Berita Pangkalpinang

Media Massa Sangat Dibutuhkan Guna Cegah Narkoba, Kepala BNN: Punya Fungsi Edukasi   

Media massa memiliki kekuatan dalam mempercepat penyampaian informasi kepada masyarakat dalam upaya pencegahan peredaran Narkoba.

Penulis: Cepi Marlianto |
Bangkapos.com/Dok
AKBP Noer Wisnanto 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Badan Narkotika Nasional (BNN) menilai media massa memiliki penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di setiap daerah.

Kepala BNN Kota Pangkalpinang, AKBP Noer Wisnanto, Jumat (8/4/2022) mengatakan, media massa memiliki kekuatan dalam mempercepat penyampaian informasi kepada masyarakat dalam upaya pencegahan peredaran Narkoba.

“Maka, wartawan juga punya peran penting dalam hal pencegahan dan edukasi bahaya Narkoba,” kata dia kepada Bangkapos.com, Jumat (8/4/2022).

Sementara itu Kota Pangkalpinang sebagai Ibu Kota Provinsi Babel merupakan daerah yang strategis dan menjadi sasaran empuk dalam peredaran Narkoba.

Menurutnya tidak hanya Pangkalpinang yang menjadi daerah rawan penyalahgunaan narkoba, akan tetapi seluruh daerah yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu, dalam langkah penanggulangan penyalahgunaan narkoba diperlukan pengembangan dan pembinaan tanggap ancaman narkoba yang bisa memberdayakan masyarakat sehingga mandiri dan dapat menciptakan lingkungan yang bersih narkoba.

Masyarakat juga butuh pendampingan berupa edukasi dan informasi untuk tangkal penyalahgunaan Narkoba, satu di antaranya yakni edukasi yang dapat diperoleh melalui media sosial maupun media massa.

“Untuk itu saya juga mengajak rekan-rekan awak media untuk bersinergi dalam upaya pencegahan dan pemberantasan peredaran gelap narkoba dengan cara pemberitaan positif terkait narkoba dan menjadi mitra BNN dalam mengedukasi masyarakat,” terang Noer.

Di samping itu katanya, BNN tetap berkomitmen dengan menyatakan sikap war on drugs atau perang melawan Narkoba. Hal ini juga sebagai bentuk pertanggungjawaban BNN dalam melindungi anak bangsa dari pengaruh buruk narkoba.

Ada tiga strategi pendekatan untuk perang dengan narkoba, pertama hard power approach yakni pendekatan dengan kekuatan yang keras dan kuat seperti tindakan pemberantasan Narkoba serta ungkap kasus peredaran gelapnya, yang menitikberatkan pada penegakan hukum yang tegas dan terukur.

Kedua soft power approach adalah pendekatan dengan kekuatan yang lembut seperti program sosialisasi, edukasi, dan menyebarluaskan informasi.

Ketiga smart power approach atau pendekatan pada kekuatan yang cerdas seperti pemanfaatan media sosial, website, dan konten edukasi lainnya. Pendekatan ini menitik beratkan pada aktivitas rehabilitasi dan pencegahan yang bertujuan agar masyarakat memiliki ketahanan diri dan daya tangkal terhadap penyalahgunaan narkotika.

“Untuk smart power approach dilaksanakan melalui pemanfaatan teknologi informasi yang maksimal di era digital dalam rangka mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN -red),” katanya.

Sebelumnya kata perwira melati dua ini, strategi soft power approach kerap kali pihaknya gunakan untuk memberikan sosialisasi ke berbagai kalangan masyarakat seperti yang dilaksanakan BNN Kota Pangkalpinang hari ini kepada kader inti pemuda anti narkoba (KIPAN) di kampus Stikes Abdi Nusa Pangkalpinang.

Sekitar 150 kader diberikan materi dan bekal berupa pengenalan jenis dan dampak buruk narkoba serta strategi pencegahan dan peredaran gelapnya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved