Berita Pangkalpinang

Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Dinas Kesehatan Kembali Efektifkan Posbindu  

Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang, terus melakukan upaya penekanan penyakit tidak menular atau PTM bagi aparatur sipil negara (ASN)  

Penulis: Cepi Marlianto |
bangkapos.com
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang dr. Masagus M Hakim. (Bangkapos.com/Dok) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA – Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang, terus melakukan upaya penekanan penyakit tidak menular atau PTM bagi aparatur sipil negara (ASN)  dan masyarakat di daerah setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Pangkalpinang, Dr dr Masagus M Hakim mengatakan, PTM sendiri merupakan peringatan bagi semua orang. Dimana PTM sendiri masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. Mulai dari diabetes melitus, hipertensi, paru hingga jantung dan lainnya.

“Kita bersama sama berduka atas wafatnya Inspektur Kota Pangkalpinang pak Suhaimi, kemarin siang dikarenakan serangan jantung,” kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (22/6/2022).

Hakim berujar, adapun beberapa perilaku yang dapat menimbulkan PTM. Mulai dari mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula, garam, dan lemak tinggi, merokok, asupan sayur dan buah rendah dan tidak berolahraga.

Terutama hipertensi atau tekanan darah tinggi sangat dipengaruhi oleh pola makan, seperti konsumsi garam berlebih. Akan tetapi, PTM sendiri dapat diantisipasi dengan rajin melakukan cek kesehatan.

“Jadi penyakit tidak menular ini dapat diantisipasi dengan selalu kontrol kesehatan seperti cek asam urat, gula darah, kolesterol, detak jantung untuk menjaga diri agar tetap sehat dan bugar,” terang Hakim.

Selain PTM sambung dia, penyakit menular sepeti Covid-19 saat ini juga masih menjadi bayang-bayang. Yang mana saat ini terdapat satu orang yang dinyatakan positif Covid-19 di Pangkalpinang.

Maka dari itu, menurutnya betapa pentingnya vaksinasi bagi masyarakat terutama mereka yang memiliki riwayat penyakit penyerta. Begitu juga dengan penyakit demam berdarah (DBD) yang juga harus diantisipasi dengan perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS.

Fogging atau pengasapan juga dinilai dapat memutuskan penularan DBD. Sayangnya, hal itu hanya bersifat sementara. Apabila PHBS tidak diterapkan akan kembali nyamuk berkembang biak.

“Fogging juga kami perlu bersinergi dengan pihak kecamatan dan kelurahan dikarenakan keterbatasan anggaran saat ini. Diharapkan bisa bersama-sama untuk melakukan fogging jika memang diperlukan,” ucapnya.

Oleh karena itu kata Hakim, untuk mengantisipasi hal itu ia meminta sarana dan prasarana yang ada di setiap kelurahan dan kecamatan yakni Pos Binaan Terpadu PTM (Posbindu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Puskesmas pembantu dan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) untuk terus diefektifkan.

Ia juga meminta kepada setiap lurah atau camat yang memiliki Pustu dan Poskeskel yang belum aktif untuk menyampaikan ke dinas kesehatan untuk agar bisa segera ditindaklanjuti. Hal itu juga dalam upaya pelayanan kesehatan di masyarakat.

“Karena kesehatan warga Pangkalpinang tidak hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi kita semua secara umum Pemerintah Kota Pangkalpinang,” kata Hakim. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved