Kisah Suka Duka Sugiono Jadi Pengrajin Pewter, Diremehkan Hingga Bisa Kuliahkan Anaknya
Timah dan pewter menjadi dua hal yang terlampau ia cintai. Ada kepuasan tersendiri jika karya-karya pewternya selesai dengan apik dan dipuji orang.
Penulis: Nur Ramadhaningtyas | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM - Sugiono (55) sudah hapal betul pahitnya menjadi pengrajin pewter di Negeri Serumpun Sebalai.
Sebagai informasi, pewter adalah seni kerajinan tangan yang berbahan dasar timah
Pewter biasanya dibuat Sugiono menjadi cendera mata khas Bangka Belitung seperti alat musik Dambus, jembatan Emas, Kerito Surong, hingga Tudug Saji.
Tersedia juga plakat, hingga trofi yang masing-masing bisa dipesan custom lewat nomor handphone 08127332465.
Kepada Bangkapos.com, ia mengaku tetap bertahan menjadi pengrajin pewter karena terlampau mencintai pekerjaannya.
Timah dan pewter menjadi dua hal bak darah daging yang setiap hari mengalir di tubuhnya.
Ada kepuasan tersendiri jika karya-karyanya selesai dengan apik dan dipuji oleh banyak orang.
Sugiono bisa saja meninggalkan profesinya sekarang, jika mau cepat kaya, namun hal itu tak benar-benar ia lakukan lantaran mengingat sedikitnya generasi muda yang tertarik menggeluti profesi yang sudah 30 tahun lebih ia geluti.
"Kalau mau cepat kaya bise bai (bisa saja) buka usaha lain, jual makanan? setiap hari orang butuh makan? kalau pewter kan enggak setiap hari, omset gak nentu, tapi kalau saya berhenti nanti yang bikin ini (pewter) lagi siapa?" ujar Sugiono saat ditemui Bangkapos.com di rumahnya, Sabtu (13/11/2022).
Pria asal Muntok itu kemudian terus terang bahwa sebenarnya ia juga malu dengan kondisi bengkel atau workshop-nya yang kerap disebut-sebut urakan, tak layak, kurang bonafit, atau sebutan lain yang sering dideskripsikan orang akan tempatnya berkarya itu.
"Nanti jangan kaget ya kalau liat diatas. Disebut kurang bonatif apa gitu ya," ujar Sugiono sembari mengajak Bangkapos.com melihat-lihat ke dalam workshop-nya.
Tapi apa boleh dibilang, sebuah karya seni bisa lahir di mana saja, jalan raya, kolong jembatan, studio mewah, termasuk di lantai dua kediaman Sugiono yang tampak belum diplamir bahkan dicat dindingnya.
Lagu dari band Rock asal Jerman berjudul "Still Loving You" pun beradu nyaring dengan bunyi mesin gerinda yang sedang dinyalakan kedua pengrajin Sugiono.
Mereka tengah sibuk mengasah beberapa bagian dari pewter pesanan IAIN Bangka Belitung.
Tampak keempat tangan itu cekatan mengarahkan cetakan Kerito Surong (kereta sorong) ke segala arah yang harus diasah atau dipotong.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20221113-Sugiono-55-pengrajin-Pewter-saat-ditemui-di-workshopnya.jpg)