Berita Bangka Tengah
Peternak di Bateng Perbanyak Stok Sapi untuk Iduladha, Virus PMK Mulai Berkurang
Jumlah kesembuhan sapi yang terjangkit Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bangka Tengah (Bateng) semakin hari menunjukkan tren yang sangat baik.
Penulis: Arya Bima Mahendra |
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Jumlah kesembuhan sapi yang terjangkit Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bangka Tengah (Bateng) semakin hari menunjukkan tren yang sangat baik.
Pasalnya, dari data terbaru yang diterima Bangkapos.com, diketahui bahwa dari total 842 kasus PMK di Bateng, sebanyak 749 diantaranya sudah dinyatakan sembuh.
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Dokter Hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah, drh Rahmawati, Kamis (9/6/2022).
Kata dia, saat ini masih ada sekitar 60 ekor sapi yang masih terjangkit PMK dan sedang menjalani perawatan dan masa karantina.
"Dari data terakhir, yang mati ada 13 ekor dan 20 ekor di sembelih atau dipotong," ucap Rahma.
Diakuinya, adapun sapi-sapi yang terjangkit PMK tersebut saat ini tersebar di tiga kecamatan, yakni di Pangkalanbaru, Namang dan Simpang Katis.
Sementara tiga kecamatan lainnya yang memang tidak ada laporan kasus PMK, sampai sekarang masih terbilang aman.
Lanjut Rahma, hewan ternak yang terjangkit PMK bisa sembuh dalam rentan waktu 7-10 hari dengan catatan diberikan perawatan yang optimal untuk pembentukan imunitas seperti pemberian vitamin dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, penanganan terhadap sapi yang terjangkit PMK ini juga harus disesuaikan dengan gejala-gegala yang muncul.
"PMK ini kan memang belum ada obat yang benar-benar mutakhir. Jadi kalau sapinya demam, ya dikasih obat demam. Kalau kurang nafsu makan, maka dikasih suplemen penambah nafsu makan," ungkapnya.
Senada, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka Tengah, Sajidin mengatakan pengawasan akan terus dilakukan sebagai upaya mengatasi penyakit PMK di Bangka Tengah.
Dia menjelaskan, upaya-upaya yang dilakukan juga terbilang cukup berhasil, terbukti saat ini angka kesembuhan sapi dari virus PMK di Kabupaten Bangka Tengah yang mencapai 85 persen.
"Dari semua kasus yang ada, hampir 85 persen sudah sembuh (PMK-red). Selanjutnya, kami akan terus mendata dan melakukan pengawasan supaya semuanya dapat berjalan normal kembali," ucap Sajidin.
Di samping itu, meski kasus PMK masih menghantui para peternak, ia mengklaim bahwa ketersediaan sapi untuk keperluan Idul Adha di Babel atau di Bangka Tengah secara khusus terbilang cukup aman.
Begitupun yang diungkapkan oleh Ahmad (40), seorang pemilik peternakan sekaligus rumah potong hewan yang berada di Kelurahan Padang Mulia, Koba, Bangka Tengah yang sebelumnya membatasi stok pembelian sapi kurban.
Kata Ahmad, beberapa waktu lalu, kandang sapi miliknya sempat renggang lantaran ia tidak berniat membeli stok untuk keperluan Idul Adha dikarena kasus PMK membuat proses pembelian sapi dari luar daerah yang terkesan ribet dan berbelit-belit.
"Dulu, sekitar dua minggu yang lalu stok sapi dikandang saya ini enggak sampai 50 ekor," ungkap Ahmad.
Meski demikian, kini dirinya bisa berbahagia kembali lantaran proses untuk membeli sapi dari luar daerah terbilang lebih simple dan mudah.
"Kalau beli sapinya tetap dari Lampung, soalnya kalau dari Jawa Timur, apalagi dari Madura belum boleh," sambung dia.
Diakuinya, saat ini jumlah sapi yang ada di kandang miliknya sudah mencapai sekitar 180 ekor dan akan terus berdatangan secara bertahap.
"Alhamdulillah perlahan-lahan udah kembali normal lagi dan stok sapi saya juga masih terus berdatangan. Mungkin untuk persiapan kurban Idul Adha nanti nyampe lah sekitar 500-an ekor," terangnya.
Kebahagiaannya juga semakin bertambah lantaran hampir setiap hari para pembeli/pelanggan berdatangan ke peternakan miliknya untuk membeli sapi kurban.
"Untuk keperluan kurban di Bangka Tengah InsyahAllah cukup, bahkan beberapa pembeli dari daerah lain juga pada datang beli ke sini," katanya. (Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)
