Berita Pangkalpinang
6.997 Orang di Pangkalpinang Menganggur, Ini Penyebab dan Dampaknya
Saat ini ada 100.912 orang yang masuk angkatan kerja di Kota Pangkalpinang, Dari total tersebut 6.997 orang di antaranya tercatat menjadi pengangguran
Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Kedua, proses mencari lowongan kerja itu atau lowongan kerja terbatas. Ketiga, sarana dan prasarana yang terbatas, sehingga tenaga kerja tidak dapat memenuhi keahlian yang diinginkan pemberi kerja.
“Sumber daya manusia masih kurang mendukung, tenaga instruktur kita yang belum mampu untuk memberikan pelatihan sehingga kurang,” ujar Amrah.
Kendati demikian, saat ini pemerintah kota masih terus berusaha mengatasi pengangguran seacara umum. Mulai dari meningkatkan mobilitas modal dan lapangan kerja. Mengandalkan latihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Mendirikan industri padat karya, mendongkrak daya beli masyarakat agar industri bisa bergerak sampai menyukseskan pembangunan proyek umum yang dilakukan pemerintah.
Sejauh ini, pihaknya terus melakukan pelatihan yang berbasis kompetensi berbasis wirausaha dan peningkatan kompetensi keterampilan wirausaha sampai perluasan usaha kerja.
Para pencari kerja yang mendaftar di Pangkalpinang juga masukan ke dalam busa kerja online, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi kepada pencari kerja dan tidak terbatas terhadap lowongan kerja yang ada di Kota Pangkalpinang melainkan akses informasi ke seluruh Indonesia.
“Kita juga memanfaatkan sarana digital, mulai website dinas, Instagram, Facebook untuk menyebarkan lowongan kerja,” pungkas Amrah.
Dampaknya
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Dr. Devi Valeriani mengatakan, pengangguran merupakan masalah yang kompleks.
Pengangguran menjadi komponen pembentuk kemiskinan, yang akan berujung kepada rendahnya daya beli masyarakat, rendahnya produksi dan akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah
Penyebab meningkatnya angka pengangguran pada suatu wilayah sendiri di antaranya lantaran terbatasnya permintaan tenaga kerja, dan tingginya jumlah tenaga kerja yang ditawarkan.
“Atau dapat diartikan tidak terjadi keseimbangan antara supply (Penawaran-Red) dan demand (Permintaan-Red) tenaga kerja,” kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (3/8/2022) malam.
Devi menuturkan, secara teoritikal pengangguran tidak hanya sebatas orang yang yang tidak bekerja, namun juga adalah orang yang sedang mencari pekerjaan dan tenaga kerja yang bekerja namun tidak produktif. Tingginya angka pengangguran di Kota Pangkalpinang dapat terjadi karena banyaknya penduduk usia produktif yang tidak terserap pada lapangan kerja.
Akan tetapi, terdapat hal yang perlu dicermati apakah tenaga kerja sektor formal saja yang telah dihitung dalam kategori pengangguran tersebut. Pasalnya, saat ini terdapat banyak tenaga kerja yang bekerja pada sektor non formal, yakni berwirausaha.
“Apalagi saat ini sangat marak kaum milenial dan wanita berbisnis dari rumah atau membuka usaha mikro dan kecil (UMK-Red). Mereka memperoleh pendapatan, apakah masuk dalam data kategori pengangguran,” terang Devi.