Al Jazeera Ungkap Fakta Sinovac, Hanya Indonesia yang Pesan dari China, tapi China Pesan ke Inggris
AL JAZEERA Ungkap Fakta Sinovac, Hanya Indonesia yang Pesan dari China, tapi China Pesan ke Inggris
Indonesia tercatat memesan 40 juta vaksin Sinovac.
China sendiri justru memesan vaksin AstraZeneca buatan Inggris sebanyak 200 juta.
Baca juga: Heboh Lesti Kejora Masuk 5 Besar Most Beautiful Women 2020, Begini Jelasnya
Baca juga: Selepas Cerai dari Artis Laudya Cynthia Bella, Beginilah Kabar Terbaru Engku Emran, Coba Move On?
Baca juga: Joe si Pendonor Sperma, Pria Paling Perkasa di Dunia, Sukses Bikin 10 Wanita Hamil, 150 Anak/Tahun
Baca juga: Cuma Saksi, KPK Berharap Setya Novanto Berikan Keterangan Sejujurnya

Sementara itu, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 masih menunggu terbitnya izin edar darurat vaksin atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Mengacu pada panduan Badan Kesehatan Dunia atau World Helath Organization ( WHO ), izin edar darurat akan diterbitkan 3 bulan setelah vaksin disuntikkan ke tubuh relawan dalam proses uji klinis.
"Untuk pemberian izin emergency use authorization tersebut, WHO menyatakan bahwa data pengamatan selama 3 bulan setelah penyuntikan dapat dipergunakan sebagai dasar pemberian izin penggunaan darurat," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 BPOM, Lucia Rizka Andalusia.
Lucia mengatakannya dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube FMB9ID_IKP, Jumat (18/12/2020), yang telah dimuat di Kompas.com, Jumat (18/12/2020).
Sejauh ini, Biofarma telah melakukan uji klinis terhadap vaksin Covid-19 asal China, Sinovac.
Proses uji klinis tersebut mulai digelar pada Agustus 2020.
Menurut Lucia, para relawan telah disuntik vaksin Sinovac sebanyak 2 kali hingga saat ini.
Baca juga: Reaksi Roy Marten saat Mengetahui Gading dan Karen Nijsen Dikabarkan Dekat: Sudah Move On
Baca juga: Viral Ramalan Mantan Presiden RI Soeharto 25 Tahun Lalu Tentang Indonesia Tahun 2020, Terwujudkah?
Namun, ia tak mengungkap, kapan terakhir kali penyuntikan dilakukan.
Lucia hanya mengatakan, pasca disuntik, relawan akan dipantau dalam 3 periode, yakni setelah 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan.
Dalam 3 periode tersebut, para peneliti bakal mengumpulkan data-data, menganalisis, dan melaporkannya ke BPOM.
Sementara, BPOM bertugas melakukan evaluasi terkait khasiat dan keamanan vaksin.
Jika vaksin terbukti efektif dan aman, maka izin edar darurat akan diterbitkan.
"Badan POM akan memberikan perizinan penggunaan darurat atau emergency authorization berdasarkan data interim 3 bulan yang akan segera dilaporkan oleh peneliti dan Biofarma," ujar Lucia.