Jarang Diketahui, Ini Hutan di Indonesia yang Cuma Boleh Dimasuki oleh Wanita Tanpa Busana

Tetapi para wanita yang memasuki hutan ini pun harus mengikuti aturan sesuai dengan tradisi tempat ini, yaitu mereka akan masuk tanpa berbusana atau..

tribunnews.com
Ilustrasi HUtan -- 

"Untuk masuk hutan, perempuan harus telanjang bulat."

"Pakaian apapun, termasuk pakaian dalam, tidak diperbolehkan," katanya.

"Jika laki-laki datang ke hutan, bahkan hanya berdiri dari luar melihat ke dalam,

dia akan dihukum. Kami akan mengambil mereka ke pengadilan adat," kata Adriana.

Lalu, apa yang dilakukan para wanita yang memasuki hutan ini?

Ari Rumboyrusi, warga lainnya, mengatakan bahwa sudah menjadi tradisi bagi perempuan untuk pergi ke hutan bersama-sama untuk menangkap kerang dan mengobrol.

"Saat air surut, kita semua akan pergi ke hutan bersama-sama.

Baca juga: Bacaan Surat Yasin 83 Ayat Termasuk Doa Setelah Membacanya, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Baca juga: Buat Si Dia yang Tidak Peka, Ini Bacaan Doa Agar Dia Merindukan dan Jadi Jodoh Idaman

Baca juga: Bacaan Doa Mustajab Buat Orang Sakit, Bacalah Secara Rutin Agar Cepat Sembuh, Dimulai Bismillah

Baca juga: Pria Muda Bucin Ini Jadi Sorotan, Rela Beri Mahar Ratusan Juta demi Menikahi Wanita Tua & Punya Anak

Baca juga: Lagi, Luna Maya Bikin Iri, Terbang ke Italia, Lalu Foto Bareng Yugyeom GOT7 di Milan Fashion Week

Baca juga: Mahfud MD Sebut Hakim Agung yang Korupsi Ada 2, Jangan Dilindungi Harus Dihukum Berat!

Kami bahkan mengundang teman-teman kami untuk bergabung. Ketika di hutan, kami merasa bebas dan nyaman karena tidak ada pria di sekitar," Ari berbagi dengan BBC.

"Hanya perempuan, jadi kami nyaman berbagi segalanya, telanjang, berenang di laut dan menangkap kerang bersama," tambah Ari.

Setelah itu, para wanita akan membawa kerang, tiram, dan remis ke pasar untuk dijual.

Sayangnya, baru-baru ini hutan keramat tersebut mendapat masalah.

Bukan dari laki-laki, tetapi masalah tersebut berasal dari sampah yang dibuang dari kota-kota terdekat.

"Kami melihat lebih banyak sampah plastik daripada kerang di sini dan sangat sedih karenanya," kata Origenes Meraudje, seorang pejabat setempat.

"Dulu, kami hanya membutuhkan setengah hari untuk mengisi satu perahu dengan kerang," imbuhnya.

"Tapi sekarang, semuanya berbeda."

"Kami menghabiskan waktu seharian dan kami masih belum bisa mengisi setengah dari perahu," jelasnya.

Nah, bagaimana menurut kalian, tribuners?

(*/ )

Sebagian Artikel ini telah tayang di grid danĀ Tribun-Medan.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved