Sosok dan Profil Hendri Satrio Analisis Politik yang Sebut 3 Hantu Membayangi Pemerintahan Prabowo
Dr. Hendri Satrio, pendiri KedaiKOPI dan analis politik ternama, ungkap tiga isu besar yang membayangi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Dr. Hendri Satrio, analis politik sekaligus pendiri KedaiKOPI, dikenal karena pandangannya yang tajam.
- Ia menyoroti “tiga hantu” warisan era Jokowi yang kini membebani pemerintahan Prabowo
- Mulai dari polemik ijazah Gibran, kasus Silfester Matutina, hingga utang proyek Kereta Cepat Whoosh.
BANGKAPOS.COM--Nama Dr. Hendri Satrio, atau akrab disapa Hensa, tengah menjadi sorotan publik setelah analisisnya tentang “tiga hantu” yang membayangi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ramai diperbincangkan.
Analis komunikasi politik yang juga pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini menilai ada tiga isu besar peninggalan era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjadi beban politik, hukum, dan ekonomi bagi pemerintahan baru.
Menurut Hendri, “hantu-hantu” tersebut adalah:
- Isu ijazah Wapres Gibran Rakabuming Raka yang masih menuai polemik hukum.
- Kasus Silfester Matutina, relawan Jokowi yang belum dieksekusi meski telah divonis bersalah.
- Utang jumbo proyek Kereta Cepat Whoosh, yang kini membebani keuangan negara hingga Rp116 triliun.
“Ini seperti hantu, tidak terlihat tapi terasa, dan bisa mengganggu jika tidak segera diselesaikan,” ujar Hensa dalam tayangan monolog di kanal YouTube pribadinya, Hendri Satrio Official, Selasa (28/10/2025).
Latar Belakang Pendidikan dan Karier Akademik
Lahir pada 23 Mei 1978, Hendri Satrio menempuh pendidikan S1 di Fikom Universitas Padjadjaran (Unpad) jurusan Hubungan Masyarakat (1995–1999).
Sejak mahasiswa, ia dikenal aktif dan kritis. Ia mendirikan Lembaga Penerbitan Pers Mahasiswa (LPPM) “dJatinangor” dan menjadi pemimpin redaksi pertamanya.
Ia melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia jurusan Manajemen Komunikasi (2000–2002), lalu menyelesaikan S3 bidang Riset dan Manajemen di Universitas Bina Nusantara (Binus) pada 2020.
Hasil disertasinya dituangkan dalam buku “MOMENTUM: Karier, Politik, dan Aktivitas Media Sosial”.
Dalam penelitiannya, Hensa menyimpulkan bahwa aktivitas media sosial seorang politikus tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap elektabilitasnya temuan yang menantang arus utama politik digital modern.
Jejak Karier Profesional
Sebelum dikenal sebagai analis politik, Hendri lebih dulu meniti karier di berbagai institusi nasional dan internasional.
Ia pernah bekerja sebagai Communication Officer di The Johns Hopkins University, kemudian Strategic Alliance Manager di Sampoerna Foundation, serta Senior Communication Manager di Carrefour Indonesia.
Pada 2009, Hensa menjabat sebagai Head of Communication & Marketing di Bank BTPN Syariah, dan dua tahun kemudian dipercaya sebagai Public Relations Director di Ogilvy Indonesia.
Analis Politik dan Konsultan Komunikasi
| Siapa 3 'Hantu' yang Dimaksud Analis Politik Hendri Satrio Membayangi Pemerintah Presiden Prabowo |
|
|---|
| Skandal Pemerasan Rp4,7 Miliar, Brigadir Bayu Divonis 5,5 Tahun, Uang Diduga Mengalir ke Polisi Lain |
|
|---|
| Misteri Kematian Mirawati Karyawan PT CUS Terungkap, Pelaku Residivis Pembunuhan Polisi |
|
|---|
| Kakak Tega Suntikkan Sabu ke Adik Kandung, Terungkap Motif Dendam dan Luka Keluarga |
|
|---|
| Sosok Rudy Susmanto, Bupati Bogor Tegas Tak Akan Lindungan Anak Buah yang Terjerat Narkoba |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.