Bekal Setelah Bebas, Warga Binaan Lapas Perempuan Pangkalpinang Dibekali Keterampilan Hidroponik
Lapas Perempuan Pangkalpinang tergolong Lapas yang minimalis dengan ruang kosong yang sangat terbatas, ditambah memang tidak memiliki lahan tanah...
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar CC |
BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ), diberi pembekalan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Hal ini dilakukan agar kelak sejumlah pelatihan itu bisa bermanfaat ketika warga binaan dinyatakan bebas.
Satu di antara pelatihan yang kerap diberikan yakni keterampilan bercocok tanam hidroponik.
Kepala Lapas Perempuan Pangkalpinang, Hani Anggraeni, Selasa (27/9/2022) mengatakan, hidroponik menjadi pilihan dalam bercocok tanam di Lapas Perempuan Pangkalpinang.
Pelatihan menanam sayuran yang tumbuh dengan bantuan cairan mengandung mineral itu sudah sejak lama diberikan.
Baca juga: Stok Vaksin Meningitis Langka, Biro Penyelenggara Haji dan Umrah di Pagkalpinang Mulai Menjerit
Baca juga: Suami Lagi Asyik Selingkuh, Saat Ditelpon Istri Bilangnya Lagi di Mobil Ternyata Bareng Wanita Lain
Baca juga: Pelajar Hendak Tawuran Dibuat Kicep dengan Aksi Emak-emak Berkaus Iwan Fals Bawa Sapu Ijuk
Baca juga: 5 Bacaan Doa Agar Terlihat Cantik dan Bercahaya, Aura Wajah Terpancar Setiap Hari
Baca juga: Cerirta Lyodra Ginting Tentang Kisah Cintanya dengan Riza Syah, Luluh dengan Sikap Sang Kekasih
"Lapas Perempuan Pangkalpinang tergolong Lapas yang minimalis dengan ruang kosong yang sangat terbatas, ditambah memang tidak memiliki lahan tanah yang dapat digunakan untuk berkebun. Tidak berhenti dengan keadaan, serta dengan motto menanam efektif, rawat intensif (Meri) dibuatlah ide pelatihan hidroponik dengan memanfaatkan lahan yang ada," ujar Hani kepada Bangkapos.com, Selasa (27/9/2022).

Menurut Hani, Lapas Perempuan Pangkalpinang berkerjasama dengan kebun selada guna memberikan pelatihan Hidroponik kepada petugas pembinaan dan warga binaan di Lapas. Kemudian dilanjutkan dan diajarkan oleh sesama warga binaan itu sendiri sambil diawasi oleh petugas pembinaan.
"Harapan kami keterampilan hidroponik ini diberikan agar menambah keterampilan kemandirian warga binaan selama di dalam Lapas, sekaligus untuk bekal mereka setelah bebas nanti sehingga memiliki keahlian hidroponik. Nantinya akan digunakan untuk menanam sendiri di pekarangan rumah ataupun bisa dijadikan usaha," katanya.
Saat ini hasil panen hidroponik warga binaan sudah dijual hingga ke luar Lapas.
Pemesanan dilakukan melalui kontak ke petugas pembinaan maupun chat WhatsApp ataupun melalui media sosial Lapas Perempuan Pangkalpinang.
Sementara itu PIhak LPKA Pangkalpinang juga memberi pelatihan bercocok tanam hidroponik untuk para anak didik pemasyarakatan (Andikpas --).
Kepala LPKA Pangkalpinang, Nanang Rukmana, Selasa (27/9/2022) mengatakan, keterbatasan lahan yang ada di Lapas membuat pihknya berinisiatif mengembangkan tanaman hidroponik. Selain itu hidroponik dianggap lebih sehat dan sangat diminati.
"Karena LPKA memiliki problem keterbatasan lahan, jadi hidroponik paling tepat agar proses pembinaan anak-anak tetap jalan. Jadi sejak 2018 kemarin kita bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Langan Kota Pangkalpinang untuk pelatihan hidroponik," sebutnya.
Baca juga: 5 Negara Ini Tak Pernah Rasakan Waktu Malam atau Fenomena Midnight Sun, Apa Saja?
Baca juga: 7 Rekomendasi Film Bertema Putus Cinta, Cocok Buat Kamu yang Lagi Susah Move On
Baca juga: Roro Fitria Dikawal 5 Bodyguard Berbaju Hitam di Sidang Perdana Perceraian, Andre Irawan Tak Ditegur
Baca juga: Kasusnya Viral, Polwan Berulah di September 2022: Selingkuh hingga ada yang Bikin Pak RW Meninggal
Baca juga: Doa Pembuka Pintu Rezeki, Termasuk Doa Pendek Tapi Mendatangkan Rezeki dari Arah yang Tak Disangka
Seiring adanya pelatihan hidroponik yang diberikan ini, kata Nanang diharapkan Andikpas memiliki kemampuan untuk berkebun dengan media hidroponik agar bisa menjadi bekal untuk menyongsong masa depan saat sudah dinyatakan bebas dan kembali berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.
"Sementara ini panen masih dijual dikalangan dalam kantor saja, rata-rata dibeli pegawai dan keluarga pegawai, karena media tanam juga masih terbatas," katanya. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)