Tribunners
Berkenalan dengan Proyek IPAS SMK
Proyek IPAS memiliki objek kajian berupa benda konkret yang terdapat di alam dan dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris
Oleh: Penri Nababan, S.E. - Guru IPAS SMKN 2 Koba
SEORANG guru bertanya kepada penulis tentang apa itu Proyek IPAS. Selintas penulis terpekur bukan karena tidak tahu jawaban akan pertanyaan itu, melainkan cara menjawabnya agar mengena dan mudah dipahami.
Jadi begini, tahun 2021 sekolah penggerak ataupun SMK Pusat Keunggulan diwajibkan menggunakan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran pada peserta didik kelas X SMK, sedangkan untuk sekolah lainnya baru tahun 2022 diharuskan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada peserta didik kelas X, termasuk sekolah tempat penulis mengabdi. Keunikan dari kurikulum ini bagi penulis yang notabene pada Kurikulum 2013 mengampu mata pelajaran perbankan dasar adalah pengintegrasian mata pelajaran ilmu alam dan ilmu sosial menjadi mata pelajaran yang diberi nama proyek IPAS.
Mata pelajaran proyek IPAS terdiri atas tiga elemen kompetensi yang mengacu pada kompetensi literasi saintifik, yaitu menjelaskan fenomena secara ilmiah; mendesain dan mengevaluasi penyelidikan ilmiah; menerjemahkan data dan bukti-bukti secara ilmiah. Ketiga elemen tersebut disampaikan dalam bentuk proyek sehingga secara otomatis metode pembelajaran dilakukan berbasis proyek.
Adapun dalam satu tahun peserta didik diharapkan mempelajari tujuh aspek dan melakukan proyek terkait aspek tersebut. Satu proyek dapat terdiri atas satu aspek atau gabungan dari beberapa aspek. Masing-masing aspek mempunyai lingkup yang berbeda disesuaikan dengan rumpun bidang keahliannya, di mana rumpun bidang keahlian dibagi menjadi tiga, yaitu rumpun teknologi; rumpun kesehatan dan pekerjaan sosial, agribisnis dan agriteknologi, serta kemaritiman; dan rumpun bisnis dan manajemen, pariwisata, serta seni dan ekonomi kreatif. Ini yang menjadi keunikan berikutnya dari mapel proyek IPAS.
Merancang proyek IPAS SMK
Pada semester ini, penulis ditugaskan mengajar mapel proyek IPAS di Kelas X Akuntansi 1 pada satuan tempat penulis mengabdi yakni SMK Negeri 2 Koba. Penulis akan berbagi pengalaman melakukan pembelajaran proyek IPAS pada aspek makhluk hidup dan lingkungannya di kelas X-AK1.
Kegiatan pembelajaran penulis mulai dengan pelaksanaan asesmen kognitif dan nonkognitif. Asesmen kognitif bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran proyek IPAS dan asesmen awal nonkognitif untuk mengetahui gaya belajar siswa. Hasil asesmen nonkognitif penulis gunakan sebagai referensi dalam membagi kelompok kolaborasi siswa secara heterogen. Tak heran jika dalam tiap-tiap kelompok kolaborasi terdiri atas siswa dengan gaya belajar kinestetik, audiotori, dan visual.
Guna mengoptimalkan kinerja dan kerja sama dalam kelompok, satu kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Kelompok kolaborasi siswa merancang sendiri proyeknya. Artinya, kelompok kolaborasi diberikan kebebasan untuk menentukan proyek apa yang akan dibuat berdasarkan diskusi dengan kelompoknya.
Kelompok kolaborasi harus memberikan alasan memilih proyek tersebut, pembagian tugas untuk masing-masing anggota kelompok, mempresentasikan proyek tersebut, dan mengumpulkan hasil dari proyek. Kelompok siswa dibebaskan untuk mempresentasikan dalam bentuk video, paparan grafis, maupun berbantukan media lainnya.
Ringkasnya, seluruh peserta didik penulis berikan materi dasar tentang makhluk hidup dan lingkungannya setelah itu mereka dalam kelompok kolaborasinya penulis berikan kemerdekaan untuk memilih topik apa yang akan mereka bahas berkaitan dengan makhluk hidup dan lingkungannya pada proyek IPAS.
Keterampilan yang ditumbuhkan dalam proyek kolaborasi kelompok ini di antaranya keterampilan komunikasi dan presentasi, manajemen organisasi dan waktu, penelitian dan penyelidikan, penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, serta pemikiran kritis.
Ada satu kelompok yang menarik untuk penulis bahas di sini karena paparan yang mereka kemukakan di depan kelas berupa video simulasi yang mana pemain dari video simulasi ini adalah mereka sendiri. Yap, Kelompok 2 memilih proyek mitigasi kebakaran untuk mengedukasi bilamana terjadi bencana kebakaran.
Penulis melakukan penilaian formatif selama pembuatan proyek. Kelompok kolaborasi kemudian menampilkan video tentang proyek mitigasi bencana kebakaran di permukiman. Video mereka berisi simulasi oknum masyarakat yang membakar sampah di area rumah susun sederhana, padahal di area tersebut terdapat tanda dilarang membakar sampah, sudah ada beberapa penghuni rusun yang meminta oknum tersebut untuk menghentikan aktivitas membakar sampah, namun tak diacuhkan. Kemudian pejalan kaki yang melintas di sana secara tak sengaja menumpahkan cairan mudah terbakar sehingga api menjalar dan membesar.
Penghuni rusun menjadi panik, secara sigap menghubungi pemadam kebakaran. Beberapa sukarelawan masyarakat mengungsikan penduduk ke tempat yang aman dan menolong penghuni rusun yang terjebak di dalam unit-unitnya. Video simulasi juga menampilkan alat-alat pemadam kebakaran yakni APAR (alat pemadam api ringan) dan cara penggunaannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.