Untung Besar di Tahun 2022, PT Timah Tbk Memulai 2023 dengan Pengoperasian TSL Ausmelt Furnace
PT Timah Tbk sudah siap menyambut tahun 2023 dengan pengoperasian smelter berteknologi peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace.
Penulis: Teddy Malaka CC | Editor: Teddy Malaka
"Sembari memastikan keandalan dalam mengoperasikan TSL Ausmelt Furnace, kita menyiapkan SDM dan hal teknis lainnya termasuk supply bahan baku," katanya.
Selain itu, dengan beroperasinya TSL Ausmelt Furnace juga menjadi babak baru dalam sejarah peleburan PT Timah. Sistem kerja TSL Ausmelt Furnace yang serba automasi menyebabkan pola dan budaya kerja yang ikut berubah.
Sehingga peningkatan kompetensi SDM menjadi faktor penting untuk dilakukan agar transformasi teknologi ini berjalan sesuai rencana.
"Tujuan utama kenapa ausmelt dibuat mendapatkan proses peleburan yang efisien dengan teknologi terkini. Sehingga kita bisa menekan biaya peleburan timah dan mendapatkan recovery lebih baik dengan feed yang berbeda karakteristik," katanya.
TINS kata dia tetap optimistis menghadapi tahun 2023, meski kondisi pasar global masih dihantui ketidakpastian, namun timah sebagai salah satu bahan baku produk elektronik masih dibutuhkan.
Laba Naik 87 Persen
PT TIMAH Tbk (“Perseroan”; IDX: TINS) hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian Interim untuk periode yang berakhir 30 September 2022.
Perseroan berhasil membukukan laba bersih pada 9M22 sebesar Rp1.146 miliar, naik 87% dibandingkan 9M21 sebesar Rp612 miliar.
Kenaikan kinerja Perseroan ini didorong oleh meningkatnya harga jual logam timah, efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan interest bearing debt dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen non pertimahan.
Kinerja Operasi
Produksi bijih timah pada 9M22 tercatat sebesar 14.502 ton, turun 19% dibandingkan periode 9M21 sebesar 17.929 ton. Dari jumlah tersebut 35% atau 5.004 ton berasal dari penambangan
darat, sedangkan 65% atau 9.498 ton berasal dari penambangan laut.
Produksi logam timah pada 9M22 tercatat sebesar 14.130 metrik ton, turun 26% dibandingkan periode 9M21 sebesar 19.120 metrik ton.
Penjualan logam timah pada 9M22 tercatatsebesar 15.325 metrik ton,turun 20% dibandingkan periode 9M21 sebesar 19.059 metrik ton.
Meski volume penjualan menurun, Perseroan mencatatkan harga jual rerata logam timah pada 9M22 sebesar USD35.026 per metrik ton, naik 16% dibandingkan periode 9M21 sebesar USD30.158 per metrik ton.
Sepanjang Bulan November 2022, TINS menggelontorkan dana sebesar Rp29,2 miliar dengan rincian biaya operasional Rp14,3 miliar dan biaya investasi sebesar Rp14,8 miliar.