Berita Pangkalpinang
Kasus Penculikan Kerap Menyasar Anak-anak, Ini Pendapat Pengamat Sosiolog
Memiliki fisik dan psikologis atau kemampuan yang terbatas untuk menolak dan melakukan perlawanan, jadi faktor anak ijadikan target dari penculik.
Penulis: Rizki Irianda Pahlevy | Editor: nurhayati
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Memiliki fisik dan psikologis atau kemampuan yang terbatas untuk menolak dan melakukan perlawanan, jadi faktor anak di bawah umur kerap dijadikan sebagai target dari para pelaku penculikan.
Hal ini pun diungkapkan Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung Dr. Fitri Ramdhani Harahap, pasca adanya kasus dugaan penculikan terhadap Dhigo Fazero (7) pada Jum'at (30/9/2022) lalu.
Sebelumnya Dhigo Fazero sempat dibawa orang tidak dikenal dengan diiming-imingi jajanan, hingga akhirnya ditemukan sekitar dua jam kemudian oleh pihak Polres Pangkalpinang.
"Peristiwa penculikan ini menjadi cerminan keamanan di lingkungan sekitar kita begitu longgar, di mana memberi peluang terjadinya persitiwa seperti penculikan ini," ungkap Fitri, Selasa (4/10/2022) saat dikonfirmasi Bangkapos.com.
Baca juga: Larangan Ekspor Timah, Asing Lirik Babel, Pengusaha Lokal Diminta Bangun Konsorsium
Baca juga: Berduka Tragedi Kanjuruhan, Ratusan Anggota Polda Babel Bersama Suporter Sepak Bola Doa Bersama
Fitri mengatakan lingkungan harus menjadi tempat yang aman dan nyaman khususnya bagi anak, untuk menghindari adanya tindakan-tindakan yang mengancam keselamatan anak.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan lingkungan kita, khususnya di perkotaan memang telah jauh mengalami perubahan. Hubungan-hubungan sosial yang terbangun, nilai-nilai sosial yang sifatnya mengikat, semakin terdegradasi oleh perkembangan zaman," jelasnya.
Faktor longgarnya ikatan dan nilai sosial, pun diungkapkan Fitri membuat sulitnya melakukan kontrol perilaku.
Baca juga: Beraksi di Enam Masjid di Pangkalpinang, Pencuri Kotak Amal Ini Gunakan Hasilnya untuk Judi Online
Hal ini pun membuat mudahnya adanya, penyimpangan perilaku sosial seperti penculikan dapat terjadi.
Sementara itu Fitri mengungkapkan pentingnya anak-anak diajarkan melindungi diri sendiri, terlebih ketika tidak ada orang tua atau keluarga di sekitarnya.
"Kita sering abai akan hal ini, karena menganggap bahwa kemandirin anak bukan hal penting. Padahal anak harusnya diajarkan sejak dini, mengenai bagaimana melindungi dirinya sendiri," ungkapnya. (Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy)
