang untuk memotretnya.
Armila dijadikan model oleh mereka dan dibayar. Kini ia pun tidak malu lagi memiliki mata berlainan warna.
Kebanggaan tersebut juga dirasakan oleh keluarga Tuti Fariani (58), yang generasinya memiliki mata biru hingga cucunya.
Tuti yang berprofesi sebagai guru itu, memiliki anak-anak yang salah satunya bermata biru, yakni Muthia Eriani (30).
Baca juga: Siasat Licik Pejabat Korup, Pura-pura Miskin, Dinding Rumah Pejabat Ini Terbuat Dari Tumpukan Uang
Muthia memiliki sepasang anak, yang juga bermata biru, yakni Amira (5) dan Gibran (2,5).
Tinggal di Nagari Sungayang, Kabupaten Tanah Datar, Tuti bangga dengan keluarganya yang dikenal sebagai keluarga mata biru di daerah itu.
Kebanggaan tersebut kian menular ke sejumlah orang-orang Minangkabau yang bermata biru dan keturunannya yang merantau ke sejumlah daerah di Indonesia.
Berikut foto-foto orang bermata biru di Sumatera Barat :

Baca juga: Hari Terakhir Uji Rapid Test dari Polda Metro Jaya di Petamburan, Hasilnya 5 Warga Reaktif Covid-19

Baca juga: Bacaan Doa Tolak Bala Agar Terhindar Musibah dan Doa Agar Terbebas dari Utang, Ada Terjemahannya

Baca juga: Ini Kasiat Sholawat Nariyah Bagi yang Rutin Mengamalkannya, Begini Lafadz Sholawat Nariyah Arab


Baca juga: Isi Chat WhatsApp Luna Maya dengan Gisel Dibocorkan: Kalau Mau Ditemenin Pelan-pelan Aja

Baca juga: Sudjiwo Tedjo Akui Tak Masalah Dicaci Bahas TNI Copot Baliho Rizieq: IQ-mu Nyangka Kubela Ormas Ini










(*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul FOTO - Melihat Orang-orang Bermata Biru Dari Minangkabau