Berita Pangkalpinang

Kisah Kehidupan Penghuni Rusunawa Pangkalpinang, Terpaksa Hutang Jika Belum Ada Uang 

Langit Pangkalpinang, Rabu (29/6/2022) siang, terlihat lebih mendung dibanding sebelumnya. Matahari pun seolah tak menampilkan 'senyuman'.

Penulis: Andini Dwi Hasanah |
istimewa
Nuraini (67), Penghuni Rusunawa. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah) 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Langit Pangkalpinang, Rabu (29/6/2022) siang, terlihat lebih mendung dibanding sebelumnya. Matahari pun seolah tak menampilkan 'senyuman' karena tetutup awan kelabu.

Sementara angin siang itu terasa membelai rambut, daster, celemek, sarung dan kutang yang berkibar di sebuah ketinggian.Sedangkan warna tembok tampak putih memudar.

Begitulah sekilah suasana rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Pangkalpinang, siang tadi.

Riuh anak-anak bermain bola terdengar sayup-sayup dari lantai dasar rumah susun yang didirikan Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang, beberapa waktu silam. 

Pembangunan Rusunawa ketika itu bertujuan untuk mengurangi kekumuhan sudut kota ini.

Penghuni  rumah susun (Rusun), terutama kaum perempuan sibuk naik turun. Rupanya, sedang ada pengajian rutin di lantai dasar di Blok D.

Ada empat blok hunian Rusun, tapi hanya ada dua blok hunian saja yang terisi. Blok A dan B rusak parah, atapnya bocor, pipa sembarangan diletakkan. Gedung ini bak tak lagi diperhatikan.

Sementara Blok C dan D menjadi tempat hunian beberapa keluarga, tak semuanya terisi, lagi-lagi banyak kamar yang rusak sehingga tak bisa lagi ditempati.

Tak berapa lama terlihat Nuraini (67) baru saja datang. Napasnya masih tersengal-sengal usai menaiki anak tangga. Sejak pagi ia pergi memperbaiki motor satu-satunya yang ternyata kekeringan oli.

Begitu tahu ada tim Bangkapos.com berkunjung, perempuan tua itu langsung mempersilakan masuk ke rumah atau kamar huniannya.

Di dalam kamar hanya terdapat kasur lantai tipis berwarna hijau. Ada juga lemari pakaian dan pesawat televisi (TV) yang diletakkan di lantai begitu saja di ruang tamu.

Kamar mandinya berukuran 1,5 meter x 1,5 meter berisi toilet jongkok, keran air dan mesin pencuci pakaian.

Hanya Nuraini dan sang suami, yang berprofesi nelayan tinggal di ruangan ini.

Enam anak mereka sudah berkeluarga. Kadang Nuraini hanya tinggal sendiri, saat sang suami pergi melaut dan baru akan pulang setelah lima hari setelah mencari ikan.

Sudah empat tahun terakhir pasangan ini memilih tinggal di Rusunawa. Mereka memilih Rusunawa sebab tak mampu membayar kontrakan rumah biasa yang harga sewanya terlalu tinggi.

Halaman
123
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved