Pendirian PTN Konghucu di Bangka Belitung Dicanangkan Pemerintah sejak 2019

Pendirian PTN Konghucu dicanangkan pemerintah pusat sejak 2019 di Desa Batu Belubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah

Pandainews.com
Ilustrasi Kuliah di Kampus 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Pendidikan Agama Konghucu berskala internasional direncanakan berdiri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

PTN Konghucu yang dibangun di Bangka bakal jadi satu-satunya pusat pendidikan agama konghucu negeri yang ada di dunia 

Pendirian PTN Konghucu dicanangkan pemerintah pusat sejak 2019 di lahan hibah seluas sekitar 2,8 hektar.

Lokasinya berada di Desa Batu Belubang, Kecamatan Pangkalanbaru, Kabupaten Bangka Tengah.

Baca juga: Sempat Pasrah, Rosnani Tak Menyangka Bawa Pulang Sepeda Motor

Baca juga: Pria Tua Nikahi Janda Muda, Anak Diajak Tidur di Kamar Pengantin Saat Malam Pertama, Begini Nasibnya

Baca juga: Babel Miliki Harta Karun Nomor 2 Terbesar di Dunia, Hercules Mantan Preman Tanah Abang Ikut Mencari

Namun, rencana pendirian PTN Konghucu ditolak dalam audiensi Aliansi Umat Islam Kabupaten Bangka Tengah di kantor DPRD Bangka Tengah pada Selasa (31/5/2022).

Menurut Aliansi Umat Islam Kabupaten Bangka Tengah rencana pembangunan itu tidak tepat sasaran.

Alasannya, masyarakat Bangka Belitung mayoritas pemeluk agama Islam. Pihaknya sudah menyampaikan data terkait hal itu saat audiensi dengan DPRD Bangka Tengah.

"Ini bukan perihal rasisme, karena selama ini masyarakat Melayu dan masyarakat Tionghoa selalu baik-baik saja, adem dan tidak pernah ada perseteruan," kata Ustadz Lurizal.

Aliansi Umat Islam Bangka Tengah saat melakukan audiensi dengan anggota DPRD Bateng membahas perihal rencana pembangunan Sekolah Tinggi Agama Konghucu Negeri, Selasa (31/5/2022) di ruang paripurna DPRD Bateng, Koba.
Aliansi Umat Islam Bangka Tengah saat melakukan audiensi dengan anggota DPRD Bateng membahas perihal rencana pembangunan Sekolah Tinggi Agama Konghucu Negeri, Selasa (31/5/2022) di ruang paripurna DPRD Bateng, Koba. (Bangkapos/Arya Bima Mahendra)

Menurut pihaknya, pembangunan perguruan tinggi itu bukanlah hal yang bersifat sementara dan harus dipikirkan efek jangka panjangnya.

"Jadi ini bukan kerja sebulan dua bulan ataupun setahun dua tahun. Sehingga ini harus dipikirkan supaya kedepannya tidak terjadi potensi gesekan antar umat beragama," jelasnya.

Lanjutnya, penolakan itu juga bentuk dukungan terhadap pernyataan sikap MUI Babel dan ormas Islam pada 2019.

Pihaknya meminta DPRD dan Pemkab Bangka Tengah untuk bersama-sama konsisten dalam mengawal penyataan sikap penolakan tersebut.

"Kami tidak menolak Sekolah Tinggi Agama Konghucu Negeri itu dibangun, cuma kami meminta agar pembangunannya bukan di Bangka Belitung. Alangkah lebih tepatnya kalau perguruan tinggi itu dibangun di daerah yang memang mayoritas masyarakatnya beragama Konghucu seperti di Singkawang, Kalimantan Barat," ujarnya.

Baca juga: Sempat Terlihat Kurus, Indra Bruggman Ternyata Idap Hipertiroid, Tiap Ngobrol Gemetaran

Baca juga: Ingat Pelawak Yadi Sembako? Badan Kurus Ternyata Sempat Sakit Parah, Harta Sampai Ludes

Menanggapi penolakan tersebut, Ketua DPRD Bangka Tengah, Me Hoa mengatakan pihaknya akan menampung semua aspirasi yang telah disampaikan.

"Selanjutnya, akan kami teruskan ke pihak berwenang, karena kebetulan kami juga sudah mendengar aspirasi tersebut secara langsung dari masyarakat Desa Batu Belubang," ujar Me Hoa.

Kata dia, ini adalah kewajiban legislatif untuk menerima semua aspirasi masyarakat.

"Ke depannya mungkin kami akan mengajak Bupati serta Forkopimda Bateng untuk membahas masalah ini sehingga bisa clear semuanya," kata Me Hoa.

Sementara dalam dokumentasi yang berbeda, Kepala Kanwil Kementerian Agama Babel, Tumiran Ganefo menjelaskan Bangka Belitung akan menjadi tujuan pelajar dari berbagai belahan dunia untuk belajar agama Konghucu.

“Ini nantinya akan menjadi Perguruan Tinggi Negeri Agama Konghucu yang pertama dan satu-satunya di dunia dan tentunya akan menjadi daya tarik bagi siswa-siswi dari berbagai negara untuk belajar dan datang ke Provinsi Bangka Belitung,” ujar Tumiran Ganefo beberapa waktu lalu kepada Bangkapos.com

Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung, Herman Suhadi mendukung segala bentuk program kegiatan yang telah dicanangkan pemerintah. 

“Adalah kewajiban saya untuk mendukung program-program kegiatan yang telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi,” kata Suhadi dalam rilis Kanwil Kemenag Babel yang diterima Bangka Pos, Minggu (29/5) lalu. 

Menurutnya, rencana ini juga merupakan harapan dari sebagian saudara-saudara yang beragama konghucu di Indonesia terlebih lagi di Provinsi Babel yang ingin memperdalam ajaran agamanya. 

Tak hanya itu, serta dapat memberikan kontribusi yang terbaik untuk dunia pendidikan agama Konghucu di Indonesia. 

“Kita berharap dengan adanya Perguruan Tinggi Negeri Agama Konghucu dapat meningkatkan mental umat saudara-saudara kita yang beragama Konghucu,”katanya. 

Apalagi Bangka Belitung sendiri sudah sangat terkenal dengan kerukunan antara etnis Tionghoa dan Melayu. 

Bahkan di masyarakat Bangka Belitung terkenal dengan istilah ” Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong” (Cina, Melayu sama saja) yang terus tumbuh dan berkembang

(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra/Cici Nasya Nita)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved