PPDB Jadi Polemik di Pangkalpinang, Sekolah Swasta Ditingalkan, Ini Penyebabnya, Aturan Longgar
Hal itu diperparah dengan engannya orangtua menyekolahkan anaknya ke swasta, lantaran longarnya aturan dari dinas Pendidikan di Kota Pangkalpinang.
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM, BANGKA ---Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi polemik tersendiri beberapa tahun belakangan ini di Kota Pangkalpinang.
Pasalnya, Kuota penerimaan Siswa SMP di sekolah negeri maupun swasta tidak imbang atau membengkak.
Hal itu diperparah dengan engannya orangtua menyekolahkan anaknya ke swasta, lantaran longarnya aturan yang jelas dari dinas Pendidikan di Kota Pangkalpinang yang memperbolehkan sekolah negeri membuka rombel melebih kuota ditetapkan.
KIita ketahui ratusan siswa lulusan SD terancam tidak bisa masuk sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta dalam penerimaan peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2022.
Penyebabnya lagi-lagi masalah daya tampung SMP di Pangkalpinang yang masih kurang.
Hal ini diakui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang, Erwandy yang memperkirakan ada sekitar 138 orang siswa lulusan SD tidak akan tertampung di SMP Negeri maupun swasta di Pangkalpinang.
“Masih ada selisih surplus atau kekurangan daya tampung sebesar 138 siswa (Lulusan SD). Itu sudah termasuk negeri maupun swasta,” kata dia kepada Bangkapos.com, Jumat (10/6/2022)
Tidak sampai disitu saja, masalah PPDB ini juga berimbas dengan engannya masyarakat menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta yang telah ada.

Ditambah lagi sekolah negeri yang memilih menerima rombel lebih dari kuota yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Tidak sedikit kita dengar selentingan, ada jual beli bangku sekolah, lewat pintu belakang dan sebagainya.
Belum lagi image sekolah swasta yang mahal, dan apakah ada jaminan dari dinas pendidikan menjamin mereka yang sekolah di swasta apabila beprestasi bisa masuk sekolah negeri, dan lain-lain.
Perlu ada aturan dan kejelasan yang mengikat sehingga persaingan dan jiwa kompetitif siswa juga akan berkembang.
Sehingga akan menghasilkan SDM yang berdaya saing sejak dini.
Sehingga Idiom sekolah negeri dan swasta itu sama saja bisa diterapkan dan nyata bukan sekadar lips service semata.
Padahal kita ketahui sejumlah sekolah swasta di Pangkalpinang, kualitas pendidikannya tidak kalah jauh dengan sekolah negeri lainnya.