Tentara Wanita di Korut ternyata Bukan untuk Berperang, Tapi Dijadikan Pemuas Nafsu Elit Partai
Menjadi anggota partai sangat penting meski ia berstatus sebabagi prajurit. Warga Korut akan mengalami masalah administrasi dan diskriminasi jika ...
Namun, setelah memberitahukan ke elit partai yang menghamilinya, ia diperintahkan untuk pergi ke kantor medis militer.
"Seorang ahli bedah militer sudah menunggu saya malam itu,” kenang Jennifer.
"Dia melakukan aborsi pada saya tanpa anestesi - itu masih menghantui saya hari ini.
"Karena pengalaman itu, saya tidak hanya masih berjuang secara mental, tetapi saya juga belum bisa punya anak.
"Jadi bahkan sekarang, sulit bagi saya untuk memiliki pernikahan yang baik.
Baca juga: Inilah Rincian Gaji ke-13 dan THR PNS, TNI, Polri hingga Pensiunan 2022, Cek Nominalnya ini
Baca juga: Inilah 10 Fitur Baru yang Dirilis WhatsApp Sepanjang Tahun 2021
Baca juga: 1,6 Juta ASN akan Dipangkas dan Terancam Dirumahkan, Begini Penjelasan Menpan RB Tjahjo Kumolo
Baca juga: Cara Mudah Cegah Akun WhatsApp Dimata-matai Seseorang, Gampang Banget!
"Rasa malu yang saya rasakan saat itu masih menghantui saya dan akan terus begitu.”
Greg Scarlatoiu, direktur eksekutif Komite Hak Asasi Manusia di Korea Utara (HRNK), mengecam kepemimpinan Korea Utara.
"Pelecehan yang diderita putri-putri bangsa berseragam di tangan antek-antek rezim mencerminkan penyimpangan dan korupsi partai yang tertanam dalam dan tak tersembuhkan," katanya
(*/ Bangkapos.com)
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dan Tribun-Medan.com