Seperti Inilah Kehidupan Malam Wanita Non Muslim di Arab Saudi, Tak Disangka Bikin Tercengang
Seperti inilah kehidupan malam wanita non muslim di Arab Saudi, tak disangka bikin tercengang.
Penulis: Widodo | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Seperti inilah kehidupan malam wanita non muslim di Arab Saudi, tak disangka bikin tercengang.
Hal itu dibeberkan oleh TKI di Arab Saudi, Alman Mulyana dalam video di kanal YouTube-nya diunggah pada 27 Maret 2022.
Kala itu, Alman bersama istrinya dan rekannya Irlan dan Abuy mengunjungi tempat-tempat para wanita non muslim.
Sebagaimana diketahui bahwa Agama Islam lahir pertama kali di Arab Saudi, semenjak zaman kenabian Nabi Muhammad SAW.
Maka dari itu Arab Saudi sangat menjaga baik sekali syariat dan hukum Islam.
Namun hal itu tidak berlaku pada zaman sekarang, Arab Saudi perlahan melonggarkan syariat dan hukum Islam.
"Kalau dulu tidak sebebas sekerang, sekerang sudah aturan dari pemerintah.
Wanita non muslim itu berdatangan ke Arab Saudi dari berbagai negara yang ada di dunia untuk sekedar hiburan atau pun bekerja.
Akan tetapi wanita non muslim masih dilarang untuk mendatangi tanah suci yakni kota Makkah dan Madinah.
Salah satu kota yang ada wanita non muslimnya yakni kota Jeddah karena merupakan Ibu Kota Arab Saudi.
Sebelumnya, pemerintah Arab Saudi sekarang sudah menjadikan Jeddah menjadi kota turis, sehingga banyak wanita non muslim berkeliaran.
"Itu yang gak pake kerudung non muslim biasanya," ucap Alman dalam video tersebut.
Wanita non muslim memang suka terlihat tidak memakai kerudung berjalan-jalan tengah malam di Arab Saudi dengan rambutnya yang diwarnai merah.
Menurut Alman, wanita non muslim yang berada di Kota Jeddah ini ternyata kebanyakan berasal dari Philipina.
Akan tetapi wanita non muslim juga ada yang memakai jilbab, sehingga sulit untuk membedakannya.
Pada malam hari, kawasan pembangunan di kota Jeddah banyak dipenuhi wanita non muslim.
Hal itu sebagaimana terlihat dalam video yang diunggah oleh Alman Mulyana tersebut.
"Tuh liat wanita non muslim bergandengan tangan dengan pasangganya," kata Alman.
Saat itu para wanita non muslim tanpa mengenakan jilbab bersama pasangannya saat ke sebuah toko.
"Di sini banyak banget yang non muslim, perempuan bebas di sini," ujarnya.
Itulah kehidupan wanita non muslim di Arab Saudi, terutama di kota Jeddah.
Ternyata Ini Alasan Gadis di Arab Saudi Kalau Mau Dinikahi Maharnya Mahal
Ternyata ini alasannya gadis di Arab Saudi kalau mau dinikahi maharnya mahal.
Ada kaitannya dengan protektif dari orang tua.
Hal itu diungkapkan oleh Alman Mulyana dalam video di kanal YouTube-nya yang diunggah pada 24 Juli 2019 lalu.
Dia mengatakan bahwa tidak banyak yang mengetahui bahwa menikah dengan wanita Arab Saudi tidak semudah yang dibayangkan.
Salah satunya karena modal yang dibutuhkan haruslah besar.
"Betapa mahalnya mahar untuk menikahi perempuan khususnya di Arab Saudi.
Kalau tidak punya uang minimal Rp 500 juta mungkin nggak jadi nikahnya karena biaya nikah fantastis," kata Alman Mulyana menceritakan.
Dia menambahkan, belum lagi mahar, nyewa gedung dan harus punya rumah sendiri.
Selain itu dia mengatakan kalau laki-laki di Arab Saudi tidak punya uang susah nikahnya.
Karena itulah banyak bujangan tua di Arab belum menikah, karena mereka hanya memiliki gaji standar.
"Makanya kenapa guys disini banyak bujangan tua, karena banyak pemuda saudi itu gajinya standar," lanjutnya.
Dia juga menjelaskan alasan mengapa mahar di sana mahal.
Terutama, orang tua yang punya anak gadis di Arab Saudi memang lebih protektif.
"Bagi yang punya anak gadis itu protektifnya itu luar biasa.
Semodern apapun itu orang Arab tapi ke anak perempuan sangat protek," jelas Alman Mulyana.
Poin tersebut, lanjut Alman bisa dicontohkan bagi para orang tua yang ada di Indonesia.
"Meskipun di Indonesia misalkan anak kita itu punya pacar, lalu pacarnya itu datang ke rumah minta izin ke orang tua untuk mengajak jalan-jalan, sebenarnya itu tidak boleh guys," imbuh Alman.
Alman mengatakan, dirinya pun tidak akan membiarkan anak gadisnya bisa diajak orang sembarangan.
"Saya juga ini punya anak gadis, ada cowok datang kerumah, 'pak mau ijin mengajak si neng nonton, enggak bakalan gue kasih," katanya.
Karena menurutnya jika dirinya mengizinkan anaknya dijemput lelaki yang belum muhrimnya sama saja membiarkan anaknya berzina secara tidak langsung.
"Tidak maksud untuk membandingkan, tetapi ini menjadi poin penting yang bisa diambil dari orang Arab Saudi," bebernya.
Dia menegaskan seperti yang dilihatnya selama belasan tahun menjadi TKI ini bahwa perempuan Arab Saudi sangat dijaga ketat.
"Jadi untuk menghindari zina di sini tidak ada yang namanya pacaran.
Bahkan menikah itu juga ketemu cukma sekali pas mau tunangan.
Selama pendekatan itu hanya melalui komunikasi telepon," katanya.
"Untuk menikah dengan orang sini (Arab Saudi) mahal maharnya," sebutnya.
Dalam video tersebut mengatakan bahwa di pantai yang ia kunjungi jauh dari kata maksiat.
Pasalnya wanita di tempat tersebut serba tertutup.
"Tidak ada orang yang nongkrong sendirian, apalagi gadis ya," ungkapnya.
Lanjut Alman terkecuali janda, sebab menurutnya janda di Arab Saudi memang kurang laku.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam pernikahan biasanya ada yang namanya mahar yang dibawa dari pihak laki laki untuk pihak wanita.
Mahar ini tidak bisa disamaratakan, sebab tergantung kemampuan si pria dan keridhoan dari pihak wanita.
Namun meski begitu terkadang mahar juga sudah ditetapkan atau sudah terbiasa dilakukan di daerah atau negara tersebut.
Sama halnya dengan negara kiblatnya para umat Muslim di dunia ini.
Katanya, bila para kaum laki-laki mau meninang wanita Arab maka harus memiliki mahar 500 juta.
(Bangkapos.com/Widodo)
