Selain Lampor, Inilah Mitos Pulung si Bola Api yang Dipercaya sebagai Pembawa Petaka
Selain lampor, tahukah Anda, ada mitos serupa lainnya, yakni pulung. Bola api si pembawa petaka
Ada yang tampak cuma sedetik, ada yang sampai semenit.
Baca juga: Begini Kondisi Terkini Desa yang Ada Lampor atau Keranda Terbang Disebut ada Marabahaya dan Kematian
Bola api itu ada yang menghilang tanpa bunyi, ada yang disertai ledakan.
Dianggap ilusi optik
Pernah ada bola api yang menyebabkan kerusakan materi seperti yang dilaporkan oleh koresponden Daily Mail pada 1936. Katanya, saat terjadi angin topan, ia melihat bola merah yang sepertinya panas. Ukurannya sebesar jeruk. Bola itu datang dari angkasa, menghajar rumah, memutuskan kabel telepon, membakar kusen jendela, dan mencebur ke sebuah wadah air di bawah jendela. Air itu bergolak-golak beberapa menit. Ketika sudah cukup dingin untuk diperiksa, ternyata di dalamnya tidak ditemukan apa-apa.
Pernah pula ada laporan sebuah bola cahaya berwarna merah bergaris tengah kira-kira 60 cm menggelinding membentuk parit sepanjang 91 m dan sedalam 1 m di tanah lembek dekat sebuah sungai kecil, lalu membentuk parit lagi sepanjang 23 m di dasar sungai itu.
Untuk bisa melakukannya diperlukan tenaga yang kuat. Namun tidak didapati pengaruh nuklir. Walaupun survai terhadap 4.000 karyawan NASA menunjukkan bahwa bola cahaya tidak asing bagi mereka, banyak ilmuwan tetap masih menyangkal keberadaannya.
Menurut ilmuwan Kanada, Edward Argyll, bola cahaya cuma ilusi optik. Katanya, kalau petir menyambar tanah, terciptalah cahaya cemerlang. Orang-orang yang melihat cahaya benderang itu matanya masih seakan-akan melihatnya selama 2-10 detik kemudian (after image) dan menganggap benda yang tidak ada itu sebagai bola cahaya. Katanya, hal ini cocok dengan laporan yang menyatakan bahwa bola cahaya tampak antara 2-10 detik.
Walaupun after image tidak bisa disangkal, bagaimana dengan bola cahaya yang meninggalkan bekas-bekas fisik keberadaannya? Argyll menolak bukti-bukti itu dengan berkata, "Kalau bola cahaya cuma ilusi optik, laporan-laporan ini tidak layak dikategorikan bisa dipercaya."
Ada orang-orang yang mempertanyakan: kalau bola itu merupakan hasil pembakaran gas yang keluar dari tanah akibat sambaran petir, mana mungkin bisa mencapai ketinggian sebuah pesawat? Mana mungkin ia bisa menembus tembok seperti banyak dilaporkan?(*)
(bangkapos.com)