Sriwijaya Air Jatuh

Bayi Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Ibunya Sempat Viral di Media Sosial

Satu dari penumpang Sriwijaya Air yang berhasil diidentifikasi adalah bayi bernama Fao Nuntias Zai.

Editor: fitriadi
Istimewa
Tim penyelam gabungan dari Ditpolairud, Polda Metro Jaya, Polda Banten dan Pas Pelopor Korps Brimob Polri membantu proses pencarian korban dan tubuh pesawat Sriwijaya Air SJ182 di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Minggu (10/1/2021). 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri Kramat Jati hingga Minggu (17/1/2021) telah berhasil mengidentifikasi sejumlah korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182.

Satu dari 24 penumpang itu adalah bayi bernama Fao Nuntias Zai, anak dari Arneta Fauzia penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan.

Ibu Fao sempat viral di media sosial lantaran seharusnya tidak naik Sriwijaya Air SJ 182 bernomor register PK-CLC .

Selain Fao, empat penumpang lain berhasil teridentifikasi.

Mereka yang berhasil teridentifikasi ialah pramugari Yuni Dwi Saputri (34), Iuskandar (52), Oke Dhurrotul Jannah (24) pramugari, dan satu lagi tidak disebutkan namanya.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan pada Minggu (17/1/2021) tim DVI berhasil identifikasi lima korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Tim DVI hari ini kembali berhasil identifikasi lima korban penumpang Pesawat Sriwijaya Air," ungkap Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (17/1/2021).

"Berdasarkan permintaan keluarga korban. Satu korban yang berhasil teridentifikasi tidak diizinkan disebutkan namanya," terang Rusdi.

Baca juga--->

Daftar 29 Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Berhasil Diidentifikasi, Ada Tambahan 5 Jenazah Korban

Baca juga--->

CVR Sriwijaya Air SJ 182 Terlepas dari Casing dan Belum Ditemukan, Bagaimana Pencarian Hari Ini?

Baca juga--->

Jenazah Indah Halimah Putri Dimakamkan di Kampungnya, Sang Suami Akan Diterbangkan ke Pangkalpinang

Total apabila dikalkulasi, dari 62 penumpang sudah 29 penumpang teridentifikasi.

Sisanya 33 korban masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI.

Beberapa jasad korban sudah diserahkan kepada keluarga, dan dimakamkan di daerah masing-masing.

Petugas Basarnas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas Basarnas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Hingga kini proses pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terus berlangsung.

Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu terbang mengangkut 62 orang, terdiri dari 6 kru dan 56 penumpang.

Berikut daftar korban yang berhasil diidentifikasi berikut keterangan tentang para korban sebagaimana dihimpun Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Okky Bisma

Okky Bisma adalah korban pertama yang berhasil diidentifikasi.

Ia adalah pramugara Sriwijaya Air.

Pria kelahiran 12 Desember 1991 ini merupaan warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

Identifikasi terhadap Okky Bisma berhasil dilakukan setelah tim identifikasi mencocokkan bagian tubuh korban dari sidik jari dengan sistem data yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

2. Fadly Satrianto

Fadly Satrianto adalah Co Pilot Sriwijaya Air SJ 182.

Ia menjadi korban kedua yang terindentifikasi bersamaan dengan dua korban lainnya.

Fadly Satrianto lahir di Surabaya, 6 Desember 1982.

Berdasarkan data e-KTP, Fadly Satrianto beralamat di daerah Pabean Cantian, Jawa Timur.

"Ini (Fadly Satrianto) terdaftar pada nomor manifest 31. Dan ini ternyata adalah co pilot dari pesawat Sriwijaya Air," ucap Kapus INAFIS Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto di RS Polri Jakarta, Selasa (12/1/2021).

3. Khasanah

Khasanah terdaftar sebagai manifest nomor 28.

Berdasar data KTP-nya, Khasanah lahir di Lamongan 28 Desember 1970.

Ia beralamat di Kecamatan Pontianak Barat, Kalimantan Barat.

4. Asy Habul Yamin

Asy Habul Yamin merupakan saudara kandung Faisal Rahman, YouTuber asal Sintang, Kalimantan Barat, yang juga terdaftar dalam manifes Sriwijaya Air SJ-182.

Jenazah Asy Habul Yamin masuk dalam manifes nomor 40.

Ia lahir di Sintang, 31 Mei 1984.

Ia beralamat di Kelurahan Patukangan Selatan di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Asy Habul Yamin pergi ke Jakarta bersama kakaknya untuk keperluan bisnis.

“Ke Jakarta karena memang aktivitas keluarga ini kan pebisnis jual beli pakaian,” kata Budi Kurniawan, juru bicara keluarga seperti dilansir Tribun Pontianak, Selasa (12/1/2021).

4. Indah Halimah Putri

Indah Halimah Putri merupakan warga asal Desa Sungai Pinang II, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir.

Indah terbang tak seorang diri.

Di dalam pesawat naas itu, Indah terbang bersama dengan suaminya, Rizki Wahyudi dan putra mereka Arkana Nadhif.

Ikut juga sang mertua Rosi Wahyuni dan keponakan Rizki, Nabila Anjani

5. Agus Minarni (47)

Agus Minarni tercatat sebagai warga di Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Jenazahnya teridentifikasi dari sidik jari jempol kanan.

Ia tercatat di manfest nomor urut 52.

Berdasarkan informasi, Agus Minarni terbang bersama suaminya, Muhammad Nur Kholifatul Amin.

Agus Minarni tercatat sebagai guru SMAN 1 Mempawah, yang dibenarkan oleh Kepala SMAN 1 Mempawah, Musa Alamsyah.

"Memang data awal yang kita temui bahwa nama tersebut memang Agus Minarni, guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Mempawah," ujar Musa Alamsyah saat Tribun Pontianak konfirmasi pada Sabtu (9/1/2021).

Tujuan Agus Minarni ke pulau Jawa adalah pergi melayat mertuanya yang meninggal.

7. Ricko Maluhette

Ricko merupakan karyawan PLN sejak 2013.

Ia bekerja di PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Kalimantan Bagian Barat dan sehari-hari berdinas di Kota Pontianak.

Sebelum pulang dengan naik Sriwijaya Air SJ 182, Ricko bertolak ke Jakarta untuk bertugas menyelesaikan program Sertifikasi Manajemen Mutu ISO 9001 dan Kinerja, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai Asisten Manajer Perencanaan Sipil pada Unit PLN tersebut.

8. Ihsan Adhlan Hakim

Ihsan Adhlan Hakim (33) nomor manifes 49.

Ihsan Adhlan Hakim adalah warga Kabupaten Mempawah.

Ia merupakan pengantin baru yang menikah pada Desember 2020.

Ihan Adhlan Hakim terbang bersama dengan istrinya, Putri Wahyuni.

Mereka berencana menggelar resepsi di Mempawah pada Sabtu (16/1/2021) kemarin.

"Rencananya Sabtu depan ini (Sabtu kemarin,-Red) acara ngunduh mantu di Gedung PCC," kata Arwin Amru Hakim, adik kandung Ihsan saat ditemui di posko crisis center Gedung Graha Chandra Dista Wiradi, Bandara Internasional Supadio Pontianak, Sabtu (9/1/2021).

9. Supianto (37)

Supianto merupakan warga Pontianak.

Sebelumnya, Supianto sebagai TKI di Sarawak, Malaysia.

Supianto terbang bersama dengan istrinya, Rusni (44) dan anaknya Abida Dania (2).

"Rencananya Rusni mau diperkenalkan pertama kalinya kepada keluarga besarnya Supianto yang ada di Pontianak. Karena memang, Rusni belum pernah ketemu langsung dengan keluarganya Supianto,"kata kakak Rusni, Mustafa (48) sebagaimana dikutip dari TribunPinrang.

10. Pipit Piyono

Pipit Piyono (25) warga Tulangbawang Barat, Lampung.

Paman korban, Sabar mengungkapkan keinginan terakhir Almarhum Pipit Piyono sebelum berangkat untuk mengadu nasib ke Pontianak sebagai pekerja bangunan.

"Sebelum dia (Almarhum Pipit) berangkat untuk mencari kerja, memang sempat titip salam (ucapan). Andai kata saya nggak ada minta tolong kuburkan sebelah anak saya," kata Sabar saat ditemui di Terminal Kargo Bandara Raden Inten II Lampung, Sabtu (16/1/2021).

11. Yohanes Suherdi

Tidak banyak catatan tentang Yohanes Suherdi.

Namun, jenazahnya tiba di Bandara Supadio pada Sabtu (16/1/2021) pagi.

12. Mia Tresetyani

Mia Tresetyani adalah pramugari Sriwijaya Air.

ia berasal dari Bali.

Kakak korban mengatakan, seharusnya Mia tidak di penerbangan tersebut.

Namun, jadwal Mia tiba-tiba diganti.

Direct Manager Sriwijaya Air Bali, Hendrik Ardiansah, mengatakan Mia adalah pramugari terbaik.

13. Toni Ismail

Toni Ismail terbang bersama istrinya Rahmawati serta anaknya, Ratih Windania, serta dua cucunya, Yumna Fanisyatuzah dan Athar Rizki Riaman.

Mereka kembali ke Pontianak setelah menghadiri acara keluarga dan berlibur di Bandung.

14. Dinda Amelia (15)

Dinda berada dalam Sriwijaya Air SJ 182 untuk pulang ke Pontianak.

Ia berlibur di Jakarta diajak oleh istri dari Kadislog Lanud Supadio.

Ibunda Dinda bekerja di rumah Kadislog Lanud Supadio.

15. Isti Yudha Prastika

Isti Yudha Prastika (34) adalah pramugari Sriwijaya Air.

Ia berasa dari Pamulang, Tangerang Selatan.

16. Putri Wahyuni

Putri Wahyuni berasal dari Pekanbaru, Riau.

Putri berasal dari Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.

Putri saat itu terbang bersama suaminya, Ihsan Adhlan Hakim

Mereka hendak menuju Pontianak, Kalimantan Barat, untuk mengadakan syukuran usai menikah pada Maret 2020 lalu.

17. Rahmawati

Rahmawati adalah istri anak dari korban nomor 13, Toni ismail.

18. Rosi Wahyuni

Rosi Wahyuni adalah warga Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

Ia naik pesawat Sriwijaya Air bersama anaknya Rizki Wahyudi, menantunya Indah Halimah Putri, cucunya yang berusia tiga bulan, Arkana Wahyudi dan kerabat lainnya, Nabila Anjani.

Rapin (40) adik bungsu Rosi Wahyuni menceritakan, sebelum kejadian jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, kakaknya dijemput Rizki Wahyudi.

Rencananya, Rosi Wahyuni akan ikut tinggal bersama anaknya, di Ketapang, Kalimantan Barat.

Rapin mengenang momen saat Rosi berpamitan kepada dirinya.

Ketika itu, Rosi sempat menyebutkan tidak akan pernah pulang lagi ke Bangka dan ingin tinggal selamanya di Kalimantan bersama Rizki.

"Sekarang kata-kata itu baru terkenang, ibu Rosi pernah bilang tidak akan pulang lagi ke Bangka akan tinggal di sana selamanya,'' katanya.

''Kalaupun dia meninggal ia tak ingin dibawa pulang ke Bangka, minta dikuburkan di Kalimantan saja. Baru sekarang kepikir dengan kata-kata itu," sebutnya.

19. Rizky Wahyudi

Rizky Wahyudi adalah anak dari korban nomor 18, Rosi Wahyuni.

Rizky asal Pangkalpinang, Bangka Belitung yang bekerja di Pontianak.

Rizky merupakan suami dari korban lainnya, Indah Halimah Putri warga asal Desa Sungai Pinang II, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumsel.

Rizky terbang tak seorang diri.

Di dalam pesawat naas itu, ia terbang bersama Indah dan putra mereka Arkana Nadhif.

Ikut juga orang tua mereka, Rosi Wahyuni dan keponakan Rizky, Nabila Anjani

20. Nelly (49)

Nelly adalah penduduk Ketapang, Kalimantan Barat.

Sebelumnya, KTP dan barang Nelly lainnya ditemukan oleh tim penyelam.

"Ada kartu tanda penduduk dari Kalimantan Barat, Ketapang. Atas nama Ibu Nelly," ujarnya, dikutip dari siaran YouTube Kompas TV, Selasa.

"Identitasnya perempuan, golongan darah O, agama Katolik, pekerjaan ibu rumah tangga," lanjutnya.

Selain KTP, tim juga menemukan uang dan telepon genggam di kantong korban.

"Ini KTP yang kita temukan di dalam kantong, yang didalamnya ada uang pecahan Rp 50 ribu, ada kartu rapid, ada handphone," jelas Yayan.

21. Beben Sopian (59)

Beben Sopian berada di Sriwijaya Air SJ 182 bersama istrinya, Razanah.

Sebelum pesawat lepas landas dan dinyatakan hilang kontak, Razanah sempat mengirimkan foto bersama suami ke keluarganya.

Razanah bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Ketapang.

Ia menduduki jabatan Kabid Pengendalian Pencemaran dan Pemelihara Lingkungan Hidup (Perkim LH) Kabupaten Ketapang.

Kepala Dinas Perkim LH Ketapang Dennery pun melihat ada nama pegawai Dinas Perkim LH dalam daftar penumpang Sriwijaya Air.

Razanah diduga melakukan perjalanan ke Bandung dan hendak kembali ke Pontianak melalui Jakarta.

Di Bandung, kata Dennery, Razanah pergi untuk berobat.

"Saya juga masih mencari informasi pastinya. Tapi memang benar Ibu Razanah bersama suaminya itu ke Bandung untuk berobat. Beliau melakukan kemoterapi," kata dia, melansir Tribun Pontianak.

22. Makrufatul Yeti Srianingsih

Makrufatul Yeti Srianingsih adalah istri dari Mantan Ketua Umum PB HMI, Mulyadi P Tamsir yang turut menjadi korban.

Makrufatul adalah dosen Politeknik Negeri Pontianak (Polnep).

23. Arifin Ilyas (26)

Arifin Ilyas berasal dari Kebumen, Jawa Tengah.

Ia bekerja sebagai teknisi di Jakarta.

24. Arneta Fauziyah

Arneta Fauziah (39) adalah warga Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang Banten

Yayu, Asisten Rumah Tangga (ART) Arneta menceritakan saat terakhir bertemu dengan majikannya tersebut.

Ia mengatakan mengalami sejumlah firasat.

Menurut Yayu, saat tiba di bandara, majikannya mencium bau bunga melati, namun dirinya tidak.

Yayu pun lantas tidak menggubris obrolan dengan majikannya tersebut karena tidak percaya dengan hal-hal mistis.

"Ibu (Arneta) itu pas di bandara bilang ke Saya kalau bau bunga melati. Tapi, saya enggak kecium apa-apa," ujar Yayu, ART Arneta yang juga ikut mengantar ke bandara, Senin (11/01/2021).

Ia kemudian mengenang saat terakhir berpisah di pintu masuk bandara.

25. Fao Nuntias Zai (11 bulan).

Fao adalah anak dari Arneta Fauzia penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Bayi berusia 11 bulan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu berhasil teridentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Arneta Fauzia Sempat Viral 

Penumpang SJ-182 Arneta Fauzia sempat viral di media sosial.

Arneta viral lantaran seharusnya tidak naik Sriwijaya Air SJ 182 bernomor register PK-CLC .

Hal ini diungkapkan oleh adik Arneta, Adi Wahyudi.

Seharusnya, Arneta menggunakan pesawat NAM Air dan take off pada pukul 07.00 WIB.

Namun penerbangannya delayed menjadi pukul 14.00 WIB dan dialihkan ke Pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Ia berangkat dengan ketiga anaknya, yakni Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Faou Nontius Zai yang masih berusia 11 bulan.

Ia juga viral lantaran sempat merekam detik-detik sebelum terbang meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta.

162 Bagian Tubuh Korban Berhasil Diidentifikasi

Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah mengidentifikasi sebanyak 162 bagian tubuh jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dari 188 kantong jenazah yang mereka terima.

Masih tersisa 26 kantong lagi yang saat ini terus dilakukan identifikasi oleh tim Tim Disaster Victim Identification.

Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko mengatakan pihaknya telah menerima 62 laporan data orang hilang atas peristiwa kecelakaan tersebut.

"Kemudian, sampai Minggu (17/1/2021) pagi ini juga kami telah menerima total 188 kantong body part jenazah," ujar Hery Minggu (17/1/2021) di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Selain itu pihak Tim DVI juga telah menerima 143 sampel ante mortem dari keluarga korban.

"Ada beberapa sampel ante mortem yang sedang kami kejar dan kami collect untuk pemeriksaan lebih lanjut salah satunya sampel yang dari Jawa Tengah," terang Hery.

Sebab kata Hery, dalam pemeriksaan ante mortem diperlukan dua sampel yakni sampel DNA dari pihak wanita dan sampel DNA dari pihak laki-laki.

"Jadi saat ini laboratorium DNA Pusdokkes polri telah terima 351 sampel terdiri atas 208 sampel post mortem dan 143 sampel ante mortem," tuturnya.

Sementara korban yang sudah teridentifikasi sampai saat ini yakni 24 korban. (Tribunnews.com/Wartakotalive.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved