Kisah Tragis Akhir Hidup 5 Gembong PKI, Semuanya Ditembak Mati dan Tak Ada Penghormatan Jenazah

Kisah tragis akhir hidup 5 gembong PKI, semuanya ditembak mati dan tak ada penghormatan jenazah.

Penulis: Widodo | Editor: Teddy Malaka
Tangkapan layar YouTube Matahatipemuda
Dipa Nusantara Aidit tokoh dalam tragedi G30S PKI 1965 

Dia bersembunyi di sebuah kamar mandi.

Di sana dia terlibat baku tembak hingga tewas.

Beberapa sumber menyebutkan jenazah Muso kemudian dibawa ke alun-alun dan dibakar.

Amir Syarifuddin, tragedi PKI Madiun 1948
Amir Syarifuddin, tragedi PKI Madiun 1948 (Tangkapan layar YouTube Matahatipemuda)

Amir Syarifuddin

Amir Syarifuddin pernah menempati sejumlah posisi penting saat Indonesia baru merdeka.

Dia pernah menjadi Menteri Penerangan, Menteri Pertahanan, bahkan Perdama Menteri Republik Indonesia.

Tapi hasil perjanjian Renville memutar nasib Amir 180 derajat.

Saat itu Amir menjadi negosiator utama RI dalam perjanjian itu.

Isi perjanjian Renville memang tak menguntungkan RI. Belanda hanya mengakui Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera.

Maka Amir dikecam kiri-kanan. Kabinetnya jatuh.

Dia kemudian bergabung dengan Muso dalam Negara Republik Soviet Indonesia di Madiun tanggal 19 September 1948.

Saat pemberontakan Madiun dihancurkan TNI, Amir melarikan diri.

Dia akhirnya ditangkap TNI di hutan kawasan Purwodadi.

Tanggal 19 Desember 1948, bersamaan dengan Agresri Militer II, Amir ditembak mati bersama para pemberontak Madiun yang tertangkap. Eksekusi dilakukan dengan buru-buru.

Sebelum meninggal Amir menyanyikan lagu internationale, yang merupakan lagu komunis.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved