Breaking News

Berita Pangkalpinang

6.997 Orang di Pangkalpinang Menganggur, Ini Penyebab dan Dampaknya

Saat ini ada 100.912 orang yang masuk angkatan kerja di Kota Pangkalpinang, Dari total tersebut 6.997 orang di antaranya tercatat menjadi pengangguran

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Warta Kota/Andika Panduwinata
Ilustrasi Seorang buruh PT Victory Chingluh, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang memposting foto dan menuai sorotan dari masyarakat. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Saat ini ada 100.912 orang yang masuk angkatan kerja di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Dari total tersebut 6.997 orang di antaranya tercatat menjadi pengangguran.

Angka ini didapat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pangkalpinang pada tahun 2021.

Baca juga: Ingat Sarah Amalia? Mantan Istri Ariel Noah yang Masih Dipuji Sang Vokalis, Begini Kabarnya Kini

Baca juga: Cara Mudah Usir Tikus dari Rumah, Cukup Pakai Cabai dan Minyak Goreng, Begini Cara Membuatnya

Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Kota Pangkalpinang, Amrah Saktimengungkapkan, tingginya jumlah angka pengangguran di Pangkalpinang disebabkan oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Jumlah tenaga kerja yang ditawarkan saat ini memang lebih besar daripada jumlah tenaga kerja yang diminta.

Dengan kata lain, jumlah yang mencari pekerjaan lebih banyak daripada kesempatan kerja yang tersedia. Belum lagi, ditambah dampak dari adanya pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 lalu.

“Kalau data Badan Pusat Statistik (BPS-Red) Kota Pangkalpinang, tahun 2021 sebanyak 6.997 orang di Pangkalpinang masuk ke dalam kategori pengangguran. Saat ini lapangan kerja yang tersedia 405 lowongan dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 503 orang,” jelas Amrah kepada Bangkapos.com, Rabu (3/8/2022).

Lebih jauh ungkap dia, data pengangguran di Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini diperoleh dari masyarakat yang masuk dalam kategori usia kerja.

Dari total sekitar 225.162 orang penduduk di Pangkalpinang, hampir 44,81 persen atau 100.912 orang masuk ke dalam kategori usia kerja.

Dari total itu saat ini sebanyak 93.915 orang sudah bekerja pada sektor formal dan informal. Rinciannya, sebanyak 53.339 orang bekerja di sektor formal yakni perusahaan yang memiliki badan hukum.

“Sedangkan sisanya sebanyak 40.576 orang bekerja pada sektor informal,” ungkapnya.

Oleh karena itu berdasarkan data yang ada Amrah memprediksi, angka pengangguran di Kota Pangkalpinang akan terus bertambah. Apabila lowongan pekerjaan yang tersedia sedikit dan jumlah tenaga kerja yang terserap kurang, tak dapat dipungkiri permasalahan ini akan semakin kompleks.

“Dari data itu kita prediksi bahwa angka pencari kerja, dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia yang terserap tidak seimbang. Kalau posisi ini terus berulang dapat dipastikan angka pengangguran kita terus bertambah,” tukas Amrah.

Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Kota Pangkalpinang, Amrah Sakti
Kepala Bidang Ketenagakerjaan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSP dan Naker) Kota Pangkalpinang, Amrah Sakti (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Penyebab Pengangguran

Amrah memaparkan, ada beberapa penyebab tingginya jumlah pengangguran. Pertama, para pencari kerja yang ada rata-rata belum memiliki kompetensi rata-rata pasar kerja. Sehingga, mengakibatkan angkatan kerja yang ingin bekerja belum beruntung mendapat kesempatan untuk bekerja.

Kedua, proses mencari lowongan kerja itu atau lowongan kerja terbatas. Ketiga, sarana dan prasarana yang terbatas, sehingga tenaga kerja tidak dapat memenuhi keahlian yang diinginkan pemberi kerja.

“Sumber daya manusia masih kurang mendukung, tenaga instruktur kita yang belum mampu untuk memberikan pelatihan sehingga kurang,” ujar Amrah.

Kendati demikian, saat ini pemerintah kota masih terus berusaha mengatasi pengangguran seacara umum. Mulai dari meningkatkan mobilitas modal dan lapangan kerja. Mengandalkan latihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Mendirikan industri padat karya, mendongkrak daya beli masyarakat agar industri bisa bergerak sampai menyukseskan pembangunan proyek umum yang dilakukan pemerintah.

Sejauh ini, pihaknya terus  melakukan pelatihan yang berbasis kompetensi berbasis wirausaha dan peningkatan kompetensi  keterampilan wirausaha sampai perluasan usaha kerja.

Para pencari kerja yang mendaftar di Pangkalpinang juga masukan ke dalam busa kerja online, sehingga diharapkan mampu memberikan informasi kepada pencari kerja dan tidak terbatas terhadap lowongan kerja yang ada di Kota Pangkalpinang melainkan akses informasi ke seluruh Indonesia.

“Kita juga memanfaatkan sarana digital, mulai website dinas, Instagram, Facebook untuk menyebarkan lowongan kerja,” pungkas Amrah.

Dampaknya

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB), Dr. Devi Valeriani mengatakan, pengangguran merupakan masalah yang kompleks.

Pengangguran menjadi komponen pembentuk kemiskinan, yang akan berujung kepada rendahnya daya beli masyarakat, rendahnya produksi dan akan memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah

Penyebab meningkatnya angka pengangguran pada suatu wilayah sendiri di antaranya lantaran terbatasnya permintaan tenaga kerja, dan tingginya jumlah tenaga kerja yang ditawarkan.

“Atau dapat diartikan tidak terjadi keseimbangan antara supply (Penawaran-Red) dan demand (Permintaan-Red) tenaga kerja,” kata dia kepada Bangkapos.com, Rabu (3/8/2022) malam.

Devi menuturkan, secara teoritikal pengangguran tidak hanya sebatas orang yang yang tidak bekerja, namun juga adalah orang yang sedang mencari pekerjaan dan tenaga kerja yang bekerja namun tidak produktif. Tingginya angka pengangguran di Kota Pangkalpinang dapat terjadi karena banyaknya penduduk usia produktif yang tidak terserap pada lapangan kerja.

Akan tetapi, terdapat hal yang perlu dicermati apakah tenaga kerja sektor formal saja yang telah dihitung dalam kategori pengangguran tersebut. Pasalnya, saat ini terdapat banyak tenaga kerja yang bekerja pada sektor non formal, yakni berwirausaha.

“Apalagi saat ini sangat marak kaum milenial dan wanita berbisnis dari rumah atau membuka usaha mikro dan kecil (UMK-Red). Mereka memperoleh pendapatan, apakah masuk dalam data kategori pengangguran,” terang Devi.

Dekan Fakultas Ekonomi UBB ini menilai, Pengangguran merupakan masalah perekonomian di berbagai daerah dan tidak hanya di Kota Pangkalpinang saja.

Pengangguran mempunyai dampak negatif tidak hanya pada masalah ekonomi, tetapi juga bisa menjadi pemicu kerawanan sosial.

Atas dasar itu permasalahan ini harus bisa diatasi oleh setiap daerah.

Dengan adanya pengangguran maka tingkat produktivitas serta pendapatan masyarakat semakin berkurang. Dari hal itu pula nantinya akan timbul permasalahan sosial seperti kemiskinan.

Di sisi lain, berkurangnya kesempatan kerja yang dapat disebabkan kelesuan ekonomi, turunnya potensi diri, menghilangnya keterampilan kerja, menurunnya pajak penghasilan serta tingkat kesejahteraan masyarakat yang menurun.

“Pengangguran dapat berdampak negatif pada orang itu sendiri, serta kepada masyarakat atau lingkungan sekitar,” sebutnya.

Oleh karena itu kata Devi, ada beberapa langkah alternatif untuk menanggulangi permasalahan pengangguran oleh pemerintah daerah. Pertama, ketika terdapat investor yang akan berinvestasi di Kota Pangkalpinang, wajib berkomitmen untuk menggunakan tenaga kerja dari daerah. Ini akan memberikan dampak bagi masyarakat yang sedang mencari pekerjaan.

Kedua, program yang sedang dilakukan oleh kementerian dan lembaga serta di sebarluaskan pada seluruh wilayah di Indonesia adalah menggerakan wirausaha untuk mengentaskan pengangguran.

Ketiga, dengan banyaknya bantuan dalam bentuk dana hibah, peralatan produksi, pelatihan, bimbingan teknis bagi wirausaha pemula maupun wirausaha yang sudah berjalan hal ini harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

“Masyarakat harus dapat menangkap peluang ini. Dengan berwirausaha akan tercipta kemapanan dan kemandirian ekonomi dan berkurangnya pengangguran,” pungkas Devi. 

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved