Smelter Baru Senilai Rp 1,2 Triliun Milik PT Timah Beroperasi Bulan November, Inilah Keunggulannya

Sistem kerja TSL Ausmelt Furnace dilaksanakan dengan proses otomasi dengan sistem kontrol sehingga bisa mengurangi dampak

Penulis: Iwan Satriawan CC | Editor: Iwan Satriawan
dok/Kapendam II Sriwijaya/ Kolonel Kav Rohyat Happy Ariyanto
Jokowi melihat timah balok dan peralatan proses pengelolaan pasar Timah di Metalurgi Muntok milik PT Timah Tbk (UNMET) atau Smelter milik PT Timah Tbk di Kabupaten Bangka Barat, Kamis (20/10/2022). 

BANGKAPOS.COM-Smelter baru milik PT Timah Tbk yaitu Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat selesai dibangun pada bulan November 2022 ini.

Smelter senilai Rp 1,2 triliun ini sebelumnya telah ditinjau Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (20/10/2022) lalu.

Proyek smelter itu diyakini akan meningkatkan nilai tambah pengolahan timah dalam negeri.

Direktur Utama PT Timah Achmad Ardianto mengatakan, pembangunan pabrik pengolahan timah modern ini akan selesai pada November 2022.

Jokowi melihat timah balok dan peralatan proses pengelolaan pasar Timah di Metalurgi Muntok milik PT Timah Tbk (UNMET) atau Smelter milik PT Timah Tbk di Kabupaten Bangka Barat, Kamis (20/10/2022).
Jokowi melihat timah balok dan peralatan proses pengelolaan pasar Timah di Metalurgi Muntok milik PT Timah Tbk (UNMET) atau Smelter milik PT Timah Tbk di Kabupaten Bangka Barat, Kamis (20/10/2022). (Dok/Kapendam II Sriwijaya/ Kolonel Kav Rohyat Happy Ariyanto)

Beroperasinya smelter ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas produksi dengan proses pengolahan yang lebih efisien.

“PT Timah melaksanakan tranformasi teknologi pengolahan dengan ausmelt sebagai bentuk optimalisasi teknologi, peningkatan kapasitas, efisiensi produksi, dan safety and health environmental,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (23/10/2022) seperti dikutip dari kompas.com.

Ia menjelaskan, TSL Ausmelt Furnace merupakan salah satu bentuk transformasi dan inovasi teknologi pengolahan timah kadar rendah yang dilakukan PT Timah.

Sebelumnya, perusahaan pertambangan timah itu menggunakan reverberatory furnace sebagai teknologi pengolahan.

Sistem kerja TSL Ausmelt Furnace dilaksanakan dengan proses otomasi dengan sistem kontrol sehingga bisa mengurangi dampak risiko kecelakaan kerja.

Selain itu, bisa meningkatkan efektifitas kerja karena memiliki teknologi pengolahan timah yang lebih modern.

Pembangunan smelter PT Timah tersebut bertujuan menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini. Lantaran, ketersediaan biji timah dengan kadar tinggi atau di atas 70 persen Sn sudah terbatas.

TSL Ausmelt Furnace sendiri mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.

Adapun untuk proyek smelter ini, PT Timah menggelontorkan dana sebesar Rp 1,2 triliun yang berasal dari anggaran capital expenditure (capex) perusahaan.

Pengerjaan pembangunan dilakukan oleh PT Wijaya Karya, yang juga menggandeng Outotec sebagai provider yang memiliki teknologi ini.

Pembangunan smelter ini sekaligus merupakan salah satu proyek strategis dari induk BUMN tambang, Mind ID.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved