Konflik Rusia dan Ukraina

Rusia Tembakkan 2 Rudal Ke Kiev saat Sekjen PBB Kunjungi Ukraina

Dua rudal mengguncang distrik Shevchenko di tengah ibu kota Ukraina, dan menghantam lantai bawah sebuah bangunan tempat tinggal 25 lantai.

Editor: fitriadi
AFP/SERGEI SUPINSKY
Sekjen PBB Antonio Guterres saat mengunjungi Kota Borodyanka di Ukraina. 

Guterres berbicara pada Kamis malam pada konferensi pers bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang sebelumnya mengkritik Dewan Keamanan PBB.

"Saya di sini untuk mengatakan kepada Anda, Tuan Presiden, dan kepada rakyat Ukraina, kami tidak akan menyerah," katanya.

Tapi Guterres juga membela organisasinya, mengakui bahwa sementara Dewan Keamanan telah "dilumpuhkan", PBB mengambil tindakan lain.

"PBB adalah 1.400 anggota staf di Ukraina yang bekerja untuk memberikan bantuan, makanan, uang tunai (dan) bentuk dukungan lainnya," katanya kepada BBC.

Baca juga: AS dan Sekutu Gencar Pasok Senjata, Putin Tuduh NATO Berencana Manfaatkan Ukraina Serang Rusia

Pada briefing hari Kamis, Presiden Zelensky mengatakan Guterres memiliki kesempatan untuk menyaksikan sendiri "semua kejahatan perang" yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina.

Pemimpin Ukraina itu kembali menggambarkan tindakan Rusia di negaranya sebagai "genosida".

Guterres mengunjungi beberapa tempat di mana Ukraina menuduh Rusia melakukan kejahatan perang. Moskow membantah tuduhan itu.

Di kota Borodyanka, barat laut Kyiv, Guterres berbicara kepada wartawan di depan gedung-gedung yang telah dihancurkan oleh serangan dan penembakan.

Dia mengatakan tempat itu membuatnya membayangkan seperti apa jadinya bagi keluarganya sendiri, menyebut perang di Ukraina sebagai "absurditas di abad ke-21."

Dan Guterres membuat permohonan yang penuh semangat untuk menyelamatkan ribuan orang di kota Mariupol di selatan Ukraina, yang sebenarnya telah dihancurkan oleh pengeboman berat Rusia selama berminggu-minggu.

"Mariupol adalah krisis di dalam krisis," katanya. "Ribuan warga sipil membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa, banyak yang lanjut usia dan membutuhkan perawatan medis, atau memiliki mobilitas terbatas. Mereka membutuhkan jalan keluar dari kiamat."

Rusia sejauh ini menolak permintaan berulang kali oleh Kyiv untuk mengizinkan para pembela terakhir Ukraina dan warga sipil yang terperangkap di kawasan industri Azovstal dievakuasi.

Namun Guterres kemudian mengatakan kepada BBC bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah setuju "pada prinsipnya" untuk mengizinkan warga sipil mengungsi dari kota.

Upaya evakuasi sebelumnya terhenti dan pejabat setempat menyalahkan penembakan Rusia. (BBC)

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved