Bangka Pos Hari Ini
Dominasi 10 Penyakit Teratas, Setiap Tahun 100 Ribuan Warga Bangka Belitung Terserang ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) saat ini mendominasi penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Bangka Belitung (Babel).
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Bangka (P2PL) Anggia Murni mengatakan selain DBD, ISPA menjadi penyakit paling banyak di mana kasusnya mencapai ribuan.
“Untuk ISPA itu kategorinya ada yang balita sama dewasa, kalau untuk rekapan lebih rinci kita belum update lagi, namun kalau terakhir di bulan Oktober itu ada 157 kasus,” bebernya.
Penyakit ISPA saat merebak di wilayah Kabupaten Bangka lantaran faktor cuaca yang tidak menentu saat ini dan mudah berubah sehingga daya tahan tubuh menjadi lemah.
Kemudian, kata Anggia penyakit malaria dan campak juga menjadi ancaman yang mengkhawatirkan masyarakat.
Namun, untuk malaria kasus yang terjadi berasal dari warga luar daerah.
Kemudian untuk campak baru dinyatakan suspect saja.
“Malaria itu ada 4 kasus tapi itu bukan berasal dari dalam daerah, kemudian untuk campak itu baru 11 orang suspect setelah dites hasilnya negatif,” beber Anggia.
Anggia melanjutkan TBC juga menjadi penyakit ancaman di Kabupaten Bangka di mana total kasus hingga saat ini
mencapai di angka 300 an.
Selanjutnya untuk diare Dinkes Bangka mencatat sebanyak 3.477 kasus telah terjadi.
“Kalau untuk diare ini tidak terlalu mengkhawatirkan, tapi kita jangan menganggap remeh, kita harus selalu waspada,” ucapnya.
Kondisi Cuaca Jadi Faktor
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menempati posisi paling atas sebagai penyakit dengan kasus terbanyak di Bangka Belitung.
Pada tahun 2016 penyakit ISPA terdata ada 101.031 orang, tahun 2017 ada 105.783 orang, tahun 2018 ada 130.014 orang, tahun 2019 ada 128.922 orang dan tahun 2020 ada 129.552.
Dokter Umum RSUD Depati Hamzah dr Eva Lestari mengakui kondisi tersebut memang benar adanya.
“Terutama pada tahun ini meningkat drastis ISPA di Bangka Belitung, kita akui hal tersebut,” ucap dr Eva kepada Bangka Pos, Jumat (11/10/2022) sore.
Menurutnya hal tersebut disebabkan kondisi cuaca di Bangka Belitung yang hampir diguyur hujan setiap hari
sepanjang tahun 2022.
“Biasanya Pulau Bangka itu identik dengan panas, tapi saat ini hampir setiap hari hujan, karena kita terbiasa dengan suhu panas maka tubuh tidak terbiasa,” jelasnya.
Akibatnya hal tersebut mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga perubahan suhu itu mengakibatkan masyarakat mudah terkena ISPA.
dr Eva mengungkapkan ISPA merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan.
Saluran pernapasan yang dapat terserang infeksi bisa saluran pernapasan atas atau bawah.
“Meski demikian, ISPA paling sering disebabkan oleh infeksi virus dan paling sering terjadi di saluran pernapasan bagian atas,” bebernya.
Lebih lanjut kata dia, infeksi saluran pernapasan akut adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah.
Infeksi ini selanjutnya dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam.
Di samping itu dewasa ini, ISPA sangat mudah menular dan dapat dialami oleh siapa saja.
“Balita, remaja, dewasa hingga lansia semua potensi bisa terkena sehingga tetap waspada,” lanjut dr Eva.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar masyarakat semakin meningkatkan pola hidup sehatnya, baik itu melalui nutrisi makan ataupun dengan olahraga.
“Minum yang banyak ,dan jaga terus kebersihan lingkungannya,” harapnya.
Menyerang Siapa Saja
Sementara itu Dokter Umum Puskesmas Petaling dr. Nanky Probo Ayu mengungkapkan ISPA memang berpotensi menyerang siapa saja.
Namun balita dan lansia adalah kelompok yang paling rentan terkena lantaran daya tahan tubuhnya yang lemah.
“Karena sifatnya musiman apalagi saat ini sedang musim hujan, cuaca ekstrem sehingga semakin banyak yang mudah terkena ISPA,” jelasnya.
Dirinya mengakui, sebelum pandemi Covid-19 ISPA telah menduduki 10 penyakit terbanyak daripada penyakit lain.
“Ketika pandemi kita menerapkan prokes seperti mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan namun seiring berjalannya waktu prokes itu mulai kendor sehingga tahun ini semakin banyak,” bebernya.
Apalagi ISPA merupakan penyakit yang lebih banyak disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga penyebaran virus ini sangat mudah, maka dengan kendornya prokes, semakin meningkat pola penyakitnya.
Dirinya mengungkapkan ISPA sendiri merupakan infeksi yang menyerang saluran pernapasan baik itu saluran pernapasan atas dan bawah.
“Saluran pernapasan atas di mulai dari bagian lubang hidung, pita suara, laring, dan lainnya kemudian pernapasan bawah meliputi trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli,” pungkasnya.
Infeksi ini lanjut dia diartikan sebagai masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit.
“ISPA juga sering didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia,” ucapnya.
dr. Nanky melanjutkan tanda gejala ISPA biasanya akan muncul dengan cepat dalam beberapa jam sampai beberapa hari misalnya seperti batuk, sulit bernapas, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.
Untuk itu jika terkena ISPA apabila dalam kondisi demam makan diatasi dengan memberikan obat penurun panas seperti paracetamol , berikan makanan yang cukup dan bergizi, pemberian air putih yang banyak.
“Untuk pecegahan diperlukannya program penyehatan lingkungan pemukiman, penyuluhan oleh tenaga kesehatan dan penerapan prilaku hidup bersih dan sehat oleh semua lapisan masyarakat,” pungkasnya. (s2/ynr/u2/v1/v2)