Berita Pangkalpinang

Macet Ekspor CPO Terkendala Pengiriman, Pj Gubernur Bangka Belitung Bantu Koordinasi dengan INSA

Petani, distributor hingga eksportir sawit di Bangka Belitung mengeluh macetnya ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO).

Penulis: Cici Nasya Nita | Editor: nurhayati
Bangkapos.com/edwardi
Mobil truk pengangkut TBS kelapa sawit sedang antre untuk masuk ke perusahaan Pabrik Kelapa Sawit. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Petani, distributor hingga eksportir sawit di Bangka Belitung mengeluh macetnya ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) saat rapat koordinasi membahas permasalahan Harga Tandan Buah Segar (TBS) dan proses perizinan ekspor kelapa sawit secara virtual, Rabu malam (7/7/2022). 

Macetnya ekspor karena ketersediaan kapal yang masih minim, akibatnya kapasitas tangki minyak sawit penuh. 

Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin akan membantu berkoordinasi dengan Indonesian National Shipowners Association (INSA), soal adanya kesulitan pada masalah logistik kapal angkutan. 

"Artinya Pemprov Babel mendukung bagaimana untuk meningkatkan harga TBS dan ekspor CPO kembali lancar, namun semua regulasi ada di pemerintah pusat," kata Ridwan dalam rilis, Jumat (8/7/2022) kepada Bangkapos.com. 

Baca juga: Perselingkuhan Ibu di Bangka Belitung Diungkap Anaknya Sendiri, Masuk ke Hotel Bareng Kepala Sekolah

Baca juga: Cuaca Bangka Belitung Hari Ini, 5 Daerah Diguyur Hujan, Waspada Gelombang Tinggi di Perairan

Selain itu dirinya juga menyetujui usulan agar pemerintah pusat menurunkan tarif PE (Pungutan Ekspor) CPO yang selama ini dibebankan kepada petani sawit. 

"Termasuk regulasi agar jangan dibuat repot, karena saya mendapat laporan bahwa proses di Kementerian Perdagangan RI yang masih rumit," ungkap Ridwan.

Sementara itu, pemerintah pusat terus bergerak untuk mendongkrak harga TBS petani, dalam hal ini Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) yang ditugaskan Presiden untuk membenahi masalah minyak goreng di Tanah Air. 

Dijelaskan oleh Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto bahwa pihaknya telah menambah rasio ekspor Domestic Market Obligation (DMO) yang sebelumnya 1:5 menjadi 1:7. 

Baca juga: Berkurban Saat Wabah PMK Menyerang, Begini Fatwa MUI Terkait Hukum dan Panduan Ibadah Kurban

Baca juga: Kemenag Belitung ajak Umat Muslim Berkurban, Tak Perlu Khawatir, Begini Panduannya

Namun hingga saat ini masalah muncul dari sisi logistik yakni kesulitan mencari kapal pengangkut untuk pengiriman ekspor CPO

Hal itu merupakan imbas penerapan larangan ekspor CPO waktu lalu, sehingga kapal-kapal pengangkut tersebut beralih mengangkut CPO dari Rusia. 

“Informasi yang kami dapat bahwa kapal-kapal tersebut baru akan kembali aktif pada minggu kedua di bulan Juli ini,” kata Septian.

(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita/Rilis)
 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved